Antikejang (juga umum disebut sebagai obat antiepileptik, obat antisawan, atau obat antikonvulsan) adalah sekelompok obat farmakologi yang dipakai dalam pengobatan kejang epileptik.
Antikejang juga banyak dipakai dalam pengobatan penyakit bipolar dan gangguan kepribadian ambang, karena beberapa obat dipandang bertindak sebagai penstabil perasaan dan mengobati nyeri neuropatik.
Klasifikasi
= Aldehida
=
Paraldehid (1882). Salah satu antikonvulsan paling awal. Obat ini masih digunakan untuk mengobati status epileptikus, terutama jika tidak ada fasilitas resusitasi.
= Alkohol alilik aromatik
=
Stiripentol (2007). Diindikasikan untuk pengobatan sindrom Dravet.
= Barbiturat
=
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat (SSP), dan karenanya menghasilkan spektrum efek yang luas, mulai dari sedasi ringan hingga anestesi. Berikut ini merupakan obat yang diklasifikasikan sebagai antikonvulsan:
Fenobarbital (1912). Lihat juga obat primidon terkait.
Metilfenobarbital (1935). Dikenal sebagai mefobarbital di Amerika Serikat. Tidak lagi dipasarkan di Britania Raya.
Barbeksaklon (1982). Hanya tersedia di beberapa negara Eropa.
= Benzodiazepin
=
Benzodiazepin adalah golongan obat dengan sifat hipnotis, anksiolitik, antikonvulsif, amnestik, dan pelemas otot. Benzodiazepin bekerja sebagai depresan sistem saraf pusat. Kekuatan relatif masing-masing sifat ini dalam benzodiazepin tertentu sangat bervariasi dan memengaruhi indikasi yang diresepkan. Penggunaan jangka panjang dapat menjadi masalah karena perkembangan toleransi terhadap efek antikonvulsan dan gangguan penggunaan zat. Dari sekian banyak obat dalam golongan ini, hanya sedikit yang digunakan untuk mengobati epilepsi:
Klobazam (1979). Khususnya, digunakan dalam jangka pendek di sekitar menstruasi pada wanita dengan epilepsi katamenial.
Klonazepam (1974).
Klorazepat (1972).
Benzodiazepin berikut digunakan untuk mengobati status epileptikus:
Diazepam (1963). Dapat diberikan melalui rektum oleh perawat yang terlatih.
Midazolam (N/A). Semakin banyak digunakan sebagai alternatif diazepam. Obat yang larut dalam air ini disemprotkan ke sisi mulut tetapi tidak ditelan. Obat ini cepat diserap oleh mukosa bukal.
Lorazepam (1972). Diberikan melalui suntikan di rumah sakit.
Nitrazepam, temazepam, dan terutama nimetazepam adalah agen antikonvulsan yang kuat, namun penggunaannya jarang karena meningkatnya kejadian efek samping dan sifat sedatif serta gangguan motorik yang kuat.
= Bromida
=
Kalium bromida (1857). Pengobatan paling awal yang efektif untuk epilepsi. Tidak ada obat yang lebih baik darinya sampai fenobarbital ditemukan pada tahun 1912. Obat ini masih digunakan sebagai antikonvulsan untuk anjing dan kucing tetapi tidak lagi digunakan pada manusia.
= Karbamat
=
Felbamat (1993). Obat antikonvulsan yang efektif ini penggunaannya sangat dibatasi karena efek samping yang jarang terjadi namun mengancam jiwa.
Senobamat (2019).
= Karboksamida
=
Karbamazepin (1963). Antikonvulsan populer yang tersedia dalam bentuk generik.
Okskarbazepin (1990). Turunan karbamazepin yang memiliki khasiat serupa dan lebih dapat ditoleransi serta tersedia secara generik.
Eslikarbazepin asetat (2009).
Analog karbamazepin yang dapat diubah fotonya (2024) merupakan senyawa penelitian yang dikembangkan untuk mengendalikan aktivitas farmakologisnya secara lokal dan sesuai kebutuhan menggunakan cahaya, dengan tujuan untuk mengurangi efek sistemik yang merugikan. Salah satu senyawa ini (karbadiazosin, berdasarkan azobenzena yang dijembatani) telah terbukti menghasilkan analgesia dengan iluminasi noninvasif pada model nyeri neuropatik tikus.
= Asam lemak
=
Valproat — asam valproat, natrium valproat, dan natrium divalproat (1967).
Vigabatrin (1989).
Progabid (1987).
Tiagabin (1996).
Vigabatrin dan progabid juga merupakan analog GABA.
= Turunan fruktosa
=
Topiramat (1995)
= Gabapentinoid
=
Gabapentinoid digunakan untuk mengatasi epilepsi, nyeri neuropatik, fibromialgia, sindrom kaki gelisah, putus obat opioid, dan gangguan kecemasan menyeluruh(GAD). Gabapentinoid memblokir saluran kalsium yang bergantung pada tegangan, terutama saluran kalsium tipe-N dan tipe-P/Q. Berikut ini merupakan klasifikasi gabapentinoid:
Pregabalin (2004)
Mirogabalin (2019) (hanya terdapat di Jepang)
Gabapentin (1993)
Gabapentin enakarbil (2011)
Gabapentin lepas lambat (1996)
Gabapentinoid adalah analog GABA, tetapi tidak bekerja pada reseptor GABA. Obat ini memiliki efek analgesik, antikonvulsan, dan ansiolitik.
= Hidantoin
=
Etotoin
Fenitoin
Mefenitoin
Fosfenitoin
= Oksazolidindion
=
Parametadion
Trimetadion
Etadion
= Propionat
=
Beklamid
= Pirimidindion
=
Primidon
= Pirolidin
=
Brivarasetam
Etirasetam
Levetirasetam
Seletrasetam
= Suksinimida
=
Etosuksimid
Fensuksimid
Mesuksimid
= Sulfonamida
=
Asetazolamid
Sultiam
Metazolamid
Metazolamid
Zonisamid
= Triazin
=
Lamotrigin
= Urea
=
Feneturid
Fenasemid
= Valproilamida
=
Valpromid
Valnoktamid
= Lainnya
=
Perampanel
Stiripentol
Piridoksin
Referensi
Bacaan tambahan
Anti epileptic activity of novel substituted fluorothiazole derivatives by Devid Chutia, RGUHS
Pranala luar
eMedicine: Antiepileptic Drugs: an overview
NINDS: Anticonvulsant Screening Program Diarsipkan 2007-03-11 di Wayback Machine.
Use of Anticonvulsants in Pharmacotherapy of Bronchial Asthma
MDNG: Anticonvulsants and Bone Health
Miami Children's Brain Institute – Anticonvulsants
Drug Reference for FDA Approved Epilepsy Drugs
Epilepsy Action: UK Anti-Epileptic Drugs List Diarsipkan 2011-03-01 di Wayback Machine.