Ayam pelung adalah ras
Ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Berbeda dengan kebanyakan biakan
Ayam yang diseleksi untuk penampilan fisik,
Ayam pelung diseleksi karena suara kokokannya yang panjang dan memiliki lagu, seperti
Ayam ketawa dan
Ayam Berg. Tentu saja hanya
Ayam jantan yang memiliki sifat ini. Nama
Ayam pelung berasal dari istilah dalam Bahasa Sunda yaitu mawelung yang memiliki arti "kokokan melengking".
Ciri fisik
Ukuran
Ayam ini relatif besar dengan bulu yang berkilau. Tidak ada standar khusus untuk fisik, tetapi telah ada standar bagi alunan suara kokokan.
Ayam dewasa jantan memiliki bobot 3-6 kg dengan tinggi 40-50 cm (rata-rata bobot 4 kg).
Ayam dewasa betina memiliki bobot 2-4 kg dengan tinggi 35-45 cm (rata-rata bobot 2,5 kg).
Sejarah
Penangkar dan pemulia pertama
Ayam ini adalah seorang petani dan tokoh agama dari Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, bernama H. Djarkasih (Mama' Acih). Ia memulai penangkaran sejak tahun 1850 dengan mengambil seekor
Ayam jantan muda yang diamatinya memiliki kokokan lebih panjang daripada yang lainnya. Penangkaran dilakukan pertama kali dengan mengawinsilangkan dengan
Ayam betina biasa.
Kontes
Kontes dan lomba
Ayam pelung telah menjadi kegiatan rutin bagi penggemar-penggemar fanatiknya. Bahkan dalam kunjungan ke Indonesia, Pangeran Mahkota Naruhito dari Jepang, yang dikenal sebagai pemulia
Ayam ras, menaruh perhatian terhadap ras ini dan membawa beberapa contoh ke Jepang untuk dibiakkan lebih lanjut.
Catatan kaki