Larutan Benedict ditemukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Rossiter
Benedict.
Larutan Benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi dalam suatu sampel. Prinsip pengujiannya sama dengan uji menggunakan
Larutan Fehling. Gula pereduksi yang dapat diuji berupa monosakarida, disakarida kecuali sukrosa.
Larutan Benedict akan menguji keberadaan gugus aldehida dan keton pada gula aldosa dan ketosa.
Larutan Benedict mengandung natrium sitrat, natrium karbonat anhidrat, dan tembaga sulfit.7H2O, dan semua garam tersebut dilarutkan dalam air. Terdapat perbedaan dengan
Larutan Fehling yang berkerja pada basa kuat karena mengandung kalium hidroksida, sedangkan dalam
Larutan Benedict hanya terdapat natrium karbonat sehingga tidak terlalu basa. Hasil positif yang ditunjukkan dari uji ini adalah pembentukan endapan berwarna merah bata yang tidak larut. Endapan merah bata diakibatkan reaksi dari ion logam tembaga(II) direduksi menjadi tembaga (I). Uji gula reduksi menggunakan
Larutan Benedict sangat sensitif hingga dapat mendeteksi kadar glukosa sebesar 0.1% dalam campuran, sehingga sangat sering digunakan untuk sampel.
Larutan Benedict yang negatif dicari sendiri. urin dan darah.
Referensi