- Source: Banyuraden, Gamping, Sleman
Banyuraden adalah sebuah Kalurahan yang terletak di Kapanewon Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Asal mula nama Banyuraden adalah penggabungan antara kelurahan Banyumeneng dan kelurahan Kradenan. Penggabungan kedua kelurahan tersebut terjadi pada tahun 1946 berdasarkan Maklumat Pemerintah Provinsi Yogyakarta. Saat ini Kalurahan Banyuraden memiliki 8 Padukuhan, 22 RW, 78 RT. Sebagai wilayah yang terletak di pinggiran kota (sub-urban), kebanyakan mata pencaharian penduduk Kalurahan Banyuraden adalah petani, atau buruh tani.
Geografi
Keadaan topografi tanahnya relatif datar, meski ada sedikit kemiringan ke arah Selatan. Ketinggian rata-rata 143 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1.776 mm/tahun. Kalurahan Banyuraden dengan luas 400 Ha memiliki penduduk sebesar 15.347 jiwa (7.547 laki-laki dan 7.800 perempuan). Dibandingkan dengan luas wilayah, dapat dikemukakan angka kepadatan penduduk (rata-rata) sebesar 2.500 jiwa/km2.
Batas Kalurahan
Utara: Kalurahan Nogotirto (Kec. Gamping, Sleman)
Timur: Kalurahan Ngestiharjo
Selatan: Kalurahan Ngestiharjo
Barat: Kalurahan Ambarketawang (Kec. Gamping, Sleman)
Pendidikan
Di wilayah Banyuraden ini terdapat 2 kampus besar, berstatus negeri, yaitu:
1. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (Milik Badan Pertanahan Nasional)
Kampus Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta beralamat di Jl. Tata Bumi No.5, Banyuraden, Gamping, Sleman,Yogyakarta, Telp/Fax. (0274) 587239. Dikampus ini terdapat 2 program pendidikan, yaitu Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral dan Program Diploma IV Pertanahan.
2. Politeknik Kesehatan Yogyakarta (milik Departemen Kesehatan Republik Indonesia).
Kampus Politeknik Kesehatan Yogyakarta beralamat di Jl. Tata Bumi No.3, Banyuraden, Gamping, Sleman,Yogyakarta, Telp/Fax. (0274) 617601. Dikampus ini terdapat 3 jurusan, yaitu Jurusan Gizi, Jurusan Keperawatan dan Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Suran Mbah Demang
Di Kalurahan Banyuraden terdapat upacara Tradisi Suran Mbah Demang Modinan. Upacara ini diadakan oleh masyarakat Dusun Modinan untuk mengenang perjuangan hidup Ki Demang Cakradikrama, seorang demang-pabrik. Upacara diselenggarakan setiap tahun sekali pada tanggal 7 Sura, tepatnya saat tengah malam menjelang tanggal 8 Sura. Adapun pelaksanaan upacaranya bertempat di dusun di mana Ki Demang Cakradikrama terakhir bermukim, di Dusun Modinan. Di dusun itu pula sumur sebagai sumber air yang pernah dipakai mandi oleh Ki Demang Cakradikrama.
Ki Demang Cakradikrama yang bernama kecil Asrah terkenal karena meski nakal saat masih remaja, namun rajin bertapa. Suatu saat ia berhasil memenangkan sayembara memberantas kejahatan di sekitar Kali Bayem dan Kali Dowangan. Atas jasanya, ia kemudian diangkat menjadi mandor perkebunan tebu. Pada suatu kemarau panjang, banyak perkebunan tebu di daerah tersebut menjadi kering. Atas permintaan pemilik pabrik gula, Asrah menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit di tengah lapangan dan memohon kepada Yang Maha Agung untuk memberikan air bagi para petani yang kelaparan. Saat pertengahan pertunjukan, turunlah hujan yang dinanti. Ia kemudian diangkat menjadi Demang.
Semua keberhasilan Ki Demang tersebut berkat laku prihatin yaitu tidak makan garam, dan setiap sore laku tapa bisu mengelilingi rumahnya. Selain itu, Ki Demang juga "nglakoni" dengan mandi setahun sekali, yaitu setiap malam menjelang tanggal 8 Sura bertempat di sumur di belakang rumahnya.
Lurah Kalurahan
Marjuki Widiosumarto.
Muh. Abdul Kadir, Bsc (1993-2001)
Basuki Rachmat (2001-2007)
Muh. Abdul Kadir, Bsc (2007-2013)
Sudarisman, ST (2013-2020)
Sudarisman, ST (2021-2026)
Pedukuhan di Banyuraden
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Banyuraden, Gamping, Sleman
- Gamping, Sleman
- Kabupaten Sleman
- Kereta api Progo
- Balecatur, Gamping, Sleman
- Ambarketawang, Gamping, Sleman
- Nogotirto, Gamping, Sleman
- Trihanggo, Gamping, Sleman
- Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
- Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
- Rail transport in Indonesia