- Source: Amas Madina
Sultan Mas (Amas) Madina atau Amasa Samawa Dewa Mas Madina atau Sultan-Moeharram-Haroena-r-rasjied (Datu Bala Balong) bin Dewa Mas Bantan (lahir: 20 Maret 1688 Masehi/17 Jumadil awal 1099 Hijriyah) adalah Sultan Sumbawa ke-4 (m. 1702-1725 ).
Putra kedua Dewa Mas Bantan yang bernama Amas Madina alias Amasa Samawa Dewa Mas Madina dinobatkan sebagai Sultan Sumbawa.
Pada masa pemerintahan Amas Madina alias Amasa Samawa Dewa Mas Madina mulai ditata dan diatur dengan baik dasar–dasar pemerintahan menurut adat barenti ko Syara’. Syara’ barenti ko kitabullah, sebagaimana tertuang dalam Manik Kamutar Dewa Masmawa (Piagam) yang meletakkan Tiga Dasar Pokok Pemerintahan:
Politik, Keamanan dan Pertahanan
Kemakmuran Rakyat
Ketakwaan Kepada Allah SWT.
Keluarga
Amasa Samawa Dewa Mas Madina atau Amas Madina menikahi I Rukkia KaraEng Agangjene Arung Barru VII, putri Addituang Sidenreng V (La Mallewai).
Pernikahan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 29 November 1702 (10 Rajab) dan memperolah seorang Putri yang diberinama I Sugiratu Karaeng Bontoparang. Selanjutnya pada tanggal 16 Desember 1704 (10 Syaban) Mas Madiana menikahi Batari Toja Aru Timurung dan pada hari Rabu tanggal 22 Mei 1708 (2 Rabiulawal) Mas Madina menikahi Karaeng Pasi (saudarinya Sirajuddin)
Hidjará sanná 1116. 19 Djoeli, 17 Râbelé-aoewalá, allo ahá. Namamaná KaraëAgaang-djéné(í) ri Karaë-Sambawa I-Soegi.
Membangun istana
Dewa Masmawa Sultan Jalaluddin Muhammadsyah I membangun sebuah Istana yang sangat ternama keindahannya yang diberi nama Istana Bala Balong.
Pemakaman
Pada tahun 1722, atas desakan seorang Syekh, Amas Samawa Mas Madina memimpin langsung pasukan perangnya untuk berjihad mengusir penjajah dari bumi Selaparang, pulau Lombok, bersama saudaranya Mas Palembang Dewa Maja Jareweh (Datu Jereweh) dan Jalaluddin Datu Taliwang (Dewa Lengit Ling Gunung Satya).
Namun naas, dalam peperangan tersebut Sultan Amas Madina mangkat bersama saudaranya Mas Palembang Dewa Maja Jareweh pada tanggal 28 Jumadilawal 1137 Hijriyah/12 Februari 1725 Masehi. Makam keduanya terdapat di Apitaik, Lombok Timur.
Catatan Kerajaan Bima Bo' Sangaji Kai Naskah No. 34
Sitti Maryam Rachmat Salahuddin (1999:56) dalam Catatan Kerajaan Bima Bo' Sangaji Kai pada Naskah No. 34 yang ditulis sejaman Lalu Muhammad (Sultan Muhammad Kaharuddin II) menulis bahwa Raja Sumbawa Dewa Mas Madina merupakan keturunan (cicit) Raja Maja Paruwa:
Turunan Raja-Raja di Sumbawa
Bahwa ini peringatan turun-temurun bangsa raja yang empunya kerajaan Sumbawa, itulah raja yang bernama Raja Maja Paruwa yang memperanakkan dua orang perempuan, yaitu seorang yang diperistrikan oleh Raja Banjar, maka beranak seorang laki-laki, itulah menjadi Raja Taliwang yang hilang di Tallo'. Kemudian berapa lama antaranya maka matilah istrinya Raja Banjar itu anak Raja Maja Paruwa, maka takdir Allah taala maka diperistrikan pula adik istrinya anak Raja Maja Paruwa, maka diperanakkan lagi seorang laki-laki, itulah yang dinamai Datu Loka menjadi Raja Sumbawa, itulah yang pergi di Mengkasar memperistrikan anak Raja Tallo' Taminar Lampana, yaitu cucunya oleh Yang Dipertuan Kita Mantau Uma Jati ialah Sirajudin, memperanakkan empat orang, seorang bernama Balasawo, dan seorang lagi Raja Sumbawa yang hilang di Bali, dan seorang perempuan bernama [Datu] Tengah, dan seorang lagi bernama Datu Jereweh.
Adapun yang bernama Balasawo itu tiada beranak, dan Raja Sumbawa yang hilang di Bali beranak seorang perempuan bernama Datu Bini. Maka Datu Bini diperistrikan oleh Raja Mengkasar bernama Karaeng Bonto Langkasa, maka beranak seorang perempuan bernama Siti Hadijah, itulah diperistrikan oleh Datu Pengantin anak Raja Taliwang dengan Raja Banjar. Maka ialah beranak seorang laki-laki, itulah Raja Sumbawa yang besar badannya. Maka Raja Sumbawa yang besar badannya itu diperanakkan lagi seorang laki-laki bernama Lalu Muhammad, menjadi Raja Sumbawa sekarang ini adanya.
Seperkara lagi Datu Jereweh saudaranya oleh yang hilang di Bali, maka beranak seorang laki-laki bernama Datu Susun, itulah menjadi raja yang memperistrikan anak raja yang hilang di Bali bernama Datu Bini itu akan tetapi tiada beranak. Dan lagi seperti saudaranya bernama Datu Tengah, itulah yang beranak empat orang, pertama-tama Tuan Kita Manuru Daha, dan kedua Tuan Kita bernama Abdullah yang hilang di Bali, ketiga perempuan Paduka Tallo', dan keempat laki-laki Raja Sumbawa yang empunya kubur di Tanah Taraha, itulah pangkatnya yang tiada berhingga menjadi Raja Sumbawa sampai sekarang ini. Intaha demikianlah adanya. Datu Tengah diperistrikan oleh Tuan Kita Sultan Hasanuddin ma Bata Bou.
Silsilah kekerabatan dengan Kesultanan Gowa dan Kerajaan Tallo
Sultan Amas Madina dan Raja-raja di Sumbawa menurut naskah Hikayat Raja-raja Banjar dan Kotawaringin dan Majelis Adat - Lembaga Adat Tanah Samawa (LATS) serta Bidang Kebudayaan - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, memiliki leluhur seorang bangsawan dari Kesultanan Banjar yang bernama Raden Subangsa bergelar Pangeran Taliwang yang memiliki seorang putra di Taliwang bernama Amas Mattaram Datu Taliwang dan seorang putera lainnya di Sumbawa Besar bernama Raden Bantan (Dewa Mas Bantan Datu Loka) yang menjadi Sultan Sumbawa ke-3.
Kekerabatan dengan Sultan Banjar
Raja Banjar Sultan Sulaiman Rahmatullah / Sulaiman Saidullah II (bin Panembahan Kaharuddin Halilullah, Sultan Tahmidillah II, Sunan Sulaiman Saidullah I, Sunan Nata Alam) telah menerima sebuah tombak pusaka bernama Kaliblah dari sepupunya Raja Sumbawa XIII Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II (bin Dewa Masmawa Sultan Mahmud anak Ratoe Laija).
Tertulis dalam buku Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde volume 14 (1864:503):
Omtrent de lans Kaliblah wordt het navolgende verhaald. Zij behoorde vroeger tot de rijkswapens van den Sultan van Sumbawa. Een dezer Sultans nu was in het huwelijk getreden met Ratoe Laija, eene zuster van Sultan Tahmid Ilah II van Bandjermasin. Uit dat huwelijk is de Sulthan Mohamad, die later over Sumbawa geregeerd heeft geboren.
Berikut ini terkait dengan tombak Kaliblah. Tombak ini dulu milik senjata nasional Sultan Sumbawa.
Salah satu Sultan ini (Dewa Masmawa Sultan Mahmud) sekarang menikah dengan Ratoe Laija, saudara perempuan dari Sultan Tahmid Illah II (disebut juga Panembahan Kaharuddin Halilullah Raja Banjar 1785-1808) dari Bandjermasin.
Buah dari pernikahan itu adalah Sulthan Mohamad (Lalu Muhammad, Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II Raja Sumbawa XIII 1795-1816), yang kemudian memerintah atas Sumbawa.
= Daftar pustaka
=Gibson, Thomas (2007). Islamic Narrative and Authority in Southeast Asia: From the 16th to the 21st century. 11 W 42nd St, New York, NY 10036, USA: Springer Publishing. ISBN 978-0230605084.
Rujukan
Pranala luar
https://www.geni.com/people/I-Mappasempa-Daeng-Mamaro-Opu-Mangnguluang-Karaeng-Bontolangkasa/6000000054557739880
http://onesearch.id/Record/IOS3765.SULSE000000000089230
http://id.rodovid.org/wk/Orang:305086 Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II (Gusti Mesir Abdurrahman)
http://laporancuaca.blogspot.co.id/2015/09/bangsa-dari-awan.html
http://aryheritage.blogspot.co.id/2016/11/makam-makam-tua-di-pulausumbawa-nusa.html
Kata Kunci Pencarian:
- Amas Madina
- Kesultanan Sumbawa
- Amas Mattaram
- Sultanah Siti Aisyah
- Kesultanan Gowa
- Mas Bantan
- Pangeran Taliwang
- Muhammad Kaharuddin I
- Muhammad Jalaluddin Syah III
- Dewa Mappaconga Mustafa
- List of state leaders in the 18th century
- List of cemeteries in Accra
- List of airline codes
- List of Philippine films of the 1950s
- List of candidates in the 2024 Ghanaian parliamentary election
- M.anifest
- Accra Metropolitan District
- 2024–25 Iraq Stars League
- List of stadiums by capacity
- Zubayr ibn al-Awwam