- Source: Celah kredibilitas
Celah kredibilitas adalah ketidakcocokan antara apa yang dikatakan oleh seseorang (misalnya pemerintah, politisi, atau perusahaan besar) dengan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai dalam prakteknya. Celah ini muncul ketika ada ketidakpercayaan terhadap klaim atau pernyataan yang dibuat oleh pihak-pihak tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. Misalnya, seorang politisi berjanji untuk melakukan sesuatu, namun kemudian tindakannya tidak mencerminkan janji tersebut, sehingga menyebabkan keraguan di masyarakat tentang kebenaran atau keandalan klaim yang dibuat.Celah kredibilitas sering kali menyebabkan ketidakpercayaan publik yang mengarah pada ketidakpastian, kebingunguan, pengambilan keputusan yang lambat, dan bahkan birokrasi yang tidak efisien. Dalam konteks organisasi atau masyarakat, celah kredibilitas ini bisa menghambat interaksi yang lancar dan memperburuk ketegangan atau ketidakpastian yang ada.
Istilah
Istilah celah kredibilitas pertama kali populer digunakan dalam dunia jurnalisme, politik, dan wacana publik di Amerika Serikat pada tahun 1960-an dan 1970-an. Istilah ini muncul pada masa pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson, terutama terkait dengan Perang Vietnam. Pada waktu itu, banyak publik yang meragukan kebenaran dari pernyataan resmi pemerintah mengenai situasi di Vietnam. Kebijakan-kebijakan yang diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat sering kali bertentangan dengan kenyataan yang terlihat di lapangan, yang menyebabkan ketidakpercayaan besar di kalangan masyarakat. Dalam konteks ini, istilah tersebut berfungsi sebagai eufemisme untuk kebohongan atau penghindaran kebenaran yang diungkapkan oleh pejabat pemerintah kepada publik. Masyarakat mulai merasa skeptis terhadap informasi yang disampaikan oleh pemerintah, terutama ketika mereka merasa bahwa fakta-fakta yang ada di lapangan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh para pemimpin politik. Seiring waktu, penggunaan istilah ini meluas dan tidak hanya terbatas pada pernyataan mengenai Perang Vietnam. Saat ini, istilah celah kredibilitas lebih umum digunakan untuk menggambarkan kesenjangan antara situasi yang sebenarnya dan apa yang dikatakan oleh politisi atau lembaga pemerintah mengenai situasi tersebut.
Sejarah
Celah kredibilitas muncul ketika adanya istilah missile gap yang pertama kali dipopulerkan oleh Senator John F. Kennedy pada 14 Agustus 1958. Saat itu, Kennedy menyatakan bahwa: "Bangsa kita sudah mampu, dan masih mampu sekarang, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menutup missile gap(kesenjangan misil)" . Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran bahwa Uni Soviet mungkin memiliki lebih banyak misil balistik daripada Amerika Serikat, meskipun pada kenyataannya, hal tersebut tidak benar. Ketakutan dan paranoia terkait ketertinggalan dalam perlombaan senjata nuklir ini kemudian berkembang menjadi istilah-istilah lain seperti doomsday gap(kesenjangan kiamat) dan mineshaft gap (kesenjangan lubang tambang) yang muncul dalam film satir Dr. Strangelove pada tahun 1964.
Celah kredibilitas mulai banyak digunakan pada awal 1960-an, terutama pada 1963, menurut Timetables of History. Sebelum istilah ini diikaitkan dengan Perang Vietnam, pada Desember 1962 Senator Republik dari New York, Kenneth B. Keating, menyebutkan perlunya Amerika Serikat menutup Celah kredibilitas dalam kebijakan AS terhadap Kuba. Pada saat itu, Keating memuji tindakan cepat Presiden John F. Kennedy dalam Krisis Rudal Kuba, tetapi ia juga menyuarakan kekhawatiran tentang kredibilitas kebijakan luar negeri AS terkait dengan Kuba.
Istilah celah kredibilitas kemudian menjadi lebih populer pada tahun 1966, berkat J. William Fulbright, seorang Senator Demokrat dari Arkansas. Fulbright menggunakannya untuk menggambarkan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson yang tidak memberikan jawaban yang jelas mengenai kebijakan dan situasi Perang Vietnam. Pada 23 Maret 1965, istilah ini mulai dikaitkan dengan Perang Vietnam pertamakali dalam artikel New York Herald Tribune yang ditulis oleh reporter David Wise yang menggambarkan bagaimana Presiden Lyndon B. Johnson menangani eskalasi keterlibatan militer Amerika dalam perang tersebut.
Sejumlah peristiwa—terutama serangan Tet yang mengejutkan pada tahun 1968, serta publikasi Pentagon Papers pada tahun 1971—memperburuk kecurigaan publik bahwa ada kesenjangan besar antara apa yang diumumkan pemerintah mengenai resolusi politik dan militer yang terkendali, dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Hal ini dianggap sebagai contoh kebohongan atau ketidakjujuran dari pemerintahan Johnson dan kemudian pada pemerintahan Richard Nixon. Selama Perang Vietnam, ketidakpercayaan terhadap pemerintah semakin berkembang, terutama setelah pidato Johnson di Universitas Johns Hopkins pada April 1965, di mana ia mencoba meyakinkan publik bahwa Amerika Serikat sedang menuju penyelesaian yang baik. Namun, rakyat Amerika semakin sadar bahwa yang disampaikan oleh pemerintah sering kali tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam sebuah opini publik yang diterbitkan The New York Times mengenai perang ini, ada kalimat yang mencerminkan perasaan publik yang semakin frustrasi: "Saatnya telah tiba untuk mengatakan sesuatu dengan jelas. Negara ini sedang terlibat dalam perang yang tidak diumumkan dan tidak dijelaskan di Vietnam. Para pemimpin kita punya banyak nama panjang dan indah untuk itu, seperti eskalasi dan pembalasan, tetapi ini adalah perang, tetap saja."