Antibiotik laktam beta adalah golongan
Antibiotik yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin
laktam beta dan umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Terdapat sekitar ± 56 macam antibotik
laktam beta yang memiliki antivitas antimikrobial pada bagian cincing
laktam betanya dan apabila cincin tersebut dipotong oleh mikroorganisme maka akan terjadi resistensi
Antibiotik terhadap
Antibiotik tersebut.
Jenis-jenis
Antibiotik laktam beta terbagi menjadi 4 golongan utama, yaitu penisilin, sefalosporin, karbapenem, dan monobaktam.
= Penisilin
=
Berdasarkan spektrum aktivitas antimikrobialnya, penisilin terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu penisilin dini (terdahulu), penisilin spektrum luas, penisilin anti-stafilokokal, dan penisilin anti-pseudomonal (spektrum diperluas). Penisilin terdahulu secara aktif mampu melawan bakteri yang sensitif, seperti golongan Streptococcus hemolitik
beta, Streptococcus alfa-hemolitik dikombinasikan dengan aminoglikosida), pneumococcus, meningococcus, dan kelompok Clostridium selain C. difficile. Contoh dari penisilin terdahulu adalah penisilin G dan penisilin V. Penisilin spektrum luas memiliki kemampuan untuk melawan bakteri enterik dan lebih mudah diabsorpsi oleh bakteri gram negatif namun masih rentang terhadap degradasi laktamase
beta, contohnya ampisilin, amoksisilin, mesilinam, bacampicillin, dll. Penisilin anti-stafilokokal dikembangkan pada tahun 1950-an untuk mengatasi S. aureus yang memproduksi laktamase
beta dan memiliki keunggulan tahan terhadap aktivitas laktamase
beta. Contoh dari golongan ini adalah metisilin dan kloksasilin. Penisilin anti-pseudomonal dibuat untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif basil, termasuk Pseudomonas aeruginosa, contoh dari penisilin golongan ini adalah karbenisilin, tikarsilin, azlosilin, dan piperasilin.
= Sefalosporin
=
Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 3 generasi, yang pertama adalah sefalotin dan sefaloridin yang sudah tidak banyak digunakan. Generasi kedua (antara lain: sefuroksim, sefaklor, sefadroksil, sefoksitin) digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob. Generasi ketiga dari sefalosporin (di antaranya: seftazidim, sefotetan, latamoksef) dibuat pada tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram negatif-basil.
= Karbapenem
=
Hanya terdapat satu agen
Antibiotik dari golongan karbapenem yang digunakan untuk perawatan klinis, yaitu imipenem yang memiliki kemampuan antibakterial yang sangat baik untuk melawan bakteri gram negatif-basil (termasuk P. aeruginosa, Staphylococcus, dan bacteroides). Penggunaan imipenem harus dikombinasikan dengan inhibitor enzim tertentu untuk melindunginya dari degragasi enzim dari liver di dalam tubuh.
= Monobaktam
=
Golongan ini memiliki struktur cincin
laktam beta yang tidak terikat ke cincin kedua dalam molekulnya. Salah satu
Antibiotik golongan ini yang umum digunakan adalah aztreonam yang aktif melawan berbagai bakteri gram negatif, termasuk P. aeruginosa.
Mekanisme kerja
Antibiotik laktam beta bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang antara dua rantai peptida-glukan. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat
Antibiotik laktam beta sehingga menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi. Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif dapat membentuk terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan
Antibiotik laktam beta akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.
Mekanisme resistensi
Beberapa bakteri diketahui memiliki resitensi terhadap
Antibiotik laktam beta, salah satu diantaranya adalah golongan Staphylococcus aureus resisten-metisilin (Methicillin resistant Staphylococcus aureus/MRSA). Bakteri-bakteri yang resisten terhadap
Antibiotik laktam beta memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu destruksi
Antibiotik dengan laktamase
beta, menurunkan penetrasi
Antibiotik untuk berikatan dengan protein transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan senyawa
Antibiotik. Beberapa bakteri seperti Haemophilus influenzae, golongan Staphylococcus, dan sebagian besar bakteri enterik berbentuk batang memiliki enzim laktamase
beta yang dapat memecah cincin
laktam beta pada
Antibiotik tersebut dan membuatnya menjadi tidak aktif. Secara detail, mekanisme yang terjadi diawali dengan pemutusan ikatan C-N pada cincin
laktam beta dan mengakibatkan
Antibiotik tidak dapat berikatan dengan protein transpeptdase sehingga terjadi kehilangan kemampuan untuk menginhibisi pembentukan dinding sel bakteri. Beberapa studi menyatakan bahwa selain ditemukan secara alami pada bakteri gram positif dan negatif, gen penyandi enzim laktamase
beta juga ditemukan pada plasmida dan transposon sehingga dapat ditransfer antarspesies bakteri. Hal ini menyebabkan kemampuan resistensi akan
Antibiotik laktam beta dapat menyebar dengan cepat. Difusi
Antibiotik laktam beta ke dalam sel bakteri terjadi melalui perantaraan protein transmembran yang disebut porine dan kemampuan difusinya dipengaruhi oleh ukuran, muatan, dan sifat hidrofilik dari suatu
Antibiotik.
Untuk mengatasi degradasi cincin
laktam beta, beberapa
Antibiotik laktam beta dikombinasikan dengan senyawa inhibitor enzim laktamase
beta seperti asam clavulanat, tazobactam, atau sulbactam. Salah satu
Antibiotik laktam beta yang resisten terhadap laktamase
beta adalah augmentin, kombinasi amoxycillin dan asam klavulanat. Augmentin terbukti telah berhasil mengatasi infeksi bakteri pada saluran kemih dan kulit. Asam klavulanat yng diproduksi dari hasil fermentasi Streptomyces clavuligerus memiliki kemampuan untuk menghambat sisi aktif enzim laktamase
beta sehingga menyebabkan enzim tersebut menjadi inaktif. Beberapa jenis
Antibiotik laktam beta (contohnya nafcillin) juga memiliki sifat resisten terhadap laktamase
beta karena memiliki rantai samping dengan letak tertentu.
Referensi