Bom lengket atau disebut juga Granat S.T 74 merupakan
Bom berbentuk bola kaca yang berisi bahan peledak.
Bom jenis ini memiliki pegangan yan ditutup dengan bahan rajutan wol dilapisi bahan perekat kuat sehingga
Bom ini bisa dilemparkan sejauh mungkin. Bagian luar
Bom dilapisi selubung baja tipis dan dilengkapi dengan pegas.
Granat S.T 74 dirancang dan dibuat oleh Inggris pada masa Perang Dunia II. Granat ini merupakan granat anti-tank yang digunakan oleh angkatan darat Inggris untuk mengatasi masalah persenjataan yang kala itu membutuhkan pembaharuan.
Sejarah
Pada tahun 1938, seorang kapten dari pasukan Home Guard Inggris, Millis Jefferis memiliki ide membuat granat anti-tank. Ia bekerja sama dengan dua ilmuan dari Universitas Cambridge yakni Drs. Bauer and Schulman.
Pasca evakuasi Dunkirk yang dilakukan oleh pasukan Inggris-Perancis membuat Inggris mengalami krisis persenjataan karena banyak senjata yang tertinggal di sana dari Mei hingga Juni 1940. Oleh karena itu, produksi senjata granat anti-tank menjadi prioritas penting bagi negara Inggris saat itu. Ditambah lagi dengan kondisi mendesak rencana pasukan Jerman yang akan mendarat di Inggris. Perdana Menteri Inggris Winston Churchill mengintruksikan untuk segera melakukan perkembangan pembuatan granat khusus ini. Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi persenjataan sebagai persiapan mendesak dalam menghadapi kedatangan invasi Jerman ke Inggris.
Seorang ilmuan Inggris Robert Stuart Macrae dipercaya oleh Jefferis untuk mengembangkan desain
Bom lengket ini. Ia menggunakan bola kaca dengan berat 570 gram yang berisi nitrogliserin dan ditutupi perekat super kuat. Bola kaca itu dihubungkan dengan sebuh pegangan. Sementara itu, perekat tersebut ditutupi dengan pelindung bulat yang harus dilepaskan sebelum digunakan.
Pada tahun 1940 hingga 1943, 2,5 juta
Bom lengket diproduksi oleh Inggris untuk melawan Jerman.
Bom ini rapuh dan kurang efektif digunakan di medan berlumpur karena bisa menghambat
Bom tersangkut. Meskipun demikian,
Bom-
Bom ini tetap digunakan oleh pasukan Inggris dan negara persemakmurannya serta Perancis selama Perang Dunia II berlangsung terutama pada pertempuran Normandia. Pasukan mereka dipersenjatai dengan granat 74 atau yang biasa disebut "sticky bomb" dalam bahasa Indonesia memiliki makna "
Bom lengket".
Deskripsi
Bom lengket terbuat dari bola kaca seukuran jeruk besar yang didalamnya diisi dengan 1,5 pon nitrogliserin semi-cair. Kemudian, bola tersebut diberi pegangan yang terbuat dari bahan bakelit dan diberi tuas pengaman dan pin. Bola kaca yang mudah pecah itu dilapisi dengan sejenis stocking basah yang disebut dengan birdlime, cairan yang amat
lengket.
Agar kain penutup tetap bersih, bagian luar kepala
Bom dibungkus dengan cangkang kuat.
Bom tersebut ditutupi cangkang seukuran jeruk bali, penutup luar
Bom dipasang menggunakan pin kedua.
Di medan perang, awalnya
Bom lengket ini diharapkandapat dilemparkan dan langsung tepat sasaran menempel pada kendaraan musuh baru kemudian meledak. Namun kenyataannya di lapanagan, cara kerja
Bom ini tidak selalu efektif. Jika bagian kepala
Bom kotor maka
Bom tersebut tidak akan menempel dengan baik pada target begitupun jika kendaraan target dalam kondisi kotor seperti berlumpur,
Bom tersebut tidak dapat menempel dengan baik.
Cara penggunaan
Bom lengket ini sangat sederhana. Pertama-tama tarik pin kesatu sehingga penutup luar
Bom terlepas. Selanjutnya, tarik pin kedua yang menyebabkan tuas pengaman lepas dan secara otomatis sekring waktu mulai bekerja. Seorang operator membutuhkan waktu lima detik untuk menarik pinnya kemudian
Bom tersebut di lempar ke arah lawan hanya dalam hitungan detik
Bom itu akan meledak.
Riwayat penggunaan
Bom lengket pernah digunakan di Irak tahun 2004 dan 2005 yang pada bulan Juli menewaskan 3 orang dan melukai 18 orang di Baghdad. Sementara itu pada bulan Oktober 9 orang meninggal dan 46 luka-luka yang disebabkan oleh
Bom lengket. Tingkat jumlah korban dan kerusakan yang ditimbulkan oleh
Bom lengket masih tergolong rendah.
Referensi