Aturan 18 elektron merupakan
Aturan yang mirip dengan kaidah duplet ataupun oktet.
Aturan 18 elektron dirancang untuk memprediksi struktur dan reaktifitas kompleks untuk kompleks logam yang stabil, khususnya organologam. Senyawa koordinasi atau kompleks terdiri dari logam atau ion logam sebagai atom pusat yang terikat secara ikatan kovalen koordinasi ke satu atau lebih atom donor dalam suatu ligan.
Pengantar
Irving Langmuir, merupakan seorang kimiawan Amerika yang mengusulkan tentang
Aturan 18 elektron untuk memperluas model Lewis.
Aturan ini diusulkan untuk menjelaskan stabilitas logam transisi dan senyawa organologam yang terbentuk. Hukum ini dibentuk atas dasar
Aturan sebelumnya, yaitu jumlah
elektron untuk tiap subkulit berbeda, dua
elektron untuk subkulit s, enam
elektron untuk subkulit p dan sepuluh
elektron untuk subkulit d, sehingga totalnya
18 elektron. Orbital pada senyawa koordinasi dapat menampung
18 elektron, baik dari pasangan
elektron ikatan atau non-ikatan. Kombinasi antara logam transisi sebagai atom pusat dan ligan yang memiliki
18 elektron valensi akan mencapai konfigurasi
elektron yang sama dengan gas mulia.
Aturan 18 elektron hanya berlaku untuk senyawa koordinasi dengan medan ligan yang kuat, biasanya ligan tersebut merupakan donor dan akseptor yang baik, salah satu contoh adalah ligan karbonil (CO). Kuat lemahnya ligan ditentukan oleh deret spektroskopi. Ligan yang kuat akan membuat celah energi (Δ0) antara orbital t2g dan eg besar. Perbedaan celah energi yang besar membuat, ketiga orbital t2g selalu terisi dan membentuk ikatan. Sedangkan dua orbital eg akan membentuk anti ikatan dan selalu tak terisi. Fenoma ini juga disebut dengan putaran rendah.
Aturan 18 elektron tidak berlaku untuk senyawa koordinasi dengan medan ligan yang lemah, seperti ligan bromo atau ion bromin (Br-). Ligan yang lemah akan membuat celah energi (Δ0) antara orbital t2g dan eg kecil. Celah energi yang kecil akan membuat orbitan eg melemah dan kompleks dapat memiliki lebih dari
18 elektron.
Sebaliknya,
elektron yang kurang dari
18 dapat diamati pada kompleks logam transisi IV dan V dengan bilangan oksidasi yang tinggi. Celah energi (Δ0) dalam kasus ini relatif besar, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan tolakan antara orbital d logam dan ligan. Orbital t2g dapat terisi sebanyak maksimal enam
elektron. Sedangkan, orbital eg menjadi anti ikatan dan tetap kosong.
Beberapa
Aturan yang terkait keterbatasan suatu kompleks tidak dapat mengikuti
Aturan 18 elektron adalah jenis ligan dalam kompleks tersebut. Contoh umum keterbatasan untuk
Aturan 18 elektron diantaranya:
=
Kompleks 16
elektron berlaku pada pusat logam memiliki spin rendah dan dalam konfigurasi kompleks ini mengadopsi struktur persegi planar, seperti logam Rh(I), Ni(II), Pd(II), dan Pt(II). Contoh kompleks dengan
Aturan 16
elektron kompleks Vaska's IrCl(CO)(PPh3)2), [PtCl4]2−, dan garam Zeise [PtCl3(η2-C2H4)−
= Ligan yang berukuran besar
=
Ligan yang berukuran besar dapat menghambat penyelesaian
Aturan 18 elektron karena ligan tesebut karena kerangka hidrokarbon (C-H) dapat berinteraksi dengan logam pusat (interaksi Agostik) Contohnya seperti kompleks Mo(PCy3)2(CO)3.
= Ligan donor π yang kuat
=
Kompleks dengan ligan dengan karakter pendonor yang kuat sering melanggar
Aturan 18 elektron. Contoh ligan jenis ini antara lain F-, O2-, RO- dan RN2-.
Referensi