Kesultanan Langkat GudangMovies21 Rebahinxxi LK21

    Kesultanan Langkat merupakan kerajaan yang dulu memerintah di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara sekarang. Kesultanan Langkat menjadi makmur karena dibukanya perkebunan karet dan ditemukannya cadangan minyak di Pangkalan Brandan.


    Sejarah




    = Pendirian

    =
    Kesultanan Langkat merupakan monarki yang berusia paling tua di antara monarki-monarki Melayu di Sumatra Timur.
    Pada tahun 1568, di wilayah yang kini disebut Hamparan Perak, salah seorang petinggi Kerajaan Aru yang bernama Dewa Shahdan berhasil menyelamatkan diri dari serangan Kesultanan Aceh dan mendirikan sebuah kerajaan. Kerajaan inilah yang menjadi cikal-bakal Kesultanan Langkat modern.
    Nama Langkat berasal dari nama sebuah pohon yang menyerupai pohon langsat. Pohon langkat memiliki buah yang lebih besar dari buah langsat namun lebih kecil dari buah duku. Rasanya pahit dan kelat. Pohon ini dahulu banyak dijumpai di tepian Sungai Langkat, yakni di hilir Sungai Batang Serangan yang mengaliri kota Tanjung Pura. Hanya saja, pohon itu kini sudah punah.
    Pengganti Dewa Shahdan, Dewa Sakti, tewas dalam penyerangan yang kembali dilakukan oleh Kesultanan Aceh pada tahun 1612. Pada masa kepemimpinan Raja Kejuruan Hitam (1750-1818), serangan terhadap Langkat berasal dari Kerajaan Belanda. Langkat sebelumnya merupakan bawahan Kesultanan Aceh sampai awal abad ke-19. Pada saat itu raja-raja Langkat meminta perlindungan Kesultanan Siak. Tahun 1850 Aceh mendekati Raja Langkat agar kembali ke bawah pengaruhnya, namun pada 1869 Langkat menandatangani perjanjian dengan Belanda, dan Raja Langkat diakui sebagai Sultan pada tahun 1877.


    = Masa Kolonial

    =

    Pada masa pemerintahan Sultan Musa al-Khalid al-Mahadiah Muazzam Shah, seorang administrator Belanda bernama Aeilko Zijlker Yohanes Groninger dari Deli Maatschappij menemukan konsesi minyak bumi di Telaga Said, Pangkalan Brandan. Konsesi pertama eksploitasi minyak bumi diberikan oleh Sultan pada tahun 1883. Dua tahun kemudian, dilakukan pengeboran pertama minyak bumi dari perut bumi. Pada tahun 1892 kilang minyak Royal Dutch yang menjalankan usaha eksploitasi mulai melakukan produksi massal.
    Berkat ditemukannya ladang minyak tersebut, pihak Kesultanan Langkat menjadi kaya raya akibat pemberian royalti hasil produksi minyak dalam jumlah besar. Secara umum bila di bandingkan dengan kesultanan-kesultanan Melayu di Sumatra Timur saat itu, Langkat jauh lebih makmur melebihi harapan. Bersama Kesultanan Siak, Kesultanan Kutai Kartanegara, dan Kesultanan Bulungan, Langkat menjadi salah satu negeri terkaya di Hindia Belanda saat itu. Salah satu sisa kejayaan Langkat yang dapat disaksikan sekarang adalah Masjid Azizi di Tanjung Pura.
    Pada tahun 1907 Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat Shah menandatangani kontrak politik dengan Belanda yang diwakili oleh Jacob Ballot selaku Residen van Sumatra Oostkust. Dalam perjanjian ini batas wilayah Kesultanan Langkat ditetapkan. Daerah-daerah yang termasuk dalam wilayah kekuasaan Sultan terdiri dari Pulau Kumpei, Pulau Sembilan, Tapak Kuda, Pulau Masjid dan pulau-pulau kecil di dekatnya, Kejuruan Stabat, Kejuruan Bingei (Binjai), Kejuruan Selesei, Kejuruan Bahorok, daerah dari Datu Lepan, dan daerah dari Datu Besitang.
    Wilayah Langkat secara administratif dibagi menjadi tiga bagian:

    Langkat Hulu
    Langkat Hilir
    Teluk Haru
    Terjadi perhelatan besar pada bulan November 1926, di mana Sultan Ahmad Sulaimanuddin dari Kesultanan Bulungan di Kalimantan Utara meminang putri Sultan Abdul Aziz yaitu Putri Lailan Syafinah. Oleh rakyat Langkat, Sultan Bulungan dikenal dengan nama Sultan Maulana Ahmad. Jarak antara Bulungan dan Langkat jika ditarik garis lurus mencapai sekitar 2.200 kilometer. Arsip Belanda juga mencatat sejumlah foto pernikahan keduanya di Tanjung Pura, yang juga dirayakan dengan tarian Suku Karo.


    = Masa Pendudukan Jepang

    =
    Pada masa Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, tepatnya saat tentara Kekaisaran Jepang masuk dan membuat Belanda mundur, sejumlah catatan menunjukkan penderitaan rakyat Langkat saat itu. Rakyat diperas dan diperbudak untuk mengerjakan proyek-proyek Jepang. Disini tak ditemukan bagaimana relasi, kontestasi, dan peta politik Langkat dengan kerajaan-kerajaan tetangga.


    = Setelah Proklamasi Kemerdekaan

    =
    Lihat: Revolusi Sosial Sumatra Timur

    Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno dan Hatta, kabar mengenai proklamasi bahkan belum sampai ke Kesultanan Langkat. Tapi tak lama kemudian, suasana mulai memanas. Laskar-laskar terbentuk. Dan pada 5 Oktober 1945, Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah kemudian menyatakan bergabungnya kesultanan dengan negara Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Oktober, Tengku Amir Hamzah diangkat menjadi Asisten Residen (Bupati) Langkat dan berkedudukan di Binjai oleh Gubernur Sumatra, Teuku Muhammad Hasan.
    Kekuasaan Kesultanan Langkat atas politik dan pemerintahan runtuh bersamaan dengan meletusnya Revolusi Sosial yang didukung pihak komunis pada tahun 1946. Pada saat itu banyak keluarga Kesultanan Langkat yang terbunuh, termasuk Tengku Amir Hamzah, penyair Angkatan Pujangga Baru dan pangeran Kesultanan Langkat.
    Puluhan orang yang berhubungan dengan swapraja ditahan dan dipenjarakan oleh laskar-laskar yang tergabung dalam Volksfront. Di Binjai, Tengku Kamil dan Pangeran Stabat ditangkap bersama beberapa orang pengawalnya. Istri-istri mereka juga ditangkap dan ditawan ditempat berpisah. Berita yang paling ironis adalah pemerkosaan dua orang putri Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah pada malam jatuhnya Istana Darul Aman, 9 Maret 1946.
    Setelah menangkap Tengku Amir Hamzah, Peradilan Rimba, demikian istilah bagi laskar-laskar itu, menjatuhkan hukuman pancung bagi Amir Hamzah. Jasadnya kemudian ditumpuk dengan jenazah ke 26 Tengku lainnya. Keesokan harinya jasad Amir Hamzah dikebumikan di Masjid Azizi, Tanjung Pura. Istana Darul Aman memang diserbu dan dibakar, akan tetapi Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah tak turut dibunuh. Ia ditangkap dan diasingkan ke Batang Serangan hingga kemudian Belanda membebaskannya pada bulan Juli 1947.
    Setelah Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah wafat pada tahun 1948, para Sultan Langkat praktis kehilangan kekuasaan politiknya dan hanya bertakhta sebagai Pemangku Adat dan Kepala Keluarga Kerajaan.


    Daftar Penguasa



    Berikut adalah raja-raja Kesultanan Langkat:

    1568-1580: Panglima Dewa Shahdan
    1580-1612: Panglima Dewa Sakti, anak raja sebelumnya
    1612-1673: Raja Kahar bin Panglima Dewa Sakdi, anak raja sebelumnya
    1673-1750: Bendahara Raja Badiuzzaman bin Raja Kahar, anak raja sebelumnya
    1750-1818: Raja Kejuruan Hitam (Tuah Hitam) bin Bendahara Raja Badiuzzaman, anak raja sebelumnya
    1818-1840: Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, keponakan raja sebelumnya
    1840-1893: Tuanku Sultan Haji Musa al-Khalid al-Mahadiah Muazzam Shah (Tengku Ngah) bin Raja Ahmad, anak raja sebelumnya
    1893-1927: Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah bin Sultan Haji Musa, anak raja sebelumnya
    1927-1948: Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah bin Sultan Abdul Aziz, anak raja sebelumnya
    1948-1990: Tengku Atha'ar bin Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, anak raja sebelumnya, sebagai pemimpin keluarga kerajaan
    1990-1999: Tengku Mustafa Kamal Pasha bin Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, saudara raja sebelumnya
    1999-2001: Tengku Dr. Herman Shah bin Tengku Kamil, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah
    2001-2003: Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin Tengku Murad Aziz, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, gelar Sultan dipakai kembali
    2003-Sekarang: Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin Tengku Maimun, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah


    Galeri





















    Lihat Pula


    Kesultanan Serdang
    Kesultanan Deli
    Kesultanan Asahan
    Kabupaten Langkat
    Kota Binjai
    Pangkalan Brandan
    Tanjung Pura


    Rujukan




    Pranala luar


    (Indonesia) Aru Dahulu, Langkat Kemudian Diarsipkan 2011-06-16 di Wayback Machine.
    (Indonesia) Sultan van Langkat
    (Inggris) Halaman Royal Ark tentang Kerajaan Langkat
    (Inggris) Kesultanan Langkat di University of Queensland

Kata Kunci Pencarian:

kesultanan langkatkesultanan langkat berdiri pada tahunpeninggalan kesultanan langkatbendera kesultanan langkatkeruntuhan kesultanan langkatpembantaian kesultanan langkatlambang kesultanan langkatruntuhnya kesultanan langkatmakam kesultanan langkatmakalah kesultanan langkat
langkat5

langkat5

Langkat Sultanate Mosque Stock Photos - Free & Royalty-Free Stock ...

Langkat Sultanate Mosque Stock Photos - Free & Royalty-Free Stock ...

Keluarga Tuanku Munawir: The Sultanate of Langkat

Keluarga Tuanku Munawir: The Sultanate of Langkat

Lembaga Pendidikan di Kerajaan Langkat - Damarku.id

Lembaga Pendidikan di Kerajaan Langkat - Damarku.id

(PDF) Peninggalan Kesultanan Langkat Dalam Perkembangan Pendidikan ...

(PDF) Peninggalan Kesultanan Langkat Dalam Perkembangan Pendidikan ...

Logo Kabupaten Langkat | Pusat Logo Vektor

Logo Kabupaten Langkat | Pusat Logo Vektor

Masjid Azizi – Masjid Kesultanan Langkat – Sumatera Utara

Masjid Azizi – Masjid Kesultanan Langkat – Sumatera Utara

Langkat Kembali Bergeliat - Historia

Langkat Kembali Bergeliat - Historia

Diambil dari Nama "Pohon Langkat", Ini 4 Fakta Sejarah Kesultanan Langkat

Diambil dari Nama "Pohon Langkat", Ini 4 Fakta Sejarah Kesultanan Langkat

Sejarah Kesultanan Langkat (1568-Kini)

Sejarah Kesultanan Langkat (1568-Kini)

Sejarah Kesultanan Langkat Lengkap

Sejarah Kesultanan Langkat Lengkap

Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Langkat Sumatera Utara - Kota Islam

Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Langkat Sumatera Utara - Kota Islam