BioNTech SE ( bye-ON-tek atau bee-ON-tek; singkatan dari Biopharmaceutical New Technologies) adalah sebuah perusahaan bioteknologi yang berkantor pusat di Mainz, Jerman. Perusahaan ini mengembangkan dan memproduksi imunoterapi aktif untuk pengobatan penyakit dengan pendekatan spesifik pasien. Perusahaan ini mengembangkan kandidat farmasi berdasarkan mRNA untuk digunakan sebagai imunoterapi kanker individual, sebagai vaksin untuk melawan penyakit menular, dan sebagai terapi penggantian protein untuk penyakit langka, serta merekayasa imunomodulator molekul kecil, antibodi baru, dan terapi sel sebagai opsi pengobatan untuk kanker.
Perusahaan ini juga mengembangkan sebuah terapeutik manusia berbasis mRNA melalui injeksi intravena untuk dapat membawa imunoterapi kanker berbasis mRNA individual ke tahap uji klinis, serta untuk mendirikan proses produksinya sendiri.
Pada tahun 2020,
BioNTech bermitra dengan Pfizer untuk pengujian dan logistik, dalam mengembangkan vaksin RNA BNT162b2 untuk mencegah penularan COVID-19. Vaksin tersebut menawarkan efikasi sebesar 95% dalam mencegah terjadinya penularan COVID-19 setidaknya 7 hari setelah pemberian dosis kedua. Pada tanggal 2 Desember 2020, otorisasi HMR sementara diterbitkan oleh Pemerintah Britania Raya untuk vaksinasi BNT162b2 di Britania Raya. BNT162b2 adalah vaksin mRNA pertama yang diotorisasi. Beberapa hari kemudian, vaksin tersebut juga mendapat persetujuan darurat di Amerika Serikat, Kanada, dan Swiss. Pada tanggal 21 Desember 2020, Komisi Eropa menyetujui vaksin koronavirus
BioNTech/Pfizer sesuai rekomendasi positif dari European Medicines Agency (EMA).
Sejarah
= Pendirian (2008–2013)
=
BioNTech didirikan pada tahun 2008 berdasarkan riset dari Uğur Şahin, Özlem Türeci, dan Christoph Huber, dengan investasi awal sebesar €150 juta. Perusahaan ini fokus mengembangkan dan memproduksi teknologi dan obat untuk imunoterapi kanker individual. Andreas dan Thomas Strüngmann, Michael Motschmann, serta Helmut Jeggle juga ikut mendirikan perusahaan ini. Pada tahun 2009, perusahaan ini mengakuisisi EUFETS dan JPT Peptide Technologies. Katalin Karikó, yang karyanya mengenai mRNA saat bekerja di Universitas Pennsylvania mendukung pengembangan vaksin COVID-19 Pfizer–
BioNTech, pun bergabung ke
BioNTech sebagai wakil presiden senior pada tahun 2013.
= Ekspansi (2014–2019)
=
Antara tahun 2014 dan 2018,
BioNTech menerbitkan sejumlah hasil riset mengenai mekanisme mRNA. Program kolaborasi dan komersialisasi pun dilakukan oleh perusahaan ini bersama sejumlah institut riset dan perusahaan lain mulai tahun 2015. Pada periode ini,
BioNTech membuat sejumlah pengajuan paten dan mengembangkan strategi multi-lapis untuk melindungi kekayaan intelektualnya di berbagai platform teknologi serta aplikasinya di pengobatan kanker dan penyakit berat lainnya.
Pada bulan Agustus 2018, perusahaan ini mengadakan kolaborasi riset dan pengembangan tahun jamak dengan Pfizer Inc. untuk mengembangkan vaksin berbasis mRNA guna mencegah influenza. Di bawah kolaborasi tersebut, setelah
BioNTech's menyelesaikan uji klinis pertama pada manusia, Pfizer akan melanjutkan tanggung jawab untuk melakukan pengembangan klinis dan komersialisasi vaksin flu berbasis mRNA.
Pada bulan September 2019,
BioNTech menerima investasi ekuitas sebesar US$55 juta dari Bill & Melinda Gates Foundation, dengan opsi untuk menggandakan investasi tersebut di kemudian hari.
= Melantai di Nasdaq (2019)
=
Sejak tanggal 10 Oktober 2019, setelah mendirikan kantor pusat untuk bisnisnya di Amerika Utara di Cambridge, Massachusetts,
BioNTech resmi melantai sebagai American Depository Shares (ADS) di NASDAQ Global Select Market dengan simbol saham BNTX.
BioNTech pun berhasil mengumpulkan dana sebesar 150 juta dolar dari penawaran umum perdana.
Perusahaan
= Fasilitas
=
BioNTech didirikan dan berkantor pusat di Mainz, Jerman. Perusahaan inipun memiliki sejumlah fasilitas di kota tersebut.
Selain itu, perusahaan ini juga memiliki fasilitas riset di San Diego dan Cambridge, Massachusetts.
BioNTech juga memiliki fasilitas produksi bersertifikat CPOB di Idar-Oberstein, Martinsried, Neuried, dan Berlin. Pada bulan November 2020, perusahaan ini mengakuisisi fasilitas milik Novartis di Marburg untuk meningkatkan produksi vaksin.
= Pendanaan
=
Pada bulan Desember 2019,
BioNTech menerima pinjaman sebesar €50 juta dari European Investment Bank (EIB) sebagai bagian dari European Commission Investment Plan for Europe, guna mendanai pengembangan imunoterapi spesifik pasien untuk pengobatan kanker dan penyakit berat lainnya.
Pada bulan Juni 2020, EIB kembali mengucurkan pinjaman sebesar €100 juta, setelah pengobatan tersebut disetujui hanya dalam waktu dua bulan, padahal biasanya memakan waktu hingga satu tahun. Pendanaan tersebut pun membantu
BioNTech dalam menguji dan memproduksi vaksin. Pinjaman EIB adalah bagian dari program InnovFin Corporate Research Equity dan European Fund for Strategic Investments. Program tersebut mendukung "proyek inovatif dan berisiko tinggi" dengan dukungan dari European Investment Bank dan jaminan dari anggaran Uni Eropa.
Pada bulan Juni 2020,
BioNTech mendapat €250 juta dari Temasek Holdings (Singapura) melalui pembelian saham dan obligasi konversi 4 tahun, serta dari investor lain melalui PMTHMETD obligasi konversi wajib.
Pada tanggal 15 September 2020,
BioNTech mendapat hibah sebesar €375 juta dari Kementerian Pendidikan dan Riset Federal Jerman, untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19.
Aktivitas bisnis
= Pengembangan vaksin
=
"Project Lightspeed", adalah proyek pengembangan teknologi mRNA baru untuk vaksin COVID-19 yang dimulai pada pertengahan bulan Januari 2020, hanya beberapa hari setelah urutan asam nukleat SARS-Cov-2 pertama kali dipublikasikan. Untuk proyek ini,
BioNTech bermitra dengan Pfizer dan Fosun.
Setelah diproduksi, vaksin tersebut pun menjalani uji klinis. Pada tanggal 9 November 2020,
BioNTech dan Pfizer mengumumkan bahwa 43.500 orang di 6 negara telah menerima vaksin uji untuk melawan COVID-19 dengan efektivitas lebih dari 90%. Dengan kesuksesan uji klinis tersebut,
BioNTech dan Pfizer pun mengajukan izin untuk mendistribusikan vaksin tersebut di Amerika Serikat, Uni Eropa, Britania Raya, dan Jepang.
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi
Data bisnis
BioNTech: