- Source: Bahasa Jawa Pekalongan
- Bahasa Jawa Pekalongan
- Bahasa Jawa
- Bahasa Jawa Banyumasan
- Bahasa Jawa Tegal
- Bahasa Jawa Serang
- Kabupaten Pekalongan
- Bahasa Jawa Mataraman
- Kota Pekalongan
- Bahasa Jawa Surabaya
- Batik Pekalongan
- Javanese language
- Central Java
- Indonesian Arabic
- Buda script
- Arabic-based pidgins and creoles
- Kampong
- Javanese Wikipedia
- Javanese people
- Cirebon
- Javanese culture
Bahasa Jawa Pekalongan atau Dialek Pekalongan (bahasa Jawa: ꦧꦱꦗꦮꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, translit. Basa Jawa Pakalongan) adalah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di pesisir utara Jawa Tengah terutama di wilayah Petanglong, sebagian barat Kabupaten Kendal dan sebagian selatan Pegunungan Kendeng.
Dialek Pekalongan termasuk dialek bahasa Jawa yang sederhana namun komunikatif. Meskipun berada di Jawa Tengah, dialek ini berbeda dengan daerah pesisir Jawa lainnya. Namun, oleh orang Surakarta dan Yogyakarta dialek ini termasuk sulit dimengerti sementara oleh orang Tegal dianggap termasuk dialek yang berkerabat hanya saja menggunakan logat bandek.
Ciri khas
Dialek Pekalongan memiliki fonetik (bunyi bahasa) yang khas, sebab merupakan pertemuan antara dialek bahasa Jawa Semarang (bandek) dan dialek bahasa Jawa Tegal (ngapak). Dalam penuturannya dialek ini menggunakan logat bandek dan terkesan agak ngapak. Logat bandek merupakan fonetik bahasa Jawa yang dalam mengeja huruf /a/ menjadi /ɔ/, misalnya kata apa dieja menjadi ɔpɔ.
Meskipun dialek Pekalongan banyak menggunakan kosakata yang sama dengan dialek bahasa Jawa Tegal, namun secara fonetik sebagian besar dialek ini dipengaruhi oleh dialek bahasa Jawa Semarang. Dari pertemuan dua kutub itulah, dialek Pekalongan eksis dengan dinamika dan ciri khasnya tersendiri.
Dialek Pekalongan memiliki beberapa unsur-unsur leksikal khas yang dipergunakan di wilayah penuturannya. Di antaranya yaitu penggunaan imbuhan ri, ra, pɔ'ɔ, ha'ah, pɔ', lha, ye pada setiap kalimatnya. Beberapa huruf vokal dan konsonan dalam dialek Pekalongan diucapkan agak kental, umumnya dengan menambahkan huruf /h/ dalam pengucapannya:
Contoh penggunaan:
banyu (air): diucapkan bhanyu
iwak (ikan): diucapkan iwhak
enyong (saya): diucapkan enyhong
bali (pulang): diucapkan bhalhi
Wilayah penggunaan
Dialek Pekalongan adalah bahasa Jawa perantara yang digunakan antara daerah Pemalang (sisi barat), Batang (sisi timur) dan daerah Pegunungan Kendeng (sisi selatan). Dialek ini merupakan pertemuan Bahasa Jawa Tegal yang berdialek A dengan Bahasa Jawa Semarang yang berdialek O. Letak Pekalongan yang ada di persimpangan kedua dialek tersebut menimbulkan pengaruh kosakata yang mempengaruhi bahasa Jawa Pekalongan. Berikut adalah daerah/wilayah pengguna dialek Pekalongan:
Kabupaten Pemalang: dituturkan di daerah timur Kab. Pemalang, seperti kecamatan Petarukan, Comal, Ulujami, Ampelgading, Bodeh dan sebagian masyarakat di Kecamatan Taman seperti di desa: Banjardawa, Jebed dan Sokowangi.
Kabupaten Pekalongan: hampir seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan, kecuali wilayah selatan Kabupaten Pekalongan seperti Kecamatan Paninggaran, Kandangserang, Petungkriyono, dan Lebakbarang yang menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan.
Kota Pekalongan: seluruh wilayah kota Pekalongan.
Kabupaten Batang: wilayah utara, sebagian tengah, barat dan timur Kabupaten batang.
Kosakata
Perbandingan kosakata dialek bahasa Jawa Pekalongan, Tegal, Banyumasan, Indramayu dan Banten:
Lihat pula
Bahasa Jawa Semarang
Bahasa Jawa Banyumasan
Bahasa Jawa Tegal
Bahasa Jawa Indramayu
Referensi
Pranala luar
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa (PUEBJ)
Leksikon bahasa Jawa di Sastra.org
Bausastra Jawa oleh W.J.S. Poerwadarminta
Kamus bahasa Indonesia-Jawa
Kamus bahasa Jawa-Inggris di SEAlang Projects