Hasil Pencarian:
- Chanel
- Jennie (penyanyi)
- Coco Chanel
- Chanel Preston
- Barbara Palvin
- Chanel Iman
- Gereja Santo Petrus Chanel, Korolevu
- Ai Uehara
- Coco Before Chanel
- Gereja Santo Petrus Chanel, Kadavu
- Daerah Khusus Ibukota Jakarta
- Chanel No. 5
- Koalisi Indonesia Maju (2024)
- Lily Collins
- Petrus Chanel
- Anna Mouglalis
- WE
- Arya Sinulingga
- Pekan Mode Paris
- Minji (NewJeans)
Artikel: Chanel
Sejarah
= Era Coco Chanel
=ihib9 Pendirian dan Pengakuan House of Chanel (Chanel S. A.) didirikan pada tahun 1909 ketika Gabrielle Chanel membuka toko topi wanita di 160 Boulevard Malesherbes, menyewa lantai dasar dari flat Paris milik sosialita dan pengusaha tekstil Etienne Balsan. Karena Flat Balsan juga merupakan salon untuk berburu barang olahraga elite Perancis, Chanel memiliki kesempatan untuk bertemu dengan demi-mondaine mistresses, yang mana adalah salah seorang wanita fesyen, darinya banyak pria karya yang menampilkan kekayaannya seperti pakaian, perhiasan, dan topi. Coco Chanel dapat menjual topi yang ia desain dan dibuatnya. Keberhasilannya membuatnya independen dari sponsor finansialnya yaitu Balsa, seorang sosialita. Selama berada di Salon, Coco Chanel berteman dengan Arthur 'Boy' Capel, seorang sosialita Inggris sekaligus teman Etienne Balsan, pemain polo dari kalangan atas, Chanel juga menjadi wanita simpanan Boy Capel. Terlepas dari keadaan tersebut, Boy Capel menganggap hasil bisnis tersebut berasal dari Coco Chanel. Pada tahun 1910, Coco Chanel membiayai secara independen tokonya, Chanel Modes pada 21 rue Cambon, Paris. Karena penduduk setempat sudah memiliki toko pakaian, sewa bisnis itu membatasi Chanel hanya untuk menjual produk-produk topi wanita, bukan couture. Dua tahun kemudian, pada tahun 1913, toko-toko couture Deauville dan Biarritz menawarkan pakaian olahraga pret-a-porter untuk wanita, dengan desain praktis yang membuat bajunya dapat dipakai untuk berolahraga. Pada Perang Dunia Pertama (1914-1918) mempengaruhi fesyen Eropa melalui kelangkaan bahan, dan mobilisasi wanita-wanita. Pada saat itu, Chanel telah membuka toko gaun besar pada 31 rue Cambon, dekat Hotel Ritz, di Paris: di antara pakaian yang dijual salah satunya adalah blazer flanel, rok linen garis lurus, blus pelaut, sweater panjang yang terbuat dari kain kaos, serta setelan rok dan jaket. Coco Chanel menggunakan pakaian berbahan jersey karena ciri fisiknya sebagai pakaian, seperti tirai—bagaimana jatuhnya di tubuh wanita—dan seberapa baik itu disesuaikan dengan desain garmen yang sederhana. Berkenaan dengan penjahitan, beberapa desain Chanel berasal dari seragam militer lazimnya dibuat saat perang, dan pada 1915, desain dan pakaian yang diproduksi oleh House of Chanel dikenal di seluruh Prancis. Pada 1915 dan 1917, majalah Harper's Bazaar melaporkan bahwa pakaian dari House of Chanel termasuk dalam "daftar pada setiap pembeli" di pabrik pakaian Eropa. Toko gaun Chanel di 31 rue Cambon menampilkan gaun siang dan jaket disetel dengan desain simpel, dan gaun malam hitam dengan potongan renda; serta kain tulle yang didekorasi dengan jet, sebuah bahan batu permata. Setelah Perang Dunia Pertama, House of Chanel, mengikuti trend tahun 1920-an, memproduksi gaun manik-manik, membuatnya sangat populer di antara wanita flapper (wanita yang menggandrungi fashion dengan standar konvensional). Pada tahun 1920, Chanel telah merancang dan menampilkan setelan pakaian—terdiri dari dua pakaian atau tiga pakaian—yang memungkinkan seorang wanita untuk memiliki penampilan feminin yang modern, sementara tetap nyaman dan praktis untuk dirawat; diadvokasi sebagai "seragam baru untuk siang dan malam", yang dikenal sebagai Setelan Chanel (Chanel Suit). Pada tahun 1921, untuk melengkapi setelan pakaian, Coco Chanel menugaskan pembuat parfum Ernest Beauz untuk membuat parfum bagi House of Chanel. Termasuk perfume No. 5, yang dinamai berdasarkan jumlah sampel yang disukai Chanel. Awalnya sebotol No. 5 de Chanel adalah hadiah untuk klien Chanel. Popularitas parfum mendorong House of Chanel menawarkannya untuk penjualan eceran pada tahun 1922. Pada 1923, demi menjelaskan kesuksesan pakaiannya, Coco Chanel memberitahu majalah Harper's Bazaar bahwa kesederhanaan desain adalah kunci dari keanggunan sejati.Model Chanel
Pranala luar
Situs resmiNo More Posts Available.
No more pages to load.