- Bunuh diri
- Serangan bunuh diri
- Bunuh diri di Jepang
- Paduan Lengkap Bunuh Diri
- Daftar negara menurut tingkat bunuh diri
- Shinyo (kapal bunuh diri)
- Bunuh diri menggunakan pembakaran arang
- Menyerahnya Jepang
- Daftar kepala negara dan pemerintahan yang bunuh diri
- Jibakutai
- Jibakutai
- Surabaya bombings
bunuh diri di jepang
Bunuh diri di Jepang GudangMovies21 Rebahinxxi LK21
Bunuh diri di Jepang telah menjadi masalah sosial nasional yang signifikan. Pada 2014, rata-rata 70 orang Jepang melakukan bunuh diri setiap hari, dan kebanyakan adalah pria. Jepang memiliki tingkat bunuh diri yang relatif tinggi ketimbang negara lain, tetapi jumlah bunuh diri berkurang dan pada 2013 telah berada di bawah 30,000 untuk tiga tahun berturut-turut. Tujuh puluh satu persen orang yang bunuh diri di Jepang adalah laki-laki, dan ini merupakan sebab utama kematian dalam kaum laki-laki di usia 20–44.
Selama krisis keuangan Asia tahun 1997, tingkat bunuh diri melonjak drastis, meningkat sebesar 34,7% pada tahun 1998 saja dan bertahan relatif tinggi selama lebih dari satu dekade. Setelah memuncak pada tahun 2003, tingkat bunuh diri secara bertahap menurun, jatuh ke rekor terendah (sejak 1978) pada tahun 2019. Tingkat bunuh diri bulanan di Jepang meningkat sebesar 16% antara Juli dan Oktober 2020, karena sejumlah alasan yang dikaitkan dengan pandemi COVID-19.
Lokasi
Lokasi terkenal untuk bunuh diri adalah Aokigahara, kawasan hutan di kaki Gunung Fuji. Dalam periode menjelang tahun 1988, sekitar 30 kasus bunuh diri terjadi di sana setiap tahun. Pada tahun 1999, 74 kasus bunuh diri terjadi, rekor terbanyak hingga tahun 2002, ketika 78 kasus bunuh diri ditemukan. Tahun berikutnya, sebanyak 105 mayat ditemukan, menjadikan tahun 2003 sebagai tahun paling mematikan yang pernah tercatat di Aokigahara. Daerah tersebut dipatroli oleh polisi untuk mencari kasus bunuh diri. Catatan polisi menunjukkan bahwa pada tahun 2010, ada 247 upaya bunuh diri (54 di antaranya berakibat fatal) di hutan.
Rel kereta api juga merupakan tempat umum untuk bunuh diri, dan Jalur Cepat Chūō terkenal sebagai tempat kasus yang tinggi. Beberapa perusahaan kereta api Jepang telah memasang pintu kasa peron, dan/atau lampu berwarna biru yang dimaksudkan untuk menenangkan suasana hati orang, sebagai upaya untuk mengurangi upaya bunuh diri di stasiun.