Burung
Cenderawasih adalah anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes.
Cenderawasih biasanya ditemukan di Indonesia seperti di bagian Timur Papua, Papua Nugini, pulau-pulau selat Torres, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung
Cenderawasih mulai dari
Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga kuakalame ekor-kuning pada 110 cm dan sagubega jambul-keriting dengan ukuran mencapai 430 gram.
Spesies
Genus Lycocorax
Cenderawasih-gagak Halmahera, Lycocorax pyrrhopterus
Cenderawasih-gagak obi Lycocorax obiensis
Genus Manucodia
Silagiamina kilap, Manucodia atra
Silagiamina Jobi, Manucodia jobiensis
Silagiamina leher-keriting, Manucodia chalybata
Silagiamina jambul-keriting, Manucodia comrii
Silagiamina Tagula, Manucodia alter
Genus Phonygammus
Silagiamina terompet, Phonygammus keraudrenii
Genus Paradigalla
Sagubega ekor-panjang, Paradigalla carunculata
Sagubega ekor-pendek, Paradigalla brevicauda
Genus Astrapia
Dewata arfak, Astrapia nigra
Dewata cemerlang, Astrapia splendidissima
Dewata ekor-pita, Astrapia mayeri
Dewata Stephanie, Astrapia stephaniae
Dewata Huon, Astrapia rothschildi
Genus Parotia
Kijo arfak, Parotia sefilata
Kijo carola, Parotia carolae
Kijo foja, Parotia berlepschi
Kijo lawes, Parotia lawesii
Kijo timur, Parotia helenae
Kijo wahnes, Parotia wahnesi
Genus Pteridophora
Cenderawasih panji, Pteridophora alberti
Genus Lophorina
Manulwaki besar, Lophorina superba
Manulwaki vogelkop, Lophorina niedda
Manulwaki kecil, Lophorina minor
Genus Ptiloris
Toowa cemerlang Ptiloris magnificus
Toowa timur Ptiloris intercedens
Toowa surga Ptiloris paradiseus
Toowa victoria Ptiloris victoriae
Genus Epimachus
Kuakalame kurikuri, Epimachus fastuosus
Kuakalame coklat, Epimachus meyeri
Genus Drepanornis
Kuakalame ekor-kuning, Drepanornis albertisi
Kuakalame paruh-putih, Drepanornis bruijnii
Genus Cicinnurus
Cenderawasih belah-rotan, Cicinnurus magnificus
Cenderawasih botak, Cicinnurus respublica
Cenderawasih raja, Cicinnurus regius
Genus Semioptera
Bidadari halmahera Semioptera wallacii
Genus Seleucidis
Cenderawasih mati-kawat, Seleucidis melanoleuca
Genus Paradisaea
Cenderawasih kuning-kecil, Paradisaea minor
Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda
Cenderawasih raggiana, Paradisaea raggiana
Cenderawasih goldi, Paradisaea decora
Cenderawasih merah, Paradisaea rubra
Cenderawasih kaisar, Paradisaea guilielmi
Cenderawasih biru, Paradisaea rudolphi
Sebelumnya dikelompokkan di sini
Beren loria, Cnemophilus loriae - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (pematuk buah beri).
Beren jambul, Cnemophilus macgregorii - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae.
Beren sutera, Loboparadisea sericea - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae.
Penghisap-madu elok (sebelumnya "
Cenderawasih elok"), Macgregoria pulchra - baru-baru ini ditemukan sebagai Burung penghisap madu.
Paok-hitam kecil, Melampitta lugubris - beberapa waktu ditempatkan di sini sementara; mungkin termasuk
Paok-hitam besar, Megalampitta gigantea'
Hubungan dengan Manusia
Masyarakat di Papua sering kali memakai bulu
Cenderawasih dalam pakaian dan adat mereka, dan beberapa abad yang lalu bulu cendrawasih banyak dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan topi wanita di Eropa. Perburuan untuk mendapat bulu dan perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis ke tingkat terancam; perusakan habitat karena penebangan hutan sekarang merupakan ancaman utama.
Perburuan burung
Cenderawasih untuk diambil bulunya untuk perdagangan topi marak di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Cribb 1997), namun sekarang burung-burung itu dilindungi dan perburuan hanya dibolehkan untuk kebutuhan perayaan dari suku setempat. Dalam hal
Cenderawasih panji, disarankan mengambil dari rumah sarang burung Namdur. Tatkala Raja Mahendra dari Nepal naik takhta pada tahun 1955, ternyata bulu burung
Cenderawasih pada mahkota kerajaan Nepal perlu diganti. Karena larangan perburuan, penggantian akhirnya diperbolehkan dari kiriman yang disita oleh hukum Amerika Serikat.
Burung
Cenderawasih dewasa digambarkan pada bendera Papua Nugini. David Attenborough telah menyatakan beberapa burung
Cenderawasih sebagai jenis hewan favoritnya, mungkin dia menyukai
Cenderawasih botak.
=
Sebagian warga papua meyakini burung
Cenderawasih adalah jelmaan seorang anak laki-laki bernama kweiya. Awalnya ada seorang perempuan dan anjingnya kelaparan di dalam hutan dan menemukan buah. Karena kelaparan sang anjing memakan buah tersebut, secara tiba-tiba perut anjing tersebut membesar dan melahirkan anak. Begitu pula dengan sang wanita pemilik anjing tersebut. Lantas anak perempuan tersebut dinamakan Kweiya.
Saat anak tersebut sudah besar, sang ibu menikah dengan duda yang sudah memiliki anak. Lambat laun Kweiya disakiti oleh saudara tirinya, karena merasa disakiti Kweiya memilih untuk menjadi burung, dengan membuat sayap dari daun dan ekor dari sabut kelapa. Secara ajaib Kweiya berubah menjadi burung dan bersarang di atas pohon. Kedua saudaranya yang menyakiti pun dikutuk dan berubah menjadi burung berwarna hitam pekat. Nama kedua saudara yang menyakiti tersebut adalah Pohak dan Nggein. Kedua burung hitam tersebut mengakui kesalahannya dan ingin meminta maaf ke Kweiya.
Namun saat mencari Kweiya di hutan Bomberay, ditemukan sang burung berekor kuning (Kweiya) ditangkap oleh pemburu. Kedua burung yang berwarna hitam pekat tersebut menyerang pemburu tersebut dan berhasil melepaskan Kweiya. Maka seketika kedua saudara tirinya dimaafkan, sebagai imbalannya karena menyelamatkan nyawa Kweiya. Dan secara ajaib ada beberapa warna cerah dari Kweiya yang luntur dan berpindah ke kedua burung hitam pekat tersebut. Maka jadilah ketiga burung tersebut memiliki aneka warna yang berbeda. Maka hingga saat ini, diyakini burung
Cenderawasih berasal dari Kweiya. Cerita ini merupakan cerita dari Fakfak.
Bacaan lanjutan
Cracraft, J. & Feinstein, J. (2000): What is not a bird of paradise? Molecular and morphological evidence places Macgregoria in the Meliphagidae and the Cnemophilinae near the base of the corvoid tree. Proc. R. Soc. B 267: 233-241.
Cribb, Robert (1997): Birds of paradise and environmental politics in colonial Indonesia, 1890-1931. In: Boomgaard, Peter; Columbijn, Freek & Henley, David(eds.): Paper landscapes: explorations in the environmental history of Indonesia: 379-408. KITLV Press, Leiden. ISBN 90-6718-124-2
Frith, Clifford B. & Beehler, Bruce M. (1998): The Birds of Paradise: Paradisaeidae. Oxford University Press. ISBN 0-19-854853-2
Mackay, Margaret D. (1990): The Egg of Wahnes' Parotia Parotia wahnesi (Paradisaeidae). Emu 90(4): 269.
Burung cendrawasih jantan memiliki warna yang indah
Pranala luar
(Inggris) Burung-burung
Cenderawasih Diarsipkan 2009-01-31 di Wayback Machine.
(Inggris) Video streaming beberapa burung
Cenderawasih membawakan tarian perjodohan Diarsipkan 2011-02-04 di Wayback Machine.
Referensi