- Ninurta
- Tukulti-Ninurta I
- Ur-Ninurta
- Ninurta-apal-Ekur
- Kaisar
- Kerajaan Asyur Baru
- Ninos
- Daftar nama dalam Alkitab diawali huruf N
- Ashurnasirpal II
- Kalender Babel
- Ninurta
- Tukulti-Ninurta I
- Typhon
- Tukulti-Ninurta II
- Assyria
- Anzû
- Ashurbanipal
- Kar-Tukulti-Ninurta
- Hymn to Ninurta as Savior
- Seven-headed serpent
- Ninurta - Wikipedia
- Ninurta - World History Encyclopedia
- Ninurta | Definition, Associations, Mesopotamian Religion, & Facts ...
- Ninurta / Ningirsu, “Double-Seed” Son To Enlil, Heir To Heaven
- Ninurta: The Famous Mesopotamian God of Agriculture and War
- Ninurta, god of victory - Open Richly Annotated Cuneiform Corpus
- Ninurta: The Mighty God of War in Ancient Mesopotamian …
- Ninurta: God of War and Agriculture | Ancient Origins
- Ninurta: Sumerian God of Agriculture, Medicine, War, and Victory
- Ninurta : God of Agriculture - Mythlok
ninurta
Ninurta GudangMovies21 Rebahinxxi LK21
Ninurta (disebut juga Ningirsu, Pabilsag dan dalam alkitab Nimrod) adalah dewa perang, dewa perburuan, dewa matahari, dewa pertanian dan dewa penguasa angin selatan bangsa Sumeria dan Akkadia.
Dalam Bahasa Sumeria, Nin berarti dewa dan urta berarti bulir gandum. Ninurta sering digambarkan sedang memegang busur dan panahnya serta pedang berbentuk sabit. Dia juga sering digambarkan sedang berdiri di punggung binatang yang tampak ganjil dengan badan singa dan ekor kalajengking yang sedang mengejar singa raksasa dengan ekor, kaki dan sayap burung.
Ninurta pertama kali muncul dalam teks kuno pada awal millennium ketiga sebelum masehi (SM) sebagai dewa pertanian kota Girsu (dari sini juga asal nama lainnya Ningirsu atau dewa kota Girsu) dan kota Larak (dikenal dengan nama Pabilsag). Girsu dan Larak adalah bagian dari Sumeria.
Ninurta adalah anak dari Enlil dan Ninhursag namun pada beberapa kisah, orangtuanya adalah Enlil dan Ninlil. Ninurta menikah dengan Gula, dewi penyembuhan (walaupun pada beberapa inskripsi, sebagai Ningirsu dai menikah dengan dewi Bau). Sekitar tahun 1500 SM, Ninurta masih sebagai dewa pertanian.
Kekaisaran Asiria dan Neo-Asiria menggambarkan Ninurta sebagai putra Dewa Asur. Pada masa pemerintahan Ashurnasirpal II (884-859 SM), dibangun kuil Eshumesha yang besar dan ziggurat (bangunan besar pada masa Mesopotamia kuno) di kota baru Kalhu. Ninurta juga dipakai sebagai perlindungan dan bantuan untuk urusan militer oleh sejumlah kerajaan pada masa Mesopotamia kuno dari tahun 3300-612 SM saat kekaisaran Neo-Asiria akhirnya jatuh.
Ninurta sebagai dewa perang telah disebutkan dalam Epos Anzû (dikenal juga dengan Penaklukan Zû) di mana burung Anzû mencuri Lempeng Takdir dari Enlil. Ninurta dibantu oleh Enki berhasil mengalahkan burung Anzû dan membawa lempeng takdir milik Enlil kembali ke Nippur. Kisah tentang Ninurta juga disebut dalam puisi kepahlawanan Lugal-e. Diceritakan tentang pertempurannya melawan Asag yang dalam usahanya tersebut, membuat sistem irigasi sungai Tigris dan Eufrat, mempelajari cara membuat tanggul, menganalisa jenis batu dan fungsinya. Pada dasarnya puisi kepahlawanan ini menceritakan sifat petarung Ninurta dan kemampuannya sebagai dewa pertanian.
Mitologi
= Lugal-e
=Kisah yang disebut juga O King, Storm of Majestic Splendor ini, dimulai dengan penggambaran Ninurta sedang di tengah perayaan saat menerima pesan dari Shahur. Shahur adalah senjata andalan Ninurta yang berbentuk gada dan bisa berbicara. Shahur memberi kabar bahwa di atas pegunungan telah terjadi pemberontakan oleh batu dan tumbuhan yang dipimpin oleh petarung kejam yang bernama Asag. Asag sendiri digambarkan sebagai iblis yang tidak kenal takut, tidak mempan dengan ayunan tombak dan kapak. Di bawah perintah Asag, bebatuan berjatuhan dari gunung, menghancurkan kota di bawahnya. Sharur juga memberitahunya bahwa Asag berencana untuk merebut tahta. Ninurta segera bertindak, dia menciptakan badai angin yang sangat besar yang menghancurkan musuh-musuhnya namun tidak mampu menemukan Asag. Peringatan Shahur agar Ninurta untuk tidak menyerang Asag langsung ke markasnya, diabaikan. Shahur yang melihat Ninurta terdesak, akhirnya terbang ke Nippur dan meminta bantuan kepada Enlil yang memberinya kekuasaan atas angin badai dari kayangan dan senjata pemukul yang sangat hebat. Dengannya, Ninurta berhasil mengalahkan Asag.
Setelah kemenangannya, Ninurta mendapati sungai Tigris tidak memiliki air yang cukup sehingga terjadi bencana kelaparan. Ninurta kemudian membelokkan aliran air dari pegunungan. Dia menggunakan batu-batu yang hancur setelah peperangan melawan Asag untuk membangun bendungan dan sistem irigasi. Hasilnya, panen buah, sayuran dan ladang gandum yang berlimpah. Ibu Ninurta, Ninmah kemudian turun dari kayangan dan berkunjung. Ninurta mempersembahkan hasil kerjanya untuk ibunya dengan menyebutnya Ninhursag atau wanita dari gunung. Setelah selesai membuat irigasi, mitos tentang Ninurta kemudian menceritakan bagaimana dia mulai memilih, memilah dan menganalisis bebatuan. Saat inilah dia membuat keputusan terhadap bebatuan yang melakukan pemberontakan di bawah pimpinan Azag dan bebatuan yang memilih berada di pihaknya. Beberapa batu dihukum oleh Ninurta menjadi batu yang mudah terkikis oleh erosi, ada yang dipakai untuk menghancurkan batu yang lain, ada batu yang dipahat, dilubangi dan digosok dengan berbagai macam cara. Ninurta menghukum kepundan dan batu basal karena sudah bertarung melawannya dengan cara membuat mereka menjadi cetakan para tukang emas. Batu kapur, dihukum dengan fungsinya sebagai pondasi untuk tanah berlumpur. Batu yang memihak kepada Ninurta diberi hadiah dengan menjadikan mereka batu berharga seperti batu lapis lazuli.
= Epos Anzû
=Cerita tentang Ninurta dan Anzu ini ada dalam dua versi. Versi Babilonia lama (1850-1500 SM) dengan nama Ningirsu dan versi Babilonia baru dengan nama Ninurta (1500-600 SM). Dalam kisah ini, Lempeng Takdir Enlil diambil oleh burung Anzu yang pada awalnya adalah penjaga tempat sucinya.. Lempeng ini memegang takdir dewa-dewa dan manusia. Bukan hanya itu saja, siapapun yang memilikinya adalah pemegang kekuasaan. Burung Anzu sudah menunggu sekian lama untuk mencuri lempeng ini. Dari tempatnya berjaga, Anzu bisa melihat bahwa pada saat Enlil mandi, Lempeng Takdir ini selalu dia letakkan. Jadi dia menunggu kesempatan tersebut, mengambil lempengnya dan terbang ke arah pegunungan. Enlil memerintahkan Adad untuk mengambil kembali lempeng yang dicuri. Namun dia menolak dengan alasan tidak ada yang akan mampu mengalahkan Anzu dengan lempeng tersebut di tangannya. Enlil lalu meminta Girra dan Shara namun mereka pun menolak dengan alasan yang sama. Dewa Ea yang bijak lalu menyarankan Enlil untuk meminta bantuan Ninurta anaknya. Ninurta setuju untuk menerima tugas tersebut. Lempeng Takdir ini memiliki kekuatan membalikkan waktu, sehingga setiap kali Ninurta melepaskan anak panahnya, mereka akan terurai dan kembali ke komponen asalnya. Tangkai senjata kembali menjadi pohon rotan, bulu kembali menjadi burung, bahkan busur Ninurta kembali ke pohon dan tali busurnya kembali menjadi domba. Namun Ninurta kemudian memanggil angin selatan untuk mematahkan sayap Anzu dan membuatnya terjatuh ke tanah. Ninurta kemudian membelah tenggorokan Anzu. Mengetahui kemenangan ini, Enlil mengirim kurir, Birdu, untuk memerintahkan Ninurta menyerahkan Lempeng Takdir tersebut. Dikisahkan bahwa Ninurta pada awalnya menolak, tetapi akhirnya menyerahkan lempeng tersebut dikembalikan kepada Enlil.
Referensi
Kata Kunci Pencarian: ninurta
ninurta
Daftar Isi
Ninurta - Wikipedia
ĜIR 2.SU, meaning "Lord [of] Girsu "), [2] is an ancient Mesopotamian god associated with farming, healing, hunting, law, scribes, and war who was first worshipped in early Sumer. In the earliest records, he is a god of agriculture and healing, who cures humans of sicknesses and releases them from the power of demons.
Ninurta - World History Encyclopedia
Feb 2, 2017 · Ninurta (identified with Ningirsu, Pabilsag, and the biblical Nimrod) is the Sumerian and Akkadian hero-god of war, hunting, and the south wind. He first appears in texts in the early 3rd millennium...
Ninurta | Definition, Associations, Mesopotamian Religion, & Facts ...
Ninurta, in Mesopotamian religion, city god of Girsu in the Lagash region. Ninurta was originally the Sumerian god of springtime thunder and rainstorms and of the plow and plowing and was later a deity of war. He was the son of Enlil and Ninlil and was married to Bau, queen of Nippur.
Ninurta / Ningirsu, “Double-Seed” Son To Enlil, Heir To Heaven
Mesopotamian God Ninurta, Temple of Ninurta. 1h - Ninurta in his weaponized sky-disc / flying saucer, usually depicted as a winged beast or storm bird. 2b - Marduk in his winged sky-disc / flying saucer in areal battle with Ninurta, Inanna atop her ziggurat residence, & Ninhursag; cousins battle cousins for supremacy on Earth.
Ninurta: The Famous Mesopotamian God of Agriculture and War
Jan 11, 2022 · Ninurta, the ancient Mesopotamian god, significantly influenced Sumerian culture as a deity of agriculture, healing, and war. Known as the son of Enlil and Ninmah, Ninurta's evolution from a nurturer of crops to a fearsome warrior reflects societal changes across Sumer, Akkad, and Babylon.
Ninurta, god of victory - Open Richly Annotated Cuneiform Corpus
Ninurta, god of victory, occupied a splendid temple right next to the royal palace. It was one of the first of Kalhu's buildings to be completed, reflecting this deity's importance for Assyrian kingship.
Ninurta: The Mighty God of War in Ancient Mesopotamian …
Ninurta, the son of Enlil, the supreme god in Sumerian mythology, commands a prominent position in the pantheon of ancient Mesopotamia. As the divine offspring of Enlil, Ninurta’s existence traces back to the earliest civilizations of Sumer.
Ninurta: God of War and Agriculture | Ancient Origins
Oct 27, 2018 · Ninurta was a Mesopotamian deity associated with war, agriculture, and the scribal arts. He could be thought of as a defender of civilization against chaos. Ninurta was originally revered in southern Mesopotamia and later in the north under the Assyrian kings. He remained a prominent deity until the fall of the Assyrian Empire.
Ninurta: Sumerian God of Agriculture, Medicine, War, and Victory
Nov 9, 2023 · Ninurta is an ancient Mesopotamian god of agriculture, victory, war, hunting, and the South Wind. His name may mean “Lord of arable earth” or “Lord of barley.”
Ninurta : God of Agriculture - Mythlok
Ninurta was an ancient Mesopotamian god who was associated with farming, healing, hunting, law, scribes, and war. He was originally the Sumerian god of springtime thunder and rainstorms and of the plow and plowing and was later a deity of war.