- Source: Cecek
Cecek (lafal: /tʃəˈtʃəʔ/) adalah salah satu lambang yang melekati suatu huruf dalam aksara Bali yang melambangkan bunyi /ŋ/ (ng). Cecek bisa ditulis di akhir kata dan di tengah kata, tergantung aturannya. Cecek merupakan pengganti huruf Nga yang dilekati oleh adeg-adeg.
Fungsi
Fungsi cecek sama seperti tanda anuswara dalam huruf Dewanagari. Cecek memberi efek agar suatu aksara wianjana (huruf konsonan) mendapat bunyi sengau dari pengucapan /ŋ/ (ng). Contohnya, kata "pasa" bila dilekati oleh cecek maka menjadi "pasang"; kata "sara" bila dilekati oleh cecek maka menjadi "sarang"; kata "lara" bila dilekati oleh cecek maka menjadi "larang"; dll. Aturan ini dianjurkan agar tidak perlu memberi adeg-adeg pada aksara "Nga".
Aturan penggunaan
Seperti pangangge tengenan lainnya, cecek tidak boleh ditulis sembarangan, harus mengikuti aturan menulis yang sudah ditetapkan.
= Di akhir kata
=Selain untuk menghindari gantungan bertumpuk, pemakaian cecek di tengah kata tidak diperbolehkan. Kata-kata seperti: "nangka", "jangka", "langka", "semangka", tidak diperbolehkan memakai cecek, sebab huruf Ng terletak di tengah kata. Kata-kata seperti: "bangkuang" dan "bangkiang" (bahasa Bali), diperbolehkan memakai cecek hanya untuk huruf Ng yang terletak di akhir kata. Cecek patut ditulis di akhir kata, apabila kata tersebut diakhiri dengan bunyi /ŋ/ (ng). Contoh kata: "pasang", "pisang", "lubang", "senang", dll. Tidak dianjurkan memakai adeg-adeg untuk melekati huruf Nga di akhir kata agar berbunyi /ŋ/.
= Bunyi suku kata yang sama
=Cecek patut ditulis apabila suatu kata terdiri dari beberapa suku kata yang bunyi vokalnya sama dan mengandung bunyi /ŋ/ pada setiap suku katanya. Contoh kata (dalam bahasa Bali): "pongpong", "mongpong", "sungsung", "Klungkung", dan sebagainya.
= Menghindari gantungan bertumpuk tiga
=Cecek patut ditulis apabila suatu kata mengandung pola KKKV (konsonan-konsonan-konsonan-vokal), di mana huruf konsonan yang pertama dari pola tersebut berbunyi /ŋ/. Contohnya (dalam bahasa Bali): "ngkla", "ngkli". Contoh (dalam bahasa Bali) kata: "cangkling", "jungklang", "jungkling", dan sebagainya. Huruf Ng pada kata tersebut (yang sudah digarisbawahi) harus ditulis dengan cecek jika disalin menjadi tulisan Bali, meskipun tidak terletak di akhir kata.
Contoh penggunaan
Lihat pula
Adeg-adeg
Catatan kaki
Referensi
Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
Kata Kunci Pencarian:
- Cecek
- Cecak tembok
- Batik Kawung
- Ceplok Kembang Kates
- Batik Sudagaran
- Cecak gula
- Hidangan Jawa Tengah
- Horok-horok
- Sate kikil
- Cecak (disambiguasi)
- Stanislav Čeček
- Revolt of the Czechoslovak Legion
- Šmarčna
- Tzitzak
- Timeline of World War I
- Battle of Lipyagi
- Canting
- Balinese script
- Capture of Kazan by the White Army
- Allied intervention in the Russian Civil War