sunan

    Sunan GudangMovies21 Rebahinxxi LK21

    Sunan, dalam budaya suku-suku di Pulau Jawa, adalah sebutan bagi orang yang diagungkan dan dihormati, biasanya karena kedudukan dan jasanya di masyarakat. Kata ini merupakan penyingkatan dari susuhunan. Kata ini berarti tempat penerima "susunan" jari yang sepuluh, atau dengan kata lain "sesembahan".
    Pada periode sejarah Jawa pra-Islam gelar ini jarang dipakai atau tidak banyak didokumentasi. Pada awal-awal masuknya Islam di Jawa, gelar ini biasa diberikan untuk mubaligh atau penyebar agama Islam, khususnya di tanah Jawa pada abad ke-15 hingga abad ke-16. Selain sunan, ada pula mubaligh lainnya yang disebut syekh, kyai, ustadz, penghulu, atau tuan guru. Gelar "sunan" atau "susuhunan" juga diberikan kepada penguasa Kraton Surakarta Hadiningrat (Kasunanan Surakarta).


    Gelar penguasa Jawa


    Pemakaian lainnya untuk istilah "sunan" dan "susuhunan" adalah sebagai gelar bagi raja-raja dari Kesultanan Mataram semenjak Amangkurat I hingga suksesi pada Kasunanan Surakarta sampai sekarang. Ini adalah warisan Sultan Agung dari kerajaan Mataram Islam, yang mengklaim sebagai Sultan dan Sayidin Panatagama, yaitu raja dan pemimpin agama bagi masyarakat Jawa.


    Walisongo


    Walisongo adalah sembilan orang penyebar agama Islam di pulau Jawa yang paling terkenal di antara mereka yang mendapat sebutan sunan. Istilah Walisongo berasal dari kata wali (bahasa Arab, yang berarti wakil, dan sanga (bahasa Jawa, yang berarti sembilan). Mereka dianggapnya sebagai mubaligh agung, baik dari segi ilmu agama Islam maupun bobot segala jasa dan karomahnya terhadap kehidupan masyarakat dan kenegaraannya. Berikut ini adalah daftar sembilan wali yang secara umum dianggap sebagai Walisongo tersebut:

    Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
    Sunan Ampel atau Raden Rahmat
    Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
    Sunan Drajat atau Raden Qasim
    Sunan Kudus atau Jaffar Shadiq
    Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
    Sunan Kalijaga atau Raden Said
    Sunan Muria atau Raden Umar Said
    Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah


    Sunan-sunan lain


    Beberapa mubaligh lainnya selain Walisongo, khususnya yang terlibat dalam masa awal penyebaran agama Islam di Jawa, juga disebut sunan. Berikut ini adalah beberapa mubaligh lainnya yang mendapat gelar sunan:

    Sunan Bangkalan
    Sunan Bungkul
    Sunan Dalem
    Sunan Geseng, adalah murid Sunan Kalijaga
    Sunan Ngadilangu
    Sunan Ngerang
    Sunan Ngudung, adalah ayah Sunan Kudus
    Sunan Prawata, adalah putra sulung Sultan Trenggana
    Sunan Sendang Duwur
    Sunan Tembayat atau Sunan Pandanaran II, bupati kedua Semarang
    Sunan Wilis
    Sunan Lawu, Raden Gugur, putra Brawijaya-V


    Penggunaan dalam masyarakat Sunda dan Tengger


    Orang Sunda memakai "sunan" untuk menyebut orang yang memiliki kedudukan terhormat (Susuhunan). Salah satu contohnya adalah penyebutan tokoh Sunan Ambu, sosok perempuan mulia yang merupakan "ibu" dari kebudayaan dan peradaban Sunda.
    Masyarakat Tengger yang mewarisi tradisi Jawa pra-Islam, menyebut beberapa nama leluhur dan roh-roh pelindung dengan gelar sunan
    Seperti Sunan Pernoto (roh yang mendiami pura luhur ponten dan juga salah satu anak Rara Anteng dan Joko Seger), Sunan Perniti (pelindung tangga naik ke Bromo, juga salah satu anak Rara Anteng dan Joko Seger), Sunan Dewa Kusuma (roh yang mendiami kawah Bromo, juga salah satu anak Roro Anteng dan Joko Seger), dan Sunan Ibu (Roh Bromo).


    Lihat pula


    Sultan
    Kasunanan Surakarta


    Referensi

Kata Kunci Pencarian: sunan

sunan kalijagasunan gunung jatisunan ampelsunan kudussunan umksunan girisunan gresiksunan bonangsunan muriasunan drajat