Santo
Bonaventura adalah seorang uskup, kardinal, dan Pujangga Gereja di dalam sejarah Gereja Katolik Roma.
Bonaventura terlahir dengan nama Giovanni di Fidanza pada tahun 1221 di kota Bargnoreggio, dekat Orvieto, Italia. Santo
Bonaventura sering disebut sebagai doktor malaikat (Seraphic Doctor) karena selama hidupnya
Bonaventura menunjukkan kehangatan dan kasih sayang kepada sesama seperti api ilahi.
Kehidupan
Bonaventura terlahir dari pasangan John di Fidanza (seorang tabib) dan Maria di Ritello. Pada masa kecilnya, Santo Bonavantura pernah menderita sakit parah yang akhirnya dapat disembuhkan oleh Santo Fransiskus dari Assisi yang dalam sejarah mengucapkan O buona ventura yang berarti 'O keberuntungan (nasib) yang baik' ketika melihat
Bonaventura kecil. Pada tahun 1243,
Bonaventura bergabung dengan Ordo Fransiskan yang didirikan oleh Fransiskus dari Assisi, kemudian
Bonaventura dikirim ke Paris untuk mempelajari ilmu teologi dan filosofi. Setelah menyelesaikan pendidikannya,
Bonaventura mengajar sekolah Fransiskan yang ada di kota tersebut. Pada 2 Februari 1257,
Bonaventura terpilih menjadi pemimpin Ordo Fransiskan dan mulai berkarya hingga dijuluki sebagai 'Pendiri Kedua Ordo Fransiskan'. Saat itu Ordo Fransiskan mengalami krisis yang dikarenakan perbedaan pandangan dari para pengikutnya yang mengakui dirinya telah menginterpretasikan pemikiran Santo Fransiskus dari Assisi secara benar. Sebagian dari pengikut Fransiskan tidak setuju dengan sikap hidup dalam kemiskinan yang terlalu ketat, menentang kehadiran biarawan di universitas, dan mengkritik penurunan semangat apostolik.
Bonaventura menanggapi krisis yang ada dengan berusaha tetap berpegang pada semangat Santo Fransiskus dari Assisi, namun menolak bila apa yang diyakininya tersebut dikatakan sebagai ekstrimisme spiritual karena bagi
Bonaventura, kemiskinan merupakan pegangan penting dalam Fransiskanisme maka dari itu kepemilikan atas gedung atau buku tidak boleh dilakukan. Bonavetura juga mendukung adanya kehadiran pengikut Fransiskan di universitas dan mendirikan biara khusus di dalam universitas kota karena menurutnya, belajar merupakan kunci dari sikap apostolik biarawan dan juga membuat mereka dapat berkotbah dan memberikan pengarahan spiritual kepada masyarakat.
Pada tahun 1273,
Bonaventura diangkat menjadi kardinal dengan gelar Albano oleh Paus Gregory X dan membantunya dalam mempersiapkan Dewan Kedua Lyon. Semasa hidupnya,
Bonaventura berperan besar dalam reformasi dewan Gereja, melakukan rekonsiliasi pendeta sekuler dengan ordo miskin, dan terlibat dalam rekonsiliasi Gereja Yunani dengan Roma.
Bonaventura meninggal pada tanggal 15 Juli 1274 dan dimakamkan pada hari yang sama dalam salah satu Gereja Fransiskan di Lyon, Prancis. Upacara pemakamannya dihadiri oleh paus, uskup, dan wali Gereja. Peristiwa tersebut disebut oleh para penulis kronik sebagai berikut: "Orang Yunani dan Latin, biarawan dan awam mengantar mayatnya dengan tangis kesedihan, sangat berdukacita karena kehilangan seorang tokoh besar". Pada tanggal 14 April 1482,
Bonaventura dinyatakan sebagai orang suci oleh Paus Sixtus IV, dan pada 14 Maret 1588,
Bonaventura dideklarasikan sebagai Doktor dari Gereja Universal dengan gelar Sepharacus Doctor oleh Paus Sixtus V.
Karya dan Pemikiran
Dalam hidupnya, Santo
Bonaventura telah menyumbangkan banyak pemikiran-pemikiran besar yang tertulis dalam berbagai buku hasil karyanya, seperti Komentar di Empat Buku Kalimat Petrus Lombard atau Commentaries on the Four Books of Sentences of Peter Lombard, Itinerarium mentis in Deum, De reductione artium ad theologiam, dan Breviloquium. Di dalam Breviloquium,
Bonaventura mengemukakan suatu teori mengenai 3 derajat pengetahuan, yaitu:
tingkat pertama adalah pengetahuan partikular, individual, dan diperlukan indra fisik untuk merasakan pengalaman tertentu dari pengetahuan ini,
tingkat kedua adalah pengetahuan yang universal, ide, dan semua yang diperoleh manusia dari refleksi dirinya sendiri. Pengetahuan ini tidak datang dari abstraksi seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Aquinas, namun merupakan hasil iluminasi dari kerjasama langsung dengan Allah,
tingkat ketiga adalah pemahaman tentang hal superior yang terjadi pada diri manusia sendiri, yaitu Tuhan, di mana pemahaman tersebut hanya akan diperoleh melalui mata kontemplasi. Dalam beberapa bidang,
Bonaventura memiliki pemikiran yang berbeda dengan Aristoteles, seperti pada bidang kosmologi di mana
Bonaventura tidak menerima konsep Aristoteles akan kekekalan dunia dan materi yang disebutkan juga kekal bersama dengan Allah. Dalam bidang psikologi,
Bonaventura juga bertentangan dengan Aristoteles yang hanya berpegang pada fakta pengetahuan, tetapi
Bonaventura juga menilai hubungan antara jiwa dan tubuh serta jiwa dan fakultasnya.
Bonaventura mengemukakan adanya tiga nilai atau tahapan yang mengantar jiwa kepada Tuhan, yaitu:
Nilai pertama disebut "vestigium" yang merupakan jejak Allah sendiri telah ditandai pada materi-materi di luar diri manusia.
Nilai kedua disebut "imago," atau refleksi jiwa dengan sendirinya, di mana dapat dilihat tiga kali lipat fakultas jiwa - keinginan, intelek, dan memori - manusia melihat citra Allah.
Nilai ketiga disebut "similitudo," atau pertimbangan dari Tuhan sendiri, di mana jiwa mencapai persatuan mistis yaitu tingkat tertinggi dari cinta antara makhluk dan Penciptanya. Dengan membanyangkan ide dari sesuatu yang paling sempurna, manusia dapat membayangkan kesatuan dengan Tuhan.
Referensi
Lihat pula
Fransiskus dari Assisi
Fransiskan