Toki Pona adalah
Bahasa artifisial yang didesain oleh Sonja Lang, seorang penerjemah dan ahli
Bahasa asal Kanada. Desain awal
Bahasa ini pertama kali diterbitkan secara daring pada pertengahan tahun 2001. Pada tahun 2014,
Bahasa ini dianggap telah selesai, dengan diterbitkannya buku "
Toki Pona: The Language of Good". Lang juga menerbitkan sebuah kamus berjudul "
Toki Pona Dictionary" pada tahun 2021 yang mendeskripsikan cara penggunaan bahasanya oleh komunitas tuturnya.
Toki Pona adalah
Bahasa yang minimalis. Mirip dengan sebuah pidgin,
Bahasa ini memusatkan pikiran pada konsep dan elemen sederhana yang relatif universal di antara kebudayaan.
Lang mendesain
Toki Pona untuk mengungkapkan sesuatu secara maksimal dengan kerumitan minimal.
Toki Pona hanya mempunyai 14 fonem dan 123 kata.
Toki Pona tidak didesain sebagai
Bahasa pembantu internasional.
Bahasa ini justru lebih banyak diilhami oleh filsafat Taoisme. Sewaktu mendesain
Bahasa ini, Lang menentukan proses pemakainya yang dipikirkan, ia mengandalkan dan mempertunjukkan hipotesis Sapir-Whorf.
Etimologi
Nama
Toki Pona berasal dari kata
Toki, '
Bahasa' yang diserap dari Tok Pisin tok dan
Bahasa Inggris talk, serta
Pona, 'baik' atau 'sederhana' yang diserap dari Esperanto bona dan
Bahasa Latin bonus.
Fonologi
= Fonem
=
Toki Pona memiliki sembilan konsonan (/p, t, k, s, m, n, l, j, w/) dan lima vokal (/a, i, u, e, o/) tanpa diftong, gugus konsonan (kecuali yang dimulai nasal koda), perbedaan nada, atau panjang-pendek.
Catatan: huruf j dibaca seperti y pada
Bahasa Indonesia.
= Struktur Suku Kata
=
Semua suku kata
Toki Pona memiliki struktur (K)V(N), yaitu konsonan (opsional) + vokal + konsonan nasal (opsional) dengan struktur KV yang paling umum sekitar 75%, struktur V dan KVN masing-masing 10%, serta VN 5%.
Tulisan
Toki Pona ditulis dengan 14 huruf latin (a e i j k l m n o p s t u w) yang pelafalannya sesuai dengan Alfabet Fonetis Internasional. Semua kata dalam
Bahasa Toki Pona ditulis dengan huruf kecil bahkan di awal kalimat; hanya nama diri yang ditulis dengan huruf awal kapital. Selain huruf latin,
Toki Pona juga dapat ditulis dalam dua sistem logografis, yaitu sitelen
Pona dan sitelen sitelen. Sitelen
Pona dibuat oleh Sonja Lang sendiri yang berupa aksara yang mirip hieroglif dengan simbol kekanak-kanakan. Sementara itu, sitelen sitelen diciptakan oleh Jonathan Gabel yang lebih menyerupai aksara Maya.
Gramatika
Kalimat
Toki Pona memiliki urutan subjek-predikat-objek dengan kata li yang diletakkan sebelum predikat dan kata e yang diletakkan sebelum objek langsung. Frasa preposisional diletakkan setelah objek dan frasa la diletakkan sebelum subjek sebagai keterangan tambahan.
= Struktur Kalimat
=
Sebuah kalimat dapat berupa interjeksi, pernyataan, keinginan/perintah, atau pertanyaan.
Interjeksi, seperti a, ala, ike, jaki, mu, o, pakala,
Pona, dan
Toki dapat berdiri sendiri sebagai satu kalimat.
Kalimat pernyataan memiliki struktur subjek + predikat. Frasa la dapat ditambahakan sebelum subjek. Kata li digunakan sebelum predikat, tetapi tidak digunakan jika subjek kalimat adalah mi atau sina. Kata e diletakkan sebelum objek langsung. Kata li dan e dapat digunakan berulang-ulang untuk membuat kalimat majemuk dengan menambahkan predikat dan objek.
Frasa vokatif diletakkan di awal kalimat dan ditandai kata o setelah nama orang yang dituju. Dalam kalimat perintah, kata o diletakkan sebelum predikat jika perintah ditujukan kepada pendengar. Kata o juga dapat menggantikan li dan diletakkan setelah subjek mi atau sina untuk menyatakan keinginan.
Pertanyaan tertutup (ya/tidak) dapat dibentuk dengan struktur kata kerja + ala + kata kerja atau dengan menambahkan "anu seme?" di akhir kalimat. Pertanyaan terbuka dibentuk dengan mengganti informasi yang tidak diketahui dengan kata seme.
= Kata Ganti Orang
=
Toki Pona memiliki kata ganti orang pertama mi, orang kedua sina, dan orang ketiga ona yang tidak bergantung jenis kelamin atau jumlah. Ona dapat berarti 'dia', 'mereka', atau 'itu'. Bentuk jamak dapat dibuat dengan menambahkan kata mute, 'banyak'. Dengan demikian, mi mute berarti 'kami', sina mute berarti 'kalian', dan ona mute berarti 'mereka'. Kata li tidak memisahkan subjek dan predikat hanya jika subjek adalah mi atau sina tanpa mute atau modifikasi lain.
= Kata Benda
=
Kata benda tidak dipengaruhi jumlah; kata jan dapat berarti 'orang', 'orang-orang', 'masyarakat', 'umat manusia', atau 'seseorang' tergantung konteks.
Karena keterbatasan kosakata,
Toki Pona mengandalkan bentukan frasa nominal untuk menyatakan makna yang lebih rumit. Sebagai contoh, jan, 'orang', digabungkan dengan utala, 'bertarung', untuk membentuk jan utala, 'tentara' atau 'pejuang'.
Dalam
Toki Pona, nama diri berperan seperti kata sifat yang menjelaskan kata benda. Misalnya, seseorang bernama Lisa menjadi jan Lisa, 'orang Lisa', dan negara Kanada menjadi ma Kanata, 'tanah Kanada'.
= Modifikasi
=
Frasa
Toki Pona memiliki struktur D-M (dijelaskan-menjelaskan) dengan induk frasa yang berada di depan. Kata sifat diletakkan setelah kata benda dan adverbia diletakkan setelah kata kerja. Kata kepemilikan dan jumlah juga diletakkan setelah induk frasa.
= Kata Kerja
=
Kata kerja
Toki Pona tidak dipengaruhi subjek atau kala karena
Toki Pona tidak memiliki infleksi. Beberapa kata depan dalam
Toki Pona dapat berperan sebagai kata kerja. Kata tawa berarti 'ke' dan 'menuju' atau 'pergi'; lon dapat berarti 'di' atau 'berada'; tan dapat berarti 'dari' atau 'oleh', dan kepeken dapat berarti 'dengan' atau 'menggunakan'.
Kosakata
Toki Pona hanya memiliki 120, 123, atau 125 kata dasar. Kata-kata
Toki Pona merupakan polisemi yang memiliki beberapa makna yang berkaitan. Sebagai contoh, kata suli dapat berarti 'besar', 'panjang', atau 'penting' tergantung konteks. Kata-kata dasar dapat digabungkan untuk menyatakan ide yang lebih rumit, seperti telo nasa ('air aneh' = 'alkohol') dan pana e sona ('memberi ilmu' = 'mengajar'). Konsep yang sama dapat dinyatakan dengan beberapa cara berdasarkan pola pikir pembicara.
= Warna
=
Terdapat lima kata dasar untuk warna, yaitu pimeja 'hitam', walo 'putih', loje 'merah', jelo 'kuning', dan laso 'biru'. Kata-kata ini dapat digabungkan untuk menggambarkan warna-warna lain berdasarkan pencampuran warna subtraktif. Warna hijau dapat disebut sebagai laso jelo 'biru kuning' atau jelo laso 'kuning biru'.
= Angka
=
Toki Pona memiliki kata untuk satu wan, dua tu, dan banyak mute untuk jumlah lebih dari dua. Kata ala, 'tidak', dapat digunakan sebagai nol dan ale, 'semua', untuk jumlah tak berhingga.
Ada pula sistem yang lebih rumit dengan yang menggunakan kata luka 'tangan' sebagai 'lima', mute sebagai 'dua puluh', dan ale sebagai 'seratus'.
= Perkembangan Kosakata
=
Pada awal perkembangan
Toki Pona, ada beberapa kata yang dihilangkan atau diubah. Contohnya kata nena menggantikan kata kapa, 'jendul'. Kata ganti orang ketiga ona menggantikan iki karena iki terlalu mirip dengan ike yang berarti 'buruk'.
Kata oko, 'mata', dihilangkan dan maknanya digabungkan dengan lukin yang dapat berarti 'melihat' atau 'mata'. Kata-kata lain yang telah dihilangkan, antara lain leko 'tangga', monsuta 'monster / ketakutan', majuna 'tua', dan pata 'saudara'.
Kata ali juga ditambahkan sebagai alternatif untuk kata ale yang berarti 'semua' agar tidak mudah tertukar dengan ala yang berarti 'tidak'. Beberapa kata juga telah ditambahkan, seperti pan 'roti', esun 'pasar / perdagangan', alasa 'memburu', kipisi 'memotong', namako 'tambahan', dan sin 'baru'.
= Kata Serapan
=
Sebagian besar kata-kata dasar
Toki Pona diserap dari
Bahasa-
Bahasa lain: 30% Inggris, 15% Tok Pisin, 14% Suomi, 14% Esperanto, 12% Kroasia, 10% Perancis, 9% Belanda, 8% Georgia, 5% Mandarin, 3% Kanton, dan sisanya Wales, Tonga, Akan, Swahili, serta Jepang.
= Daftar Kosakata
=
Bahasa isyarat
Toki Pona disebut
Toki Pona luka. Setiap kata dan huruf memiliki isyarat sendiri yang dibedakan bentuk tangan, posisi tangan, orientasi jari & telapak, dan penggunaan kedua tangan. Isyarat dilakukan sesuai gramatika dan susunan kalimat
Toki Pona biasa.
Tanggapan
Toki Pona dibandingkan dengan
Bahasa Newspeak,
Bahasa fiksi dalam buku 1984, karena keduanya memiliki kosakata yang terbatas untuk menyampaikan ide-ide yang rumit. Walaupun demikian,
Toki Pona memiliki filosofi dasar Taoisme dan minimalisme yang berbeda dengan Newspeak.
Toki Pona juga telah dipuji karena kemudahannya dan menunjukkan kemampuan manusia untuk mempelajari
Bahasa baru.
Teks Sampel
Rujukan
Daftar pustaka