Azola adalah golongan senyawa cincin heterosiklik nitrogen beranggota lima, yang mengandung sedikitnya satu atom nonkarbon lainnya, baik nitrogen, belerang, atau oksigen. Imidazola dan triazola masing-masing memiliki dua dan tiga nitrogen pada cincin
Azola. Tiazola memiliki belerang pada cincin
Azola. Oksazola memiliki oksigen dalam cincin
Azola. Pirazola memiliki dua nitrogen yang berdekatan pada cincin
Azola.
Imidazola, oksazola, dan tiazola, yang dikenal sebagai 1,3-
Azola, adalah sistem cincin beranggota lima dengan tiga atom karbon, satu nitrogen, dan satu heteroatom tambahan (nitrogen, oksigen, dan belerang). Senyawa ini dan turunannya telah dikenal sejak abad kesembilan belas.
Penamaan
Azola dengan nama asli azole adalah berasal dari tata nama Hantzsch-Widman, yang merupakan metode standar untuk penamaan cincin heterosiklik. Pertama, identitas atom-atom yang berbeda ditetapkan dengan menempatkan prefiks yang berbeda untuk setiap jenis atom nonkarbon. Tiga awalan yang akan ditemui masing-masing adalah "oksa-" (oxa-) untuk okseigen, "tia" (thia-) untuk belerang atau sulfur, dan "aza-" untuk nitrogen. Kedua, posisi heteroatom ditunjukkan oleh jumlah atom cincin. Ketiga, ukuran dan tingkat ketidakjenuhan cincin ditentukan oleh sufiks di akhir. Untuk ukuran cincin lima dengan cincin tidak jenuh, mendapat akhiran "-zol" (-zole).
Klasifikasi
Senyawa
Azola bisa diklasifikasikan berdasarkan unsur atom penyusunnya:
Dua atau lebih atom nitrogen: Pirazola, Imidazola, Triazola, dan Tetrazola;
Satu atom nitrogen dan oksigen: Oksazola, Isoksazola;
Satu atom nitrogen dan 1 atom belerang: Tiazola, Isotiazola
Aktivitas antijamur
Meskipun laporan pertama aktivitas antijamur dari senyawa
Azola, benzimidazola, sudah dideskripsikan pada tahun 1944 oleh Woolley, baru setelah diperkenalkannya klormidazola topikal pada tahun 1958, para peneliti menjadi tertarik pada aktivitas antijamur senyawa
Azola.
Azola memiliki aktivitas antijamur yang luas dan aktif melawan jamur yang menginfeksi kulit dan selaput lendir dan yang menyebabkan infeksi jaringan dalam. Klotrimazola, ekonazola, mikonazola, dan tiokonazola diberikan secara topikal dan digunakan untuk mengobati infeksi mulut, kulit, dan vagina. Diperkenalkannya triazola (flukonazola dan itrakonazola) memberikan alternatif untuk amfoterisin Bdalam pengobatan mikosis endemik. Triazola aktif terhadap sebagian besar organisme yang menyebabkan infeksi jamur sistemik atau dalam, seperti kriptokokosis, kandidiasis, histoplasmosis, blastomikosis, dan paracoccidiosis.
Antijamur
Azola diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni:
Imidazola yang memiliki dua nitrogen pada cincin
Azola seperti klotrimazola, ekonazola, ketokonazola, mikonazola, dan tiokonazola;
Triazola yang mengandung tiga nitrogen pada cincin
Azola, seperti flukonazola, itrakonazola, posakonazola, dan vorikonazola.
Referensi
Artikel ini memuat teks dari artikel "
Azola" dalam Citizendium, yang berlisensi di bawah Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 3.0 tetapi tidak di bawah GFDL.
Pranala luar
MeSH Azoles
Nomenclature, IUPAC