Charlotte (28 Juni 1444 – 16 Juli 1487) merupakan seorang Ratu Siprus, serta bergelar Ratu Yerusalem dan Armenia dan bergelar Putri Antiokhia.
Dia adalah putri sulung dan satu-satunya yang masih hidup Raja Jean II
dari Siprus dan Eilene Palaiologina. Pada usia 14 tahun, dia mendapat takhta Siprus setelah kematian ayahandanya pada tahun 1458. Saudara tirinya yang tidak sah, Jacques II, menantang haknya atas mahkota. Dengan dukungan
dari Mesir, dia memaksanya untuk melarikan diri
dari pulau itu pada tahun 1463, dan dia kemudian dinobatkan sebagai raja. Dia melakukan usaha militer untuk mendapat kembali takhtanya, tetapi tidak berhasil, dan meninggal tanpa keturunan di Roma.
Keluarga dan masa kecil
Charlotte lahir di Nikosia pada tanggal 28 Juni 1444, putri tertua dan satu-satunya Raja Jean II
dari Siprus dan Eilene Palaiologina. Adindanya Cleopha meninggal pada bulan Juni 1448, beberapa saat sebelum ulang tahun
Charlotte yang keempat, meninggalkan satu-satunya pewaris sah takhta Siprus dan gelar ayahandanya. Dia memiliki saudara tiri yang tidak sah, Jacques, lahir
dari gundik Yunaninya Marietta de Patras.
Dia dibesarkan dalam tradisi Bizantium dan fasih berbicara bahasa Yunani, yang dia pelajari
dari ibundanya. Dia bisa menulis bahasa Prancis, Italia, dan mungkin Latin, tapi sepanjang hidupnya berbicara terutama bahasa Yunani. Karena caranya yang blak-blakan, Paus Pius II memanggilnya "torrent Yunani".
Ratu Siprus
Charlotte menjadi Putri Antiokhia pada tahun 1456 tahun yang sama ia menikah dengan suami pertamanya, João
dari Portugal. Dia menjanda pada tahun 1457, dan pada tanggal 28 Juli 1458 ayahandanya meninggal. Pada usia empat belas
Charlotte menjadi Ratu Siprus dan dinobatkan di Katedral St Sophia pada tanggal 7 Oktober 1458.
Pemerintahannya tidak berhasil. Dia memiliki pegangan yang lemah di kerajaan saat haknya atas takhta terus menerus ditantang oleh saudara tirinya, Jacques. Pada tanggal 7 Oktober 1459, dia menikah dengan suaminya yang kedua, Ludovico, Comte Jenewa. Pernikahan ini telah diatur oleh Genova yang menjanjikan bantuan mereka untuk mempertahankan mahkotanya melawan tuntutan Jacques.
Pada tahun 1460 ia berhasil menangkap Famagusta dan Nikosia dengan bantuan
dari kesultanan Mesir Saif ad-Din Inal. Setelah diblokade di kastil Kyrenia selama tiga tahun, dia dan Ludovico melarikan diri ke Roma pada tahun 1463, dimana adik tirinya dinobatkan sebagai Raja Jacques II. Dia tinggal di Istana Convertendi di Roma. Paus Pius II, yang berkenalan dengan dia menggambarkan
Charlotte sebagai "seorang wanita berusia sekitar dua puluh empat, lumayan tinggi: mata cerah, kulit wajah yang gelap dan pucat; bicaranya lancar dan seperti gaya bicara orang Yunani; kostum Prancis; sopan santun menjadi darah kerajaannya".
Dia kemudian membentuk sebuah istana kecil di pulau Yunani Rodos. Dia melakukan usaha militer yang tidak berhasil untuk mendapatkan kembali takhtanya dengan dukungan kepausan. Dia juga dihasut melawan pemangku takhta Siprus, Catherine Cornaro namun gagal mengusirnya
dari kekuasaan. Pada bulan November 1483 dia diterima oleh Paus Siktus IV di istana Vatikan dan duduk di kursi dengan "tinggi dan martabat" yang sama seperti paus. Di Roma, dia tinggal di sebuah rumah di Piazza Scossacavalli di Borgo yang telah menjadi tuan rumah ratu Katarina
dari Bosnia.
Kematian
Dia meninggal tanpa keturunan pada tanggal 16 Juli 1487, tak lama setelah ulang tahunnya yang ke empat puluh tiga. Dia telah mengadopsi sebagai putranya, Alfonso
dari Aragon, anak haram Raja Ferrante II
dari Napoli, yang menikahi putrinya yang tidak sah,
Charlotte dari Lusignan. Namun, pada bulan Februari tahun 1485, dengan imbalan pensiun tahunan sebesar 4.300 florin, dia malah menyerahkan hak warisnya kepada putra sepupunya, Carlo I
dari Savoia, yang berikutnya dalam garis sukses yang sah.
Charlotte dimakamkan di kapel Santo Andreas dan Santo Gregorius, Basilika Santo Petrus. Pemakamannya dibayar oleh Paus Innosensius VIII.
Pernikahan
Charlotte menikah dua kali:
Infante João
dari Portugal, juga dikenal sebagai João
dari Coimbra, (1431 atau 1433 – antara September dan 11 September 1457) (putra Infante Pedro, Adipati Coimbra dan cucu Raja João I
dari Portugal), Mei 1456 di Nikosia. Dia dijadikan Pangeran Antiokhia. Konon bahwa kematiannya adalah pembunuhan karena keracunan, yang diatur oleh Ratu Helena, membuat
Charlotte bebas untuk menikah lagi.
Ludovico
dari Savoia, Comte Jenewa (Jenewa, 5 Juni 1436 atau 1 April 1437 – Château-Biara de Ripaille, April 1482). Pasangan yang menikah pada tanggal 7 Juli 1459, hampir setahun setelah penobatan
Charlotte. Ludovico adalah sepupunya: dia adalah anak kedua dan senama Ludovico, pangeran Savoia oleh Anne de
Lusignan, putri Raja Yanus
dari Siprus, dan menjadi Raja Siprus
dari tahun 1459 sampai 1462 dan juga bergelar Raja Yerusalem.
Referensi
Sumber
Borgatti, Mariano (1926). Borgo e S. Pietro nel 1300 - 1600 - 1925 (dalam bahasa Italian). Federico Pustet, Roma. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) CS1 maint: Unrecognized language (link)