Bartolomeus (bahasa Yunani: Βαρθολομαῖος, Bartolomayos) adalah Uskup Agung
Konstantinopel ke-270, yang mulai menjabat pada tanggal 2 November 1991. Selaku Uskup Agung
Konstantinopel, ia dihormati sebagai primus inter pares (orang yang dituakan di antara orang-orang yang sederajat) di lingkungan Gereja Ortodoks Timur, dan sebagai pemimpin rohani umat Kristen Ortodoks Timur sedunia.
Bartolomeus lahir pada tanggal 29 Februari 1940 di desa Agios Teodoros (nama resminya adalah desa Zeytinliköy) yang terletak di pulau Imbros (kemudian hari namanya diganti pemerintah Turki menjadi Gökçeada). Nama pemberian orang tuanya adalah Dimitrios Arkhondonis (bahasa Yunani: Δημήτριος Αρχοντώνης, Demetrios Arkhontónis). Sesudah menamatkan pendidikan, ia mengabdi di Seminari Teologi Kebatrikan Halki, tempat ia ditahbiskan menjadi imam. Kemudian hari ia bertugas sebagai Metropolit Filadelfia dan Kalsedon, serta menganggotai Sinode Kudus maupun berbagai badan lain, sebelum menjadi Batrik.
Masa jabatannya merupakan masa-masa terjalinnya berbagai kerjasama lintas Gereja Ortodoks dan dialog-dialog lintas denominasi Kristen maupun lintas agama, misalnya lawatan-lawatan resmi untuk menemui para pemimpin Gereja Katolik Roma, Gereja Katolik Lama, dan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, maupun dengan para pemuka agama Islam yang pernah dilawat seorang batrik. Ia sudah sering mengundang dan diundang para peringgi gereja maupun negara. Usaha-usahanya untuk memperjuangkan kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia, berbagai inisiatifnya untuk memajukan toleransi antaragama dunia, maupun ikhtiar-ikhtiarnya untuk menggalakkan ekologi dan perlindungan lingkungan hidup telah menarik perhatian banyak pihak, sehingga membuat dirinya digelari "Batrik Hijau". Di antara berbagai jabatan internasional yang dipegangnya, saat ini ia menganggotai Dewan Pemuka Agama Dunia di dalam wadah Institut Lintas Agama Elia. Pada tahun 2018, Kebatrikan Moskwa memutuskan hubungan dengan Kebatrikan
Konstantinopel sebagai buntut sengketa seputar keputusan
Bartolomeus untuk menganugerahkan status swakepala kepada Gereja Ortodoks Ukraina.
Masa muda dan latar belakang
Dimitrios Arhondonis lahir pada tanggal 29 Februari 1940 di desa Agios Teodoros yang terletak di pulau Imbros (sekarang Gökçeada, Turki), sebagai anak keempat sekaligus anak bungsu pasangan Kristos Arkhodónis dan Meropi Arkhodónis (
dari marga Skarlatos) yang sama-sama warga keturunan Yunani. Saat masih kecil, ia membantu ayahnya mengelola usaha warung kopi yang merangkap sebagai kios pangkas rambut.
Ia mengawali pendidikannya di Imbro, meneruskan ke sekolah menengah atas Zografeyon Likeyon di Istanbul, kemudian masuk Sekolah Tinggi Teologi Halki di pulau Halki (bahasa Turki: Heybeliada) yang dikelilingi perairan Laut Marmara, sampai mendapatkan gelar doktor di bidang ilmu teologi. Ia ditahbiskan menjadi diakon pada tanggal 13 Agustus 1961, lantas menuntaskan masa bakti selaku prajurit Angkatan Darat Turki (
dari tahun 1961 sampai 1963) dengan pangkat letnan muda.
dari tahun 1963 sampai 1968, dengan beasiswa
dari Kebatrikan
Konstantinopel, ia melanjutkan pendidikan sampai mendapatkan ijazah pascasarjana
dari Institut Timur Universitas Gregoriana di Roma, the Institut Bossey di Swiss, dan Universitas Ludwig Maximilians di München. Ia meraih gelar doktor di Universitas Gregoriana Roma lewat tesisnya tentang kodifikasi kanon dan keputusan-keputusan kanonis di dalam Gereja Ortodoks, sembari menyempurnakan kefasihannya bertutur dalam bahasa Latin, Italia, Prancis, Inggris, dan Jerman.
= Penahbisan dan penugasan
=
Tanggal 13 Agustus 1961, ditahbiskan menjadi diakon – mendapakan nama gerejawi
Bartolomeus
Tanggal 19 Oktober 1969, ditahbiskan menjadi imam
Tanggal 25 Desember 1973, ditahbiskan menjadi uskup – Metropolit Filadelfia (Asia Kecil)
Tanggal 14 Januari 1990, ditakhtakan sebagai Metropolit Kalsedon
Tanggal 22 Oktober 1991, terpilih menjadi Uskup Agung
Konstantinopel, Roma Baru, dan Batrik Oikumene ke-270
Tanggal 2 November 1991, ditakhtakan sebagai batrik di Katedral Kebatrikan di Fener
Masa kebatrikan
Selaku batrik,
Bartolomeus aktif berkiprah di kancah internasional. Salah satu pokok permasalahan yang pertama kali menjadi tumpuan perhatiannya adalah pembangunan kembali Gereja-Gereja Ortodoks Timur yang teraniaya di negara-negara yang dulu tergabung dalam Blok Timur menyusul tumbangnya Komunisme pada tahun 1990. Sebagai bagian
dari ikhtiar ini, ia berusaha memperkukuh hubungan baik antar-Gereja nasional dan kebatrikan-kebatrikan Gereja Ortodoks Timur. Ia juga melanjutkan dialog rekonsiliasi dengan Gereja Katolik Roma yang diprakarsai para pendahulunya, dan merintis dialog dengan agama-agama lain, termasuk dengan denominasi-denominasi Kristen lainnya, dengan umat Islam, dan dengan umat Yahudi.
= Pelestarian lingkungan hidup
=
Bartolomeus juga dikenal giat memperjuangkan pelestarian lingkungan hidup, dengan menyuarakan dukungan Kebatrikan
Konstantinopel kepada berbagai usaha pelestarian lingkungan hidup internasional, sehingga membuatnya dijuluki "Batrik Hijau" dan "Paus Hijau", dan dianugerahi Hadiah Sophie pada tahun 2002 atas sumbangsihnya bagi pelestarian lingkungan hidup. Ia sudah pula dianugerahi Medali Emas Kongres, penghargaan tertinggi
dari Lembaga Legislatif Amerika Serikat.
= Turki
=
Di dalam sebuah wawancara yang dimuat di harian Sabah tanggal 19 November 2006,
Bartolomeus menyuarakan isu-isu kebebasan beragama dan rencana lawatan Sri Paus ke Turki. Ia juga mengungkit soal penutupan seminari Halki, katanya "selaku warga negara Turki, kami membayar pajak. Kami berdarmabakti bagi negara melalui keikutsertaan dalam angkatan bersenjata. Kami memberikan suara dalam pemilihan. Selaku warga negara, semuanya kami lakukan. Kami ingin hak-hak yang sama. Namun tidak terkabul... Jika umat Islam ingin belajar teologi, ada 24 fakultas teologi. Ke mana kami harus belajar?" Ia juga menyuarakan isu gelar oikumenenya dan soal tidak diakuinya gelar itu oleh pemerintah Turki, katanya "gelar ini sudah kami miliki sejak abad ke-6... Kata oikumene tidak bermuatan politik. [...] Gelar ini adalah satu-satunya hal yang tak jemu-jemunya saya perjuangan. Saya tidak akan pernah melepaskan gelar ini."
= Dialog oikumene
=
Dalam lawatannya ke Turki pada bulan November 2006, Paus Benediktus XVI datang ke Istanbul atas undangan Batrik
Bartolomeus I. Sri Paus menghadiri ibadat hari raya Santo Andreas Rasul Pertama, santo pelindung Gereja
Konstantinopel. Lawatan ini merupakan lawatan resmi ketiga yang dilakukan seorang paus ke Kebatrikan
Konstantinopel (lawatan pertama dilakukan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1967, dan lawatan kedua dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1979). Kehadirannya dalam upacara pelantikan Paus Fransiskus pada tanggal 19 Maret 2013 melapangkan jalan bagi peningkatan kerukunan Katolik-Ortodoks. Kehadiran
Bartolomeus merupakan kehadiran kali pertama pemimpin rohani umat Kristen Ortodoks Timur dalam upacara pelantikan paus sejak timbulnya Skisma Akbar pada tahun 1054. Seusai upacara, ia mengundang Paus Fransiskus untuk bersama-sama berziarah ke Tanah Suci pada tahun 2014, bertepatan dengan peringatan 50 tahun berangkulannya Batrik Atenagoras dan Paus Paulus VI. Paus Fransiskus juga diundang menghadiri penyelenggaraan hari raya Santo Andreas (tanggal 30 November) di Kebatrikan
Konstantinopel.
Sesudah lebih
dari dua dasawarsa menjadi batrik,
Bartolomeus menjadi target upaya pembunuhan yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 29 May 2013. Seorang tersangka ditahan, dan dua orang lagi masih buron.
= Dukungan bagi pengungsi, persatuan kembali, dan perdamaian
=
Pada tanggal 16 April 2016, bersama Paus Fransiskus dan Uskup Agung Hieronimus, Batrik
Bartolomeus mengunjungi Kamp Pengungsi Moria di pulau Lesbos, dalam rangka mengimbau masyarakat dunia untuk memberikan perhatian kepada masalah pengungsi. Pada bulan Desember 2018, Batrik
Bartolomeus mengunjungi Zona Demiliterisasi Korea serta mendoakan perdamaian permanen peace dan persatuan di Jazirah Korea.
= Keswakepalaan Gereja Ortodoks Ukraina
=
Pada bulan Oktober 2018, sinode Kebatrikan
Konstantinopel sepakat menganugerahkan status swakepala (swatantra) kepada Gereja Ortodoks di Ukraina, dan membatalkan surat ketetapan hukum tahun 1686 yang membuat Gereja Ortodoks Rusia membentuk yurisdiksi atas segenap jemaat Kristen Rus (termasuk umat Kristen yang berada di dalam batas-batas wilayah negara Ukraina saat ini) serta mencabut ekskomunikasi terhadap rohaniwan dan umat beriman
dari dua Gereja Ortodoks di Ukraina yang sampai dengan saat itu tidak diakui keabsahannya, yaitu Gereja Ortodoks Swakepala Ukraina (GOSU) dan Gereja Ortodoks Ukraina – Kebatrikan Kiev (GOU-KK). Sebagai tanggapan terhadap pembatalan surat ketetapan hukum tahun 1686, Gereja Ortodoks Rusia memaklumkan pemutusan hubungan persekutuan dengan Kebatrikan
Konstantinopel, dan dengan demikian mengawali Skisma Moskwa–
Konstantinopel tahun 2018.
Pada tanggal 5 Januari 2019,
Bartolomeus menganugerahkan status swakepala kepada Gereja Ortodoks Ukraina yang baru terbentuk dengan menerbitkan akta kanonis.
= Kepemilikan fragmen tulang Santo Petrus
=
Pada tanggal 2 Juli 2019, diberitakan bahwa Paus Fransiskus telah menyerahkan kepada
Bartolomeus kepemilikan atas enam fragmen tulang yang dipercaya sebagai sisa-sisa jenazah Santo Petrus, yakni enam fragmen tulang yang dipamerkan Paus Fransiskus pada bulan November 2013 dalam perayaan misa 'Tahun Iman' di Vatikan.
Bartolomeus, yang juga diserahi relikuarium perunggu yang menjadi wadah pajangan keenam fragmen tulang, menyifatkan tindakan Sri Paus tersebut sebagai tindakan yang "berani dan nekat".
= Gereja Ortodoks Makedonia
=
Pada tahun 2022, Kebatrikan
Konstantinopel menyambut masuknya Gereja Ortodoks Makedonia – Keuskupan Agung Ohrid ke dalam persekutuan, dengan mengakui Makedonia Utara sebagai sebuah yurisdiksi kanonis.
= Invasi Rusia ke Ukraina
=
Bartolomeus sudah menyuarakan kecamannya terhadap negara maupun gereja Rusia terkait invasi Rusia ke Ukraina, dengan menyifatkannya sebagai kejahatan agresi dan mengemukakan bahwa invasi tersebut sudah sangat menyengsarakan rakyat Ukraina maupun rakyat Rusia. Batrik
Bartolomeus mengungkapkan pandangannya bahwa, "inilah teologi yang mulai diajarkan saudari Gereja Rusia, berusaha membenarkan perang yang tidak adil, tidak suci, tidak diprovokasi, dan bersifat iblis terhadap sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, Ukraina."
Penghargaan
= Anugerah lencana tarekat
=
Georgia: Orde Suf Emas
Georgia: Kalung Lencana Orde Elang Georgia (tanggal 22 Oktober 2011), dianugerahkan oleh Pangeran David Bagration Menak Mukrani di Kapel Santo Georgius.
Georgia: Orde Santo Raja Daud Pemazmur, dianugerahkan oleh Pangeran Nugzar Bagration-Gruzinski Menak Georgia pada tanggal 27 Agustus 2015 dalam upacara tertutup di istana kebatrikan.
Slowakia: Orde Salib Palang Ganda Putih, dianugerahkan oleh Presiden Ivan Gašparovič pada tanggal 27 Mei 2013.
Ukraina: Orde Kebebasan (tanggal 27 Juli 2013) dan Satyalencana Utama (tanggal 5 Januari 2019)
Finlandia: Salib Kebesaran Orde Anak Domba Yang Kudus (tahun 1993)
= Akademis
=
Batrik
Bartolomeus I menerima gelar doktor honoris causa
dari Universitas Bahasa Asing Hankuk di Korea Selatan pada tanggal 23 Juni 2005.
Pada bulan Oktober 2009, ia menerima gelar doktor honoris causa
dari Universitas Fordham di Amerika Serikat.
Bartolomeus menerima gelar doktor (PhD) honoris causa
dari Universitas Ibrani di Yerusalem pada tanggal 6 Desember 2017.
Pada bulan Desember 2018, ia menerima gelar doktor honoris causa
dari Perguruan Tinggi Negeri Akademi Kiev-Mohila di Ukraina.
Pada bulan Oktober 2021, ia menerima gelar doktor ilmu hukum honoris causa
dari Universitas Notre Dame di Amerika Serikat.
= Lain-lain
=
Pada tanggal 1 November 2021,
Bartolomeus menerima Penghargaan Keluhuran Martabat Manusia
dari Panitia Yahudi Amerika (PYA), organisasi advokasi Yahudi sedunia yang terkemuka. Penghargaan
dari PYA ini merupakan pengakuan atas kepedulian pribadi
Bartolomeus terhadap kemanusiaan dan lingkungan hidup, komitmennya yang luar biasa bagi kerukunan hidup antarumat beragama, dan kemajuan hubungan baik Ortodoks-Yahudi yang tidak dapat dipungkiri.
Pada tanggal 3 Desember 2013, ia menerima Penghargaan Keunggulan di Bidang Perdamaian dan Kerjasama
dari Forum Pemikir Sedunia tahun 2013.
Pada tahun 2012, ia menerima Penghargaan-Empat-Kemerdekaan di bidang Kemerdekaan Beribadat.
Pada tahun 1997, ia menerima Medali Emas Kongres. Medali Emas Kongres dan Medali Kemerdekaan Kepresidenan merupakan tanda kehormatan sipil tertinggi yang dianugerahkan Amerika Serikat.
Pada tahun 2002, ia menerima Hadiah Sophie atas kiprahnya di bidang lingkungan hidup.
Pada bulan April 2008, namanya dicantumkan ke dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia versi majalah Time. Pada tanggal 13 Maret 2007, bertepatan dengan peringatan 3 tahun berpulangnya Kardinal Franz König, ia dianugerahi "Hadiah Kardinal König" di Katedral Santo Stefanus Wina oleh organisasi "Communio et Progressio".
Pada bulan Oktober 2022, ia menjadi salah seorang pemuka agama pertama yang beraudiensi dengan Raja Charles III.
Baca juga
Gereja Santo Georgius, Istanbul
Gunung Atos
Oikumenisme
Sejarah Gereja Ortodoks Timur
Keterangan
Rujukan
Pranala luar
Biografi resmi
Batrik Oikumene
Bartolomeus: Hasrat Akan Perdamaian
A Patriarch in Dire Straits oleh John Couretas, direktur komunikasi di Institut Acton dan direktur eksekutif di Istitut Ortodoks Amerika.
Akhir Bizantium Diarsipkan 8 March 2013 di Wayback Machine. hasil wawancara Helena Drysdale
dari majalah Aeon.