- Source: Comma Johanneum
Comma Johanneum adalah sebutan untuk suatu anak kalimat (bahasa Latin: comma; bahasa Inggris: clause) dalam Surat 1 Yohanes pasal 5 yang menjadi bahan perdebatan panjang dalam studi Alkitab Kristen, terutama bagian Perjanjian Baru, karena dipertanyakan keasliannya. Anak kalimat tersebut terdapat pada dua ayat yang berurutan, masing-masing memuat sebagiannya, yaitu pada 1 Yohanes 5:7dan 8. Istilah lain yang dipakai selain Comma Johanneum adalah "Johannine Comma", "Heavenly Witnesses", "Saksi-saksi sorgawi", "1 Yoh 5:7", "1 John 5:7" atau "1 John v:7". Pada sejumlah versi Alkitab dalam berbagai bahasa, bagian anak kalimat tersebut lazimnya ditulis di antara tanda kurung atau diberi keterangan pada catatan kaki. Perdebatan ini menyangkut diskusi mengenai integritas dokumen kuno Perjanjian Baru serta ketelitian para jurutulis dalam melestarikan teks Alkitab dalam salinan-salinan dari abad ke abad.
Teks
1 Yohanes 5 : 7- 8
Comma Johanneum adalah bagian yang dicetak tebal.
= Bahasa Indonesia
== Bahasa Latin
=Vulgata
quoniam tres sunt qui testimonium dant in caelo pater verbum et spiritus sanctus et hi tres unum sunt et tres sunt qui testimonium dant in terra spiritus et aqua et sanguis et tres unum sunt
= Bahasa Yunani
=Textus Receptus (Stephanus 1550)
οτι τρεις εισιν οι μαρτυρουντες εν τω ουρανω ο πατηρ ο λογος και το αγιον πνευμα και ουτοι οι τρεις εν εισιν και τρεις εισιν οι μαρτυρουντες εν τη γη το πνευμα και το υδωρ και το αιμα και οι τρεις εις το εν εισιν
Transliterasi
oti treis eisin oi marturountes en tō ouranō o patēr o logos kai to agion pneuma kai outoi oi treis en eisin kai treis eisin oi marturountes en tē gē to pneuma kai to udōr kai to aima kai oi treis eis to en eisin
= Bahasa Inggris
=1 John 5:7-8
Versi bahasa Inggris dengan Comma Johanneum
Alkitab Versi Raja James (KJV)
7. For there are three that bear record in heaven,
the Father, the Word, and the Holy Ghost:
and these three are one.
8. And there are three that bear witness in earth,
the spirit, and the water, and the blood:
and these three agree in one.
Douay-Rheims Bible
7. And there are three who give testimony in heaven, the Father, the Word, and the Holy Ghost. And these three are one.
8. And there are three that give testimony on earth: the spirit, and the water, and the blood: and these three are one.
Webster Bible Translation
7. For there are three that bear testimony in heaven, the Father, the Word, and the Holy Spirit, and these three are one.
8. And there are three that bear testimony on earth, the spirit, and the water, and the blood: and these three agree in one.
Young's Literal Translation
7. because three are who are testifying in the heaven, the Father, the Word, and the Holy Spirit, and these -- the three -- are one;
8. and three are who are testifying in the earth, the Spirit, and the water, and the blood, and the three are into the one.
Versi bahasa Inggris tanpa Comma Johanneum
New American Standard (NAS):
7. For there are three that testify:
8. the Spirit and the water and the blood;
and the three are in agreement.
American Standard Version (ASV)/English Revised Version (ERV):
7. And it is the Spirit that beareth witness, because the Spirit is the truth.
8. For there are three who bear witness, the Spirit, and the water, and the blood: and the three agree in one.
Weymouth New Testament:
7. For there are three that give testimony-- the Spirit, the water, and the blood;
8. and there is complete agreement between these three.
Catatan:
Meskipun sebenarnya Comma Johanneum merujuk pada anak kalimat yang termuat dalam ayat 7 dan 8, sering kali orang hanya menyebut bagian ini "1 Yohanes 5:7".
Dalam versi yang tidak memuat Comma Johanneum, pemisahan ayat-ayat ini tidak seragam. Versi bahasa Inggris NAS di atas menempatkan "For...testify" sebagai ayat 7, sedangkan sisanya "the Spirit...in agreement" sebagai ayat 8. Versi ASV dan ERV mengambil sebagian dari ayat 6 tradisional menjadi bagian dari ayat 7. Versi Weymouth membuat pemisahan yang berbeda.
= Bahasa-bahasa lain
=Tidak ditemukan naskah Alkitab bahasa Suryani kuno yang memuat Comma, dan keberadaan bagian ini pada sejumlah Alkitab Suryani cetak kuno merupakan terjemahan balik dari edisi Latin Vulgata. Naskah Alkitab bahasa Koptik dan Etiopia kuno juga tidak memuat bagian ini, tetapi gereja-gereja ini menerima Comma dalam edisi cetak mereka. UBS-4 mengindikasikan "arm-mss" mendukung ayat ini, dan juga "arm-mss" menentang, menunjukkan bahwa beberapa tetapi tidak semua naskah Armenian kuno memuat Comma. Hal ini dikaitkan dengan pengaruh kuat kelompok Arian (yang menentang Trinitarianisme) di wilayah-wilayah yang Alkitab-nya tidak memuat Comma, seperti dijabarkan dalam bagian Teori.
Analisis
Penyebutan "tiga saksi" ini berkaitan dengan perkataan Yesus Kristus yang dicatat dalam Matius 18:16:
"Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan."
Pemuatan dalam Alkitab
Bagian tersebut terdapat dalam naskah Perjanjian Baru Bahasa Yunani suntingan Erasmus edisi tahun 1552, dan muncul dalam setiap edisi Textus Receptus selanjutnya, yang mendasari terjemahan-terjemahan Perjanjian Baru yang paling banyak dijumpai sampai sekarang. Comma Johanneum terdapat dalam Alkitab terjemahan bahasa Latin Vulgata suntingan Hieronimus sejak abad ke-4 M, yang kemudian menjadi versi standar Gereja Katolik Roma. Namun, sejumlah naskah kuno bahasa Yunani dari jenis Teks Alexandria yang berasal dari abad ke-4 M, tidak memuat ayat ini. Hal tersebut menimbulkan perdebatan mengenai keaslian bagian itu.
= Upaya penghapusan dalam Alkitab modern
=Sejak awal abad ke-18 beberapa penerjemah perorangan tidak memuat bagian itu Versi-versi dari periode ini yang memuat Comma termasuk "Alkitab Jenewa" (Geneva Bible), King James Version (KJV), Young's Literal Translation dan baik terjemahan Douay–Rheims Bible maupun. Ronald Knox yang dari Gereja Katolik Roma.
Edisi kritis bahasa Yunani yang lebih baru menghilangkan Comma karena dianggap bukan bagian naskah asli, dan terjemahan Alkitab modern yang dibuat berdasarkan edisi tersebut, misalnya "New International Version" (NIV), "New American Standard Bible" (NASB), "English Standard Version" (ESV), "New Revised Standard Version" (NRSV) cenderung menghilangkan Comma seluruhnya atau memindahkannya ke catatan kaki. Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, edisi bahasa Latin Nova Vulgata (Vulgata baru), diterbitkan pada tahun 1979 mengikuti Konsili Vatikan Kedua, berdasarkan Teks Kritikal dan diterima untuk penggunaan liturgi, tidak memuat Comma, demikian pula dengan "New American Bible", terjemahan bahasa Inggrisnya.
Comma tetap dipertahankan pada terjemahan terbaru yang berdasar pada Textus Receptus atau Teks Mayoritas (Teks Bizantin), yang juga difavoritkan oleh gerakan King James Only movement, misalnya New King James Version (NKJV).
Dalam tradisi Gereja Ortodoks Yunani, terjemahan awal ke dalam bahasa Yunani modern oleh Maximos of Gallipoli (Maximus Callipolites), dicetak pada tahun 1638 bagi Cyrillus Lucaris, dan oleh Neophytos Vamvas yang diselesaikan pada tahun 1850, memuat Comma dalam teks. Edisi ZWH Brotherhood dan Antoniades memuat Comma dalam teks utama dengan ukuran huruf lebih kecil.
Naskah Alkitab kuno
= Bahasa Yunani
=Berikut adalah naskah-naskah Yunani yang memuat Comma Johanneum
Pada awalnya hanya dikenal 8 naskah, sebagaimana Bruce Metzger menulis bahwa Comma Johanneum "tidak ada dalam setiap naskah Yunani yang dikenal kecuali delapan ... delapan naskah itu adalah sebagai berikut ...", tetapi hanya mendaftarkan tujuh naskah, yaitu: 61, 88, 221, 429, 636, 918, 2318. UBS4 mencatat naskah ke-8 yang hendak disebutkan Metzer yaitu 629 (Codex Ottobonianus), dari abad ke-14. Ada empat naskah yang memuat Comma pada marjin (88, 221, 429, 636), sedangkan 4 lainnya memuat sebagai bagian teks.
Erasmus tidak mendapatkan Comma dari Codex Montfortianus (Minuscule 61) melainkan dari Codex Britannicus, yang pada awalnya sempat dianggap sama dengan Codex Montfortianus. Sempat beredar isu di kalangan para sarjana Alkitab modern bahwa “Erasmus pernah berkata jika ia dapat menemukan satu naskah Yunani yang memuat 1 Yohanes 5:7-8 ia akan memasukkannya ke dalam edisi ketiganya.” Namun, hal ini dibantah oleh pakar terkemuka mengenai Erasmus, Henk de Jonge, yang menyatakan dalam tulisannya “Erasmus and the Comma Johanneum,” bahwa Erasmus tidak pernah berkata demikian. Bruce Metzger mengakui bahwa Erasmus tidak pernah berkata demikian dan isu yang beredar itu salah pada catatan Appendix edisi ke-3 "The Text of the New Testament" tulisannya.
Baik Novum Testamentum Graece (NA27) dan edisi United Bible Societies (UBS4) membagi naskah-naskah dalam tiga varian untuk Comma. Nomor-nomor naskah mengikuti UBS4, yang membuat ranking preferensi untuk varian pertama sebagai { A }, artinya "secara virtual pasti" merefleksikan naskah asli. Varian kedua adalah versi Yunani yang panjang, hanya dijumpai pada empat naskah, pada marjin tiga naskah lain dan sejumlah bacaan varian minoritas pada leksionari-leksionari. Varian ketiga hanya dijumpai di versi latin, dalam satu kelas naskah Vulgata dan tiga karya patristik. Dua tradisi Vulgata tidak memuat Comma, sebagaimana lebih dari sedusin Bapa gereja yang mengutip ayat-ayat ini. Varian Latin dianggap gloss (catatan samping yang secara tak disengaja disisipkan ke dalam teks dan akhirnya menjadi satu dengan teks) doktrin Trinitas, untuk menjelaskan atau paralel dengan jenis varian Yunani kedua.
Tidak memuat Comma. μαρτυροῦντες, τὸ πνεῦμα καὶ τὸ ὕδωρ καὶ τὸ αἷμα. [... bersaksi, roh dan air dan darah.] Sejumlah bukti pilihan: Codex Sinaiticus, Codex Alexandrinus, Codex Vaticanus, dan codex lainnya; Uncial 048, 049, 056, 0142; teks Minuscule 33, 81, 88, 104, dan minuscule lain; Teks Bizantin/Teks Mayoritas; mayoritas Leksionari, khususnya menologion Lectionary 598; Vulgata (edisi John Wordsworth dan Henry Julian White serta edisi Stuttgart), Syriac, bahasa Koptik (baik Sahidik dan Bohairik), dan terjemahan lain; Klemens dari Aleksandria (mati 215), Origen (mati 254), dan kutipan-kutipan lain dari Bapa-bapa gereja.
Comma dalam bahasa Yunani.
Comma di dalam teks Semua bukti non-leksionari yang dikutip: Minuscule Codex Montfortianus (Minuscule 61 Gregory-Aland, ~ 1520), 629 (Codex Ottobonianus, abad ke-14th/ke-15), 918 (abad ke-16), 2318 (abad ke-18).
Comma pada marjin yaitu pada marjin Minuscule 635 (abad ke-11), 88 (Codex Regis, abad ke-11 dengan marjin ditambahkan pada abad ke-16), 221 (abad ke-10 dengan marjin ditambahkan pada abad ke-15/ke-16), 429 (abad ke-14 dengan marjin ditambahkan pada abad ke-16), 636 (abad ke-16); beberapa bacaan varian minoritas dalam leksionari-leksionari.
Comma dalam bahasa Latin: testimonium dicunt [atau dant] in terra, spiritus [atau: spiritus et] aqua et sanguis, et hi tres unum sunt in Christo Iesu.
= Bahasa Latin
=Berikut adalah naskah-naskah bahasa Latin yang memuat comma
= Vetus Latina
=Sebelum Vulgata disusun oleh Hieronimus pada akhir abad ke-4, sudah beredar versi bahasa Latin yang disebut Vetus Latina (atau "Latin Tua") yang diperkirakan mulai dipakai pada pertengahan abad ke-2.
Dengan demikian, versi Vetus Latina ini penting dalam melihat bukti-bukti keberadaan Comma, karena menurut usianya yang sangat kuno, naskah ini seharusnya diterjemahkan dari naskah bahasa Yunani yang belum lama ditulis oleh pengarangnya, yaitu yang belum mengalami banyak kali penyalinan, malahan mungkin dari salinan generasi mula-mula sekali. Ada dua jenis "keluarga" (family) Vetus Latina, dari Afrika dan dari Eropa. Tidak banyak naskah kuno Vetus Latina yang memuat 1 Yohanes 5, tetapi yang ada dari kedua "keluarga" itu, sama-sama memuat Comma; meskipun yang dari Eropa diberi nilai lebih karena kelestariannya lebih lama, dan menghasilkan lebih banyak bukti untuk penelitian.
Naskah "Speculum", diduga dibuat oleh Augustinus, tetapi lebih mungkin disusun menjelangan pertengahan abad ke-5, merupakan kumpulan ayat kitab suci dari bacaan Vetus Latina, dan memuat Comma. Demikian pula, "Freisingensia fragmenta" (atau "Fragmenta Monacensia"), fragmen bacaan Vetus Latina lain yang bertarikh sekitar 500 M, memuat Comma, ditempatkan setelah ayat 8. Sekitar pertengahan abad ke-4, uskup Spanyol, Idacius Clarus, mengutip ayat ini; lebih dahulu daripada masa hidup Priscillian yang suatu ketika pernah dianggap sebagai orang pertama yang mengutipnya. Maynard mengutip Codex Perpinianus, yang memuat bacaan Vetus Latina pada Kisah Para Rasul dan Surat-surat Am, merupakan bukti awal adanya Comma pada tradisi Latin kuno. Naskah itu sendiri bertarikh sekitar 1250 M, tetapi diyakini merupakan salinan dari naskah sebelumnya yang bertarikh abad ke-6. Codex Perpinianus memuat beberapa bacaan Vetus Latina yang tidak dijumpai dalam Teks Mayoritas atau Kritikal Yunani, tetapi dijumpai pada tradisi-tradisi Latin.
= Bahasa Inggris
=Versi-versi bahasa Inggris kuno berikut memuat Comma:
John Wycliffe (1380)
Perjanjian Baru karya William Tyndale (1525)
Coverdale's Bible (1535)
Matthew's Bible (1537)
Taverner's Bible (1539)
Great Bible (1539)
Geneva New Testament (1557)
Bishop's Bible (1568), and
Authorized Version (KJV; 1611)
Tulisan Bapa Gereja
Sejumlah bapa gereja mengutip Comma Johanneum dalam tulisan-tulisan mereka, antara lain Speculum (427 AD) dan Varimadum (380 AD). Bagian ini juga dikutip antara lain oleh Priscillian (385 M), Cassian (435 M), Ps-Vigilius (tidak diketahui tarikhnya), Ps-Athanasius (abad ke-6), Fulgentius (533 M), Ansbert (abad ke-8) dan Cyprian (250 M).
Penulis-penulis dari gereja perdana yang terkenal, baik berbahasa Yunani, Latin maupun Suryani, seperti Klemens dari Alexandria, Tertullian, Treatise on Rebaptism, Hieronimus/Jerome, Augustinus, Leo, juga Origen, Cyprian dan Athanasius, pernah dianggap diam dan tidak tahu menahu mengenai Comma sampai kemudian dibuktikan sebaliknya. Adam Clarke dalam tulisannya tahun 1823 Observations on the Three Heavenly Witnesses mengumpulkan sebuah daftar tokoh-tokoh Yunani dan Latin yang dianggapnya "diam" mengenai Comma. Masing-masing penulis membutuhkan pemeriksaan individual, dan signifikansi ayat itu dalam "kebisuan" mereka berbeda-beda.
= Klemens dari Aleksandria
=Comma Johanneum tidak dijumpai dalam fragmen tulisan Klemens dari Aleksandria (~ 200), yang terlestarikan melalui Cassiodorus (abad ke-6), dengan rujukan ayat bergaya khotbah dari 1 Yohanes, termasuk ayat 6 dan 8, tanpa ayat 7, "saksi-saksi sorgawi".
"Ia berkata, "Inilah Dia yang datang dengan air dan darah;" dan lagi,- Karena ada tiga yang memberi kesaksian, roh, yaitu kehidupan, dan air, yaitu regenerasi (kehidupan baru), dan darah, yaitu pengetahuan; "dan ketiganya adalah satu. Karena dalam Juruselamat itu adalah kebajikan yang menyelamatkan, dan hidup itu sendiri ada di dalam Putra-Nya sendiri."
Charles Forster dalam A new plea for the authenticity of the text of the three heavenly witnesses p 54-55 (1867) mengamati bahwa kutipan dari ayat 6 hanya sebagian, meloncati frasa-frasa pada ayat 6 dan ayat 7. Dan bahwa kata-kata Klemens et iterum jelas menandakan interpolasi topik-topik lain dan teks terkait, di antara dua kutipan." Et iterum adalah "dan lagi" dalam bahasa Indonesia.
Rujukan lain yang dipelajari adalah dari tulisan Klemens Prophetic Extracts:
"Setiap janji adalah sah di hadapan dua atau tiga saksi, di hadapan sang Bapa dan sang Putra dan sang Roh Kudus; di hadapan siapa, sebagai saksi dan penolong, apa yang disebut perintah harus dijalankan."
Ini dilihat oleh beberapa pakar, misalnya Bengel, John Gill, Ben David and Thomas Burgess, sebagai bukti bahwa Klemens mengenal ayat tersebut.
= Tertullian
=Tertullian, dalam Against Praxeas (~ tahun 210), mendukung pandangan Trinitarian dengan mengutip Yohanes 10:30:
Maka runtunan erat Bapa di dalam Anak dan Anak di dalam Paraclete ("Penghibur"; "Roh Kudus") membuat tiga yang melekat, satu melekat pada yang lain: Dan ketiganya adalah satu hakikat, bukan satu persona, (qui tres unum sunt, non unus) dalam makna itulah dikatakan, 'Aku dan Bapa adalah satu' mengenai kesatuan hakikat, bukan dalam ketunggalan (singularity) jumlah.
Penggunaan Tertullian akan tres unum sunt dilihat oleh banyak komentator sebagai mendukung keotentikan, suatu kaitan tekstual dengan 1 Yohanes 5:7. Coxe menulis: "Jelas bagiku bahwa Tertullian mengutip I. John v. 7 dalam nas yang sedang dibahas."
Rujukan dari Tertullian dalam De Pudicitia 21:16 (On Modesty):
"Gereja, dalam makna paling khusus dan paling indah, adalah Roh Kudus, yang dalamnya Tiga itu adalah Satu, dan karenanya keseluruhan kesatuan mereka yang setuju terhadap kepercayaan ini (yaitu bahwa Allah Bapa, Sang Putra, dan Roh Kudus adalah satu), disebut Gereja, menurut pendirinya dan yang menguduskannya (Roh Kudus)."
dan De Baptismo:
Maka jika setiap perkataan Allah harus diteguhkan oleh tiga saksi... Karena di manaada tiga, yaitu Sang Bapa, Sang Putra dan Roh Kudus, ada Gereja, yang adalah suatu tubuh dari ketiga itu.
telah diajukan sebagai rujukan ayat tersebut.
= Risalah tentang Baptisan Ulang
="Risalah tentang Baptisan Ulang" ("The Treatise on Rebaptism"), ditempatkan sebagai tulisan abad ke-3 dan ditransmisikan bersama karya-karya Siprianus, memuat dua bagian yang secara langsung merujuk kepada saksi-saksi di bumi, dan pernah dianggap sebagai rujukan melawan keotentikan oleh Nathaniel Lardner, Alfred Plummer dan lain-lain. Diduga ditulis oleh Urinus. Namun, karena konteksnya adalah baptisan air dan kata-kata tepatnya adalah "et itsi tres unum sunt", Matthew Henry Commentary menggunakannya sebagai bukti bahwa Cyprian mengatakan mengenai saksi-saksi sorgawi dalam Kesatuan Gereja. Arthur Cleveland Coxe dan Nathaniel Cornwall menganggap bukti ini positif secara sugestif. Westcott dan Hort juga positif.
= Hieronimus
=Heironimus (atau Jerome) ditugaskan oleh Damasus, uskup Roma, pada tahun 380 M untuk menyiapkan terjemahan bahasa Latin standar bagi Kitab Suci untuk menggantikan terjemahan Latin sebelumnya yang berlipat ganda pada akhir abad ke-4. Jerome melakukannya, menggunakan naskah bahasa Yunani sebagai sumber untuk merevisi bagian Perjanjian Baru bahasa Latin bagi naskah Vulgata yang dibuatnya. Ia menyelesaikan revisi surat-surat Am sekitar tahun 395-400 M. Pada satu waktu, Jerome mencatat bahwa bacaan trinitarian pada 1 Yohanes 5:7 dihapus dari naskah-naskah Yunani yang dijumpainya, sebuah poin yang secara spesifik disebutkannya. Ditulisnya mengenai kesaksian ayat-ayat ini demikian:
"Urutan tujuh Surat-surat yang disebut kanonikal tidak sama di antara [naskah-naskah] Yunani yang mengikuti iman yang benar dan yang dijumpai pada codex-codex bahasa Latin, di mana Petrus, yang terkemuka di antara para rasul, memiliki dua surat yang ditempatkan pertama. Namun, sebagaimana kami memperbaiki kitab-kitab Injil menurut urutan yang seharusnya, maka dengan pertolongan Allah kami telah melakukannya untuk ini. Yang pertama adalah dari Yakobus, kemudian dua dari Petrus, tiga dari. Yohanes dan satu dari. Yudas."
"Sebagaimana dipahami dengan sepatutnya dan sedemikian diterjemahkan dengan cermat oleh para penafsir ke dalam bahasa Latin tanpa meninggalkan ambiguitas bagi para pembaca maupun [membiarkan] berbagai golongan untuk bertikai, khususnya dalam teks di mana kami membaca kesatuan trinitas yang ditempatkan dalam surat pertama Yohanes, di mana banyak kesalahan terjadi di tangan para penafsir yang tidak setia kepada kebenaran iman, yang hanya melestarikan tiga kata: air, darah dan roh dalam edisi ini dan menghilangkan penyebutan Bapa, Firman dan Roh yang khususnya dalam iman Am menguatkan dan memberi kesaksian pada kesatuan hakikat Bapa, Putra dan Roh Kudus."
"Dalam surat-surat lain sampai di mana edisi kami berbeda dengan yang lain, aku meletakkannya pada penilaian pembaca. Namun engkau, perawan Kristus, Eustochium, ketika engkau menanyakanku secara mendesak mengenai kebenaran kitab suci, engkau membuka kenyataan usia lanjutku dikunyah oleh gigi-gigi orang-orang yang iri hati yang menuduhku menjadi pemalsu dan perusak kitab-kitab suci. Tetapi dalam pekerjaan semacam itu aku tidak takut kecemburuan para pengkritikku maupun menyangkali kebenaran kitab suci bagi mereka yang mencarinya."
Tulisan di atas merupakan surat yang ditulis oleh Jerome untuk Eustochium, kepada siapa ia mendedikasikan komentarinya mengenai kitab nabi-nabi Yesaya dan Yehezkiel. Ditemukan sebagai suatu "Prolog untuk Surat-surat Am" di dalam Codex Fuldensis, salah satu naskah Vulgata tertua yang ditemukan, diperkirakan dari tahun 546 M. Terjemahan bahasa Inggris dikerjakan oleh Thomas Caldwell dari Marquette University, sebagaimana dijelaskan pada blog milik Kent Brandenburg. Juga dapat dibaca pada situs Codex Fuldensis Latin.
Jadi, Jerome secara khusus menyebutkan bahwa ayat ini dihapuskan dari naskah-naskah Yunani pada zamannya, dan itu mengindikasikan bahwa ia mengetahui adanya naskah-naskah Yunani yang memuat Comma pada waktu ia mengerjakan surat-surat Am sekitar tahun 395-400 M. "Catholic Encyclopedia" tahun 1910 menyatakan bahwa Jerome "tampaknya tidak tahu mengenai adanya teks itu". Ini didasarkan pada teori bahwa Prolog Vulgata dianggap bukan dari Jerome, dan edisi-edisi perdana Vulgata tidak memuat Comma. Tuduhan ini mulai muncul pada tahun 1600-an, bahwa prolog itu ditulis oleh pemalsu yang menggunakan nama Jerome. Tetapi posisi ini tidak diterima oleh banyak pakar.
Alasan kuat lain bahwa Jerome tahu adanya ayat tersebut adalah karena ia pasti mengenal tulisan-tulisan Marcus Celedensis dan Phoebadius dari Agen mengenai hal ini.
= Marcus Celedensis
=Marcus Celedensis adalah teman dan sahabat pena Jerome. Ia menulis pengakuan iman kepada Cyrillus:
Bagi kami ada satu Bapa, dan Putra-Nya yang tunggal [yang adalah] Allah [sejati] sungguh, dan satu Roh Kudus, [yang adalah] Allah sungguh, dan ketiganya adalah satu; — satu keilahian, dan kekuasaan, dan kerajaan. Dan mereka adalah tiga persona, bukan dua maupun satu.
= Phoebadius dari Agen
=Jerome menulis tentang Phoebadius dari Agen dalam karyanya Lives of Illustrious Men. "Phoebadius, uskup di Agen, Gaul (sekarang Prancis), menerbitkan buku "Melawan kelompok Arian". Dikatakan ada karya-karya lain darinya, yang belum kubaca. Ia masih hidup, lanjut usianya." William Hales meneliti Phoebadius: "Phoebadius, 359 M, dalam kontroversinya melawan kelompok Arian, Cap, xiv. menulis,"
Tuhan berkata, Aku akan meminta Bapa-Ku, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain." (Yohanes 14:16) Jadi, sang Roh adalah berbeda dari sang Putra sebagaimana sang Putra berbeda dari sang Bapa; maka, persona ketiga adalah sang Roh, sebagai yang kedua adalah sang Putra. Namun, semua adalah satu Allah, karena ketiganya adalah satu, (tres unum sunt.)
"Di sini, 1 Yohanes 5:7, terbukti dikaitkan, sebagai suatu argumen alkitabiah, dengan Yohanes 14:16."
Griesbach berargumen bahwa Phoebadius hanya merujuk kepada Tertullian dan penjelasan yang tidak lazim ini dikomentari oleh Reithmayer.
= Augustinus
=Augustinus dari Hippo pernah dianggap sama sekali diam mengenai hal ini, dan dijadikan bukti bahwa Comma Johanneum tidak ada pada teks yang beredar pada zamannya. Namun argumentum ex silentio ("argumen berdasarkan kebisuan") telah ditentang oleh para pakar, termasuk Fickermann dan Metzger. Tambahan pula, beberapa rujukan Augustinus telah dilihat sebagai acuan ayat.
Kutipan dari De civitate Dei (The City of God), dari Kitab V, Bab 11:
Maka Allah mahatinggi dan benar, dengan Firman-Nya dan Roh Kudus (di mana ketiganya adalah satu), satu Allah Mahakuasa ...
sering dirujuk sebagai pendungkung adanya Comma Johanneum. George Strecker mengakui rujukan ini: "Kecuali dari komentar pendek dalam De civitate Dei (5.11; CChr 47.141), di mana ia menyatakan Bapa, Firman dan Roh di mana ketiganya adalah satu, Augustinus († 430) tidak mengutip Comma Johanneum. Tetapi jelas menjadi dasar karyanya Contra Maximum 2.22.3 (PL 42.794-95) di mana ia menafsirkan 1 Yohanes 5:7-8 dalam kaitan dengan trinitas."
Sedemikian pula, Homily 10 mengenai Surat Yohanes yang Pertama mengandung acuan kepada bagian tersebut:
Dan apakah artinya "Kristus adalah akhir"? Karena Kristus adalah Allah, dan "akhir dari suatu perintah adalah kasih." dan "kasih adalah Allah:" karena Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah Satu.
Contra Maximinum mendapat perhatian terutama dalam dua bagian yang mengandung tafsiran alegoris.
Aku tidak ingin membuat kesalahan yang engkau tempatkan pada surat rasul Yohanes di mana ia berkata, "Ada tiga saksi: Roh dan air dan darah: dan ketiganya adalah satu." Mungkin ternyata nanti engkau katakan bahwa Roh dan air dan darah adalah zat-zat yang berbeda, tetapi dikatakan, "ketiganya adalah satu:" untuk hal ini aku memperingatkanmu, supaya engkau tidak keliru dalam hal ini. Karena ini adalah istilah-istilah mistis, di mana poin yang harus selalu dipertimbangkan adalah, bukan zat-zat yang sebenarnya, melainkan apa yang dilambangkannya: karena mereka adalah lambang-lambang dari hal-hal, dan mereka itu pada dasarnya adalah satu hal, yaitu signifikasi satu terhadap yang lain. Jika kita memahami hal-hal yang dilambangkannya, kita mendapati hal-hal tersebut adalah satu zat adanya...
Tetapi jika kita menyelidiki ke dalam hal-hal yang dilambangkannya, tidak aneh jika kita memikirkan Trinitas itu sendiri, di mana Allah yang Satu, Tunggal, Benar, Mahatinggi, Bapa dan Putra dan Roh Kudus, yang dapat dikatakan dengan sungguh, "Ada Tiga Saksi, dan Ketiganya adalah Satu:" telah berlangsung dialog tentang konteks dan makna. Contra Maximinum (2.22.3; PL 42.794-95)
John Scott Porter menganggap teks ini menunjukkan Augustinus tidak tahu menahu mengenai ayat 7, tetapi Thomas Joseph Lamy justru melihat yang sebaliknya, berdasarkan konteks dan tujuan penulisan Augustinus. Demikian pula Thomas Burgess, maupun Norbert Fickermann mendukung ide bahwa Augustinus justru sengaja melewatkan rujukan langsung kepada saksi-saksi sorgawi.
= Leo
=Dalam suratnya kepada Flavianus yang dibacakan dalam Konsili Khalsedon, 10 Oktober 451 M, dan dipublikasikan dalam bahasa Yunani, penggunaan 1 Yohanes 5 oleh Leo Agung (Paus Leo) menunjukkan penulisan ayat 6 sampai 8:
"... Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia, yaitu iman kita"; dan: "Siapa mengalahkan dunia, kecuali ia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan hanya dengan air, tetapi dengan air dan darah; dan adalah Roh yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Karena ada tiga yang memberi kesaksian, Roh, air dan darah; dan ketiganya adalah satu." Yakni, Roh pengudusan, dan darah penebusan, dan air baptisan; yang ketiga hal ini adalah satu, dan tetap tidak terpisahkan ...
Surat dari Leo ini oleh Richard Porson dianggap "bukti terkuat" bahwa Comma ini tidak otentik, dan menganggap ayat ini secara perlahan disisipkan ke dalam teks Latin, yaitu ayat ini "tetap merupakan suatu massa yang kasar dan tak terbentuk, dan tidak benar-benar dihaluskan wujudnya sampai akhir abad ke-10." Thomas Burgess memberi respons dengan menunjukkan bahwa konteks argumen Leo tidak perlu mengacu kepada ayat ke-7. Dan ayat 7 itu sudah dirujuk berabad-abad sebelumnya dibandingkan anggapan Porson, yaitu pada zaman Fulgentius dan Konsili Karthago. Burgess juga menunjukkan bahwa terdapat konfirmasi berlipat ganda bahwa ayat-ayat itu terdapat dalam Alkitab bahasa Latin pada zaman Leo. Burgess berargumen, ironis bahwa fakta Leo dapat berpindah dari ayat 6 ke 8 dalam konteks argumen itu, sebenarnya dalam gambaran besar, mendukung keotentikan Comma. "Tidak disebutkannya Ayat itu oleh Leo bukan hanya mengisi keseimbangan keberadaan aktual dalam salinan zaman itu, tetapi nas Surat itu, dalam segi material, mendukung keaslian Ayat itu, karena mengkontradiksikan terhadap sejumlah pernyataan yang dikemukakan oleh lawan-lawannya mengenai Ayat itu, dan esensial bagi teori mereka untuk melawannya." Saat ini, dengan penemuan bukti-bukti Vetus Latina tambahan pada tahun 1800-an, pernyataan Leo jarang lagi dirujuk sebagai bukti menentang keaslian Comma.
= Cyprian dari Karthago
=Kesatuan Gereja
Bapa gerja dari abad ke-3, Cyprian (~ 200-258), menulis dalam "Kesatuan Gereja" (Unity of the Church), Treatise I bagian 6 mengutip Yohanes 10:30 dan bagian Alkitab lain:
"Tuhan berkata, 'Aku dan Bapa adalah satu'
dan juga tertulis mengenai Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus,
'Dan ketiganya adalah satu.'"
Catholic Encyclopedia menyimpulkan "Cyprian...tampaknya tanpa diragukan mempunyainya dalam pikiran ...".
Ad Jubaianum (Epistle 73)
Rujukan kedua dari Cyprian yang berkaitan dengan Comma Johanneum adalah dari Ad Jubaianum 23.12. Cyprian menulis dalam rangka diskusi tentang baptisan:
Jika ia memperoleh pengampunan dosa, ia telah dikuduskan, dan jika ia telah dikuduskan, ia dibuat menjadi Bait Allah. Tetapi Allah yang mana? Aku bertanya. Pencipta?, Tidak mungkin; ia tidak percaya kepadanya. Kristus? Tetapi ia tidak dapat dibuat menjadi Bait Kristus, karena ia menyangkal Ketuhananan Kristus. Roh Kudus? Karena Ketiganya adalah Satu, apa perlunya Roh Kudus menaungi musuh dari Bapa dan Putra?
Knittel menekankan bahwa Cyprian sangat mengenal Alkitab dalam bahasa Yunani maupun bahasa Latin. "Cyprian memahami bahasa Yunani. Ia membaca Homer, Plato, Hermes Trismegiatus dan Hippocrates... ia menerjemahkan ke dalam bahasa Latin, surat dalam bahasa Yunani yang ditulis oleh Firmilianus untuknya ...".
UBS-4 menulis dalam catatan mengenai penambahan teks Comma Johanneum sebagai "(Cyprian)".
= Ps-Cyprian
="Hadiah Beratus Kali untuk para. Martir dan Asketik" ("Hundredfold Reward for Martyrs and Ascetics"): De centesima, sexagesimal tricesima berbicara mengenai sang Bapa, Putra dan Roh Kudus sebagai "tiga saksi" dan diwariskan bersama-sama dengan karya-karya Cyprian (Cyprian corpus). Ini baru pertama kali dipublikasikan pada tahun 1914 sehingga tidak muncul dalam debat historis. UBS-4 memasukkannya ke dalam apparatus sebagai "(Ps-Cyprian)".
= Origen
=Origen tidak pernah mengutip secara langsung ayat ini, dan sejumlah pakar menganggapnya sebagai bukti tidak adanya ayat ini pada zamannya, tetapi selain Origen diduga bersimpati terhadap penentangan doktrin Trinitas, ia sebenarnya memiliki rujukan kepada Comma.
Scholium untuk Mazmur 123:2
Dalam scholium untuk Mazmur 123 yang diyakini dibuat oleh Origen terdapat komentari:
"roh dan tubuh adalah hamba-hamba untuk tuan-tuan,
Bapa dan Putra, dan jiwa sebagai hamba perempuan untuk nyonyanya, sang Roh Kudus;
dan Tuhan Allah kita adalah tiga (persona),
karena ketiganya adalah satu".
Ini dianggap oleh banyak komentator, termasuk sumber terjemahan Nathaniel Ellsworth Cornwall sebagai acuan untuk ayat 7. Ellsworth khususnya membahas komentar Richard Porson sebagai tanggapan bukti dari komentari Mazmur "Hubungan kimia kritis yang dapat mengekstraksi doktrin Trinitas dari tempat ini tentunya merupakan penyulingan yang indah". Fabricius menulis mengenai kata-kata Origen ini "ad locum 1 Joh v. 7 alludi ab origene non est dubitandum".
= Athanasius
=Athanasius dari Aleksandria rupanya tidak pernah mengutip ayat ini secara langsung dalam tulisan-tulisannya, sehingga dipakai sebagai bukti tidak adanya ayat ini. Namun, ada bukti-bukti lain bahwa Athanasius mengetahui adanya Comma tersebut.
Perdebatan Athanasius dengan Arius pada Konsili Nicea, Ps-Athanasius
Secara tradisional, Athanasius dianggap memberi dukungan terhadap keaslian Comma, salah satu alasannya adalah "Perdebatan Athanasius dengan Arius pada Konsili Nicea" (Disputation with Arius at the Council of Nicea) yang disebarkan bersama-sama karya-karya Athanasius. Di sana tertulis:
"Demikian pula bukan penebusan dosa yang diperoleh dengan permandian ("baptisan", "wudhu"; ablution) yang menghidupkan dan menguduskan, tanpa itu tidak ada orang yang dapat melihat Kerajaan Sorga, suatu permandian diberikan kepada orang percaya dalam "tiga kali nama terberkati" (thrice-blessed name). Dan di samping semua itu, Yohanes berkata, Dan ketiganya adalah satu."
Sekarang, banyak pakar menganggap tulisan ini adalah karya kemudian, mungkin oleh Maximus the Confessor. Charles Forster dalam New Plea berargumen bahwa gaya tulisannya serupa dengan Athanasius. Meskipun pengarang dan tarikhnya masih diperdebatkan, rujukan bahasa Yunani ini langsung berkaitan dengan kontroversi Trinitarian-Arian, dan salah satu yang diyakini merupakan catatan dari Nicea ketika perdebatan doktrin itu sedang berlangsung. Rujukan ini ditulis dalam UBS-3 untuk mendukung pemuatan ayat, tetapi dihapus dari UBS-4 dengan alasan yang tidak diketahui.
Synopsis of Scripture, sering diyakini merupakan tulisan Athanasius, juga dirujuk sebagai indikator adanya Comma.
= Priscillian dari Avila
=Kutipan tertua yang dianggap merujuk langsung kepada Comma Johanneum dalam Surat 1 Yohanes adalah dari seorang Spanyol, Priscillian, sekitar tahun 380.
"Seperti Yohanes berkata 'dan ada tiga yang memberikan kesaksian di bumi, air, daging, darah,
dan ketiganya adalah satu,
dan ada tiga yang memberikan kesaksian di sorga,
sang Bapa, sang Firman dan sang Roh,
dan ketiganya adalah satu dalam Kristus Yesus.'"
Theodor Zahn menyebutnya "kutipan tertua yang pasti dari bagian ini dan dapat dengan pasti ditetapkan tarikhnya (sekitar tahun 380)", pandangan yang diterima oleh Westcott, Brooke, Metzger dan lain-lain.
Georg Strecker menambahkan konteksnya: "Contoh tertua yang tidak diragukan adalah dalam tulisan Priscillian Liber apologeticus I.4 (CSEL 18.6). Priscillian mungkin seorang Sabellianis atau Modalis, yang fokus utamanya adalah pada pernyataan penutup mengenai saksi-saksi sorgawi (“dan ketiganya, sang Bapa, sang Firman, sang Roh Kudus, adalah satu”). Di sini pendapat teologisnya dikonfirmasi: bahwa ketiga persona Trinitas hanya merupakan mode atau cara penampakan satu Allah. Pengamatan ini menyebabkan sejumlah penafsir menganggap bahwa Priscillian sendirilah yang menciptakan Comma Johanneum. Namun, ada tanda-tanda bahwa Comma Johanneum, meskipun tiada kesaksian pasti, sudah ada sebelum Priscillian...".
= Expositio Fidei
=Rujukan awal komplementer lain adalah suatu "Eksposisi iman" yang diterbitkan pada tahun 1883 oleh Carl Paul Caspari dari naskah karya Ambrosius yang juga memuat fragmen Kanon Muratori.
pater est Ingenitus, filius uero sine Initio genitus a patre est, spiritus autem sanctus processit a patre et accipit de filio, Sicut euangelista testatur quia scriptum est, 'Tres sunt qui dicunt testimonium in caelo pater uerbum et spiritus: ' et haec tria unum sunt in Christo lesu. Non tamen dixit ' Unus est in Christo lesu.'
Edgar Simmons Buchanan, menunjuk bahwa bacaan "in Christo Iesu" sangat bernilai secara tekstual, merujuk kepada 1 Yohanes 5:7.
Pengarangnya tidak dapat dipastikan, tetapi sering ditempatkan pada zaman yang sama dengan Priscillian.
= Gregory dari Nazanzius
=Gregory dari Nazanzius (seorang Bapa gereja berbahasa Yunani dari abad ke-4), meskipun tidak langsung mengutip nas tersebut, secara spesifik mengacu kepada bagian itu dan mempersoalkan struktur gramatik jika Comma itu dihilangkan. Gregory menulis:
Bagaimana dengan Yohanes, bila dalam surat amnya ia berkata bahwa ada Tiga yang memberi kesaksian, Roh dan air dan darah? Apakah engkau berpikir ia mengatakan omong kosong? Pertama, karena ia telah berupaya memperhitungkan di bawah suatu angka hal-hal yang tidak sehakekat, meskipun engkau katakan ini hanya dapat terjadi pada hal-hal yang sehakekat. Karena siapa yang menyatakan hal-hal ini sehakekat? Kedua, karena ia tidak konsisten dengan cara ia mendapatkan istilah-istilahnya; karena setelah menggunakan Tiga dalam gender maskulin ia menambahkan tiga huruf yang tergolong neuter, berlawanan dengan definisi dan hukum-hukum yang telah diberikan olehmu dan ahli gramatikmu. Karena apa perbedaan antara meletakkan suatu Tiga maskulin dahulu, dan kemudian menambahkan Satu dan Satu dan Satu dalam bentuk neuter, atau setelah suatu maskulin Satu dan Satu dan Satu untuk menggunakan Tiga bukan dalam maskulin tetapi neuter, yang engkau sendiri tidak setuju untuk dipakai dalam kasus Ilahi?
= Konsili Karthago 484 M
="Comma ini.... digunakan di Karthago pada tahun 484 ketika uskup-uskup Katolik (anti-Arian) dari Afrika Utara mengakui iman mereka di hadapan "Huneric the Vandal" (Victor de Vita, Historia persecutionis Africanae Prov 2.82 [3.11]; CSEL, 7, 60)" Pengakuan iman ini mewakili ratusan uskup-uskup ortodoks menyertakan bagian ini, emphasizing the heavenly witnesses to teach luce clarius (clearer than the light):
Dan demikian, tidak ada ruang ketidakpastian. Jelas bahwa Roh Kudus adalah juga Allah dan penentu keinginannya sendiri, dia yang dengan sangat jelas ditunjukkan bekerja dalam segala sesutu dan memberikan karunia dispensasi ilahi menurut keputusan kehendaknya sendiri, karena dimana dinyatakan bahwa ia membagikan rahmat di mana dia mau, keadaan seperti budak tidak terjadi, karena perhambaan dipahami dalam apa yang diciptakan, tetapi kuasa dan kebebasan dalam Trinitas. Dan demikian supaya kita dapat mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah satu keilahian bersama sang Bapa dan sang Putra masih lebih jelas daripada terang, inilah bukti dari kesaksian Yohanes sang penginjil. Karena ia mengatakan: Ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman dan sang Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu.' Dengan pasti ia tidak berkata 'tiga yang dipisahkan oleh perbedaan kualitas' atau 'dibagi dalam tingkatan pembedaan, sehingga ada jarak besar di antara mereka?' Tidak, ia berkata bahwa 'tiga adalah satu.' Tetapi supaya keilahian tunggal yang dimiliki oleh Roh Kudus bersama sang Bapa dan sang Putra dapat ditunjukkan lebih lagi dalam penciptaan segala sesuatu, engkau mendapati dalam kitab Ayub sang Roh Kudus sebagai pencipta: 'Adalah Roh ilahi ...
= Kitab-kitab mengenai Trinitas dan "Contra Varimadum"
=Ada rujukan-rujukan tambahan berkaitan Comma Johanneum yang berasal dari zaman Konsili Karthago, termasuk yang diyakini ditulis oleh Vigilius Tapsensis yang turut menghadiri Konsili tersebut. Raymond Brown memberikan satu ringkasan:
...pada abad setelah Priscillian, kemunculan utama Comma ini adalah dalam traktat-traktat yang membela Trinitas. Dalam PL 62 227-334 terdapat satu karyat De Trinitate terdiri dari dua belas jilid... Dalam jilid 1 dan 10 (PL 62, 243D, 246B, 297B) Comma ini dikutip tiga kali. Karya lain tentang Trinitas terdiri dari tiga jilid Contra Varimadum ... berasal dari Afrika Utara sangat mungkin dari sekitar tahun 450. Comma ini dikuktip dalam 1.5 (CC 90, 20-21).
Satu rujukan dalam De Trinitate, dari jilid V.
"Tetapi Roh Kudus tinggal di dalam Bapa, dan di dalam Putra [Filio] dan di dalam dirinya sendiri; sebagaimana sang penginjil St. Yohanes bersaksi dengan mutlak dalam suratnya: Dan ketiganya adalah satu. Tetapi bagaimana, kalian kaum heretik berkata, apakah tiga itu SATU, jika substansi mereka ia bagi atau dipisah-pisahkan? Atau bagaimana mereka itu satu, jika mereka ditempatkan satu sebelum yang lain? Atau bagaimana tiga itu satu, jika masing-masing Ilahi berbeda? Bagaimana mereka itu satu, jika di dalam mereka tidak diam suatu kesempurnaan kesatuan abadi Keilahian?"
Rujukan-rujukan ini dalam UBS apparatus ditulis sebagai "Ps-Vigilius".
Rujukan dari "Contra Varimadum":
Yohanes, sang Penginjil, dalam suratnya kepada orang Parthia (yaitu Surat pertamanya), mengatakan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, Air, Darah dan Daging, dan ketiganya ini ada di dalam kita; dan ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman, dan sang Roh da ketiganya adalah satu.
Dalam apparatus UBS ditulis sebagai "Varimadum".
Ebrard, dalam merujuk kutipan ini berkomentar, "Kita melihat bahwa di hadapannya terdapat sebuah bacaan Perjanjian Baru dalam bentuk terkorupsi ("aqua, sanguis et caro, et tres in nobis sunt") ; tetapi juga, bahwa gloss itu sudah ada di dalam teks, dan bukan hanya dalam satu salinan saja, tetapi sudah sangat tersebar luas dan diakui di Barat sehingga dipakai olehnya bona fide dalam perdebatannya dengan lawan dari golongan Arian."
= Fulgentius dari Ruspe
=Pada abad ke-6, Fulgentius dari Ruspe, sebagaimana Cyprian adalah seorang bapa gereja Afrika Utara, ahli dalam bahasa Yunani maupun bahasa Latin (bahasa ibunya), menggunakan ayat ini dalam perdebatan doktrinal pada zamannya.
Contra Arianos
Kutipan dari Responsio contra Arianos "Respons melawan kelompok Arian" Migne (Ad 10; CC 91A, 797).
Dalam sang Bapa, karenanya, dan sang Putra, dan sang Roh Kudus, kita mengakui kesatuan zat, tetapi tidak berani mencampurbaurkan persona-persona itu. Karena St. Yohanes sang rasul, bersaksi katanya, Ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman, dan sang Roh, dan ketiganya adalah satu.
Kemudian Fulgentius mendiskusikan rujukan terdahulu oleh Cyprian, dan jalinan kedua ayat dari Yohanes, Yohanes 10:30 dan 1 Yohanes 5:7.
Demikian pula martir terberkati Cyprian, dalam suratnya de unitate Ecclesiae (Unity of the Church), mengaku, katanya, Siapa yang memecah kedamaian Kristus, dan bermufakat, bertindak melawan Kristus: siapa yang mengumpulkan di tempat lain di samping Gereja, ia memecah belah. Dan ia dapat menunjukkan, bahwa Gereja dari satu Allah adalah satu, ia menyisipkan kesaksian-kesaksian ini, langsung dari kitab suci; Tuhan berkata, Aku dan Bapa adalah satu.. Dan juga, tentang sang Bapa, Putra dan Roh Kudus, ada tertulis, dan ketiganya adalah satu.
Contra Fabianum
Rujukan lain mengenai Comma Johanneum dari Fulgentius terdapat dalam Contra Fabianum Fragmenta Migne (Frag. 21.4: CC 01A,797)
Rasul terberkati, St. Yohanes terbukti berkata;
Dan ketiganya adalah satu ;
yang dikatakan mengenai sang Bapa, sang Putra dan sang Roh Kudus,
seperti yang pernah kukatakan sebelumnya ditunjukkan, ketika engkau menuntut alasan dariku.'
De Trinitate ad Felicem
Juga dari Fulgentius dalam, De Trinitate ad Felicem:
Lihat, singkatnya engkau mendapati bahwa sang Bapa adalah satu, sang Putra yang lainnya, dan sang Roh Kudus lainnya, dalam Persona, masing-masing lain, tetapi dalam hakikat mereka tidak berlainan. Dalam hal ini Ia berkata: "Bapa dan Aku, kami adalah satu." Ia mengajar kita bahwa "satu" merujuk kepada hakikat Mereka, dan "kami" adalah untuk persona-persona Mereka. Dengan cara yang sama dikatakan: "Ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman, dan sang Roh; dan ketiganya adalah satu." Fulgentius melanjutkan "Biarlah Sabellius mendengar sumus ("kami") dan tres ("tiga"), dan hendaklah ia bercaya bahwa ada tiga Persona. Hendaklah ia tidak menghujat dalam hatinya yang tercemar dengan berkata bahwa sang Bapa adalah sama di dalam Diri-Nya sebagaimana sang Putra adalah sama di dalam Diri-Nya dan sang Roh Kudus sama di dalam Diri-Nya, seakan-akan dalam suatu cara Ia dapat memperanakkan Diri-Nya sendiri, atau dalam suatu cara keluar dari Diri-Nya. Sekalipun dalam alam ciptaan tidak pernah dapat ditemukan sesuatu yang dapat memperanakkan dirinya sendiri. Biarlah juga Arius mendengar unum ("satu"); dan hendaklah ia tidak berkata bahwa sang Putra itu suatu hakikat yang berbeda, jika orang tidak bisa berkata demikian, hakikat mana yang berbeda.
Sekarang rujukan-rujukan ini umumnya diterima sebagai bukti bahwa Comma tersebut ada di dalam Alkitab milik Fulgentius. Dalam menjawab penyangkalan oleh Thomas Emlyn, George Benson, Richard Porson, Samuel Lee dan John Oxlee mengenai keberadaan ayat ini dalam Alkitab Fulgentius, Henry Thomas Armfield memberikan kesimpulannya: "Tentunya jelas dari tulisan-tulisan Fulgentius, bahwa ia sendiri telah melihat salinan-salinan Perjanjian Baru; dan mereka yang berdebat dengannya tidak memberikan keberatan bahwa ayat itu tidak ada dalam Surat St. Yohanes." Armfield juga meneliti perbandingan antara Facundus dan Fulgentius dengan dalam. Keduanya sering dibandingkan berkaitan dengan rujukan Cyprian mereka, di mana Facundus dikutip mendukung Cyprian terlibat dalam penafsiran mistikal.
Adversus Pintam Episcopum Arianum
Sebuah rujukan dalam De Fide Catholica adversus Pintam episcopum Arianum yaitu suatu Testimonia de Trinitate:
in epistola Johannis, tres sunt in coelo, qui testimonium reddunt,
Pater, Verbum, et Spiritus: et hi tres unum sunt
telah dipindahkan dari daftar karya Fulgentius ke pengarang lain yang hanya diberi label "seorang kontrovertis Katolik dari zaman yang sama" (dan oleh Karl Künstle dirujuk sebagai Pseudo-Fulgentius).
= Ikhtisar kesaksian naskah-naskah bahasa Latin 400-550 M
=Raymond Brown dan Georg Strecker adalah dua pakar modern yang merujuk bukti-bukti/saksi-saksi adanya ayat tersebut dari naskah-naskah bahasa Latin, dan yang menunjukkan kutipan ayat-ayat yang sering dipakai dalam kontroversi Kristologi dan Trinitarian. Strecker menulis:
Meskipun tidak ada atestasi jelas bagi Comma Johanneum pada masa sebelum Priscillian, setelah dia bagian ini dikutip lebih sering, paling banyak untuk menguatkan bukti bagi Trinitas, berlawanan dengan ide Priscillian sendiri. Sebagai contoh dapat dikutip dua belas buku De Trinitate dan tiga buku Contra Varimadum. Para pengarang dan tarikh penulisan tidak diketahui, tetapi tarikh abad ke-5 sangat mungkin. Satu tambahan yang perlu disebut adalah Historia persecutionis oleh Victor, uskup Vita di Afrika Utara (~ tahun 485), serta Responsio contra Arianos oleh Fulgentius (10; CChr 91.93); dan akhirnya sebuah prolog Surat-surat Am dari periode tahun 550.
Sebaliknya, eksposisi ayat-ayat dan komentari ini dilewatkan oleh dua sumber akademik yang paling sering dikutip, Bruce Metzger dan NETBible.
= Cassiodorus
=Cassiodorus menulis beberapa komentari Alkitab, dan mengenai naskah-naskah bahasa Latin, Vetus Latina maupun Vulgata, serta ahli dalam bahasa Yunani. Dalam Complexiones in Epistolis Apostolorum, pertama kali dipublikasikan pada tahun 1721 oleh Scipio Maffei, pada bagian komentari untuk 1 Yohanes, dari Cassiodorus corpus, ia menulis:
Di bumi tiga misteri memberi kesaksian,
air, darah dan roh,
yang telah digenapi, kita baca, dalam penderitaan Tuhan.
Di sorga, adalah sang Bapa, sang Putra, dan sang Roh Kudus,
dan ketiganya adalah satu Allah.
= Isidore of Seville
=Pada awal abad ke-7, Testimonia Divinae Scripturae et Patrum sering diakui sebagai karya Isidore dari Seville:
De Distinctions personarum, Patris et Filii et Spiritus Sancti.
In Epistola Joannis. Quoniam tres sunt qui testimonium dant in terra Spiritus, aqua, et sanguis; et tres unum sunt in Christo Jesu; et tres sunt qui testimonium dicunt in coelo, Pater, Verbum, et Spiritus, et tres unum sunt.
Arthur-Marie Le Hir menyatakan bahwa bukti-bukti seperti Isidore dan komentari Ambrose Ansbert tentang Kitab Wahyu menunjukkan sirkulasi awal Vulgata dengan ayat ini dan seharusnya juga dipertimbangkan dalam topik teks Vulgata asli karya Hieronimus dan keotentikan Prolog Vulgata. Cassiodorus juga diindikasikan merefleksikan teks Vulgata, bukan hanya Vetus Latina.
= Ambrose Ansbert
=Ansbert merujuk ayat Alkitab ini dalam komentari Kitab Wahyu yang ditulisnya:
Meskipun istilah saksi setia ditemukan di sini, merujuk langsung kepada. Yesus Kristus saja, --- terapi mengkarakterisasi dengan setara sang Bapa, sang Putra, dan sang Roh Kudus; menurut kata-kata St. Yohanes. Ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman, dan sang Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu.
Menurut Harrower: "Ambrose Ansbert, pada pertengahan abad ke-8, menulis sebuah komentar tentang Kitab Wahyu, di mana ayat ini diterapkan, dalam menjelaskan ayat ke-5 pasal pertama kitab Wahyu".
Penggunaan pada Abad Pertengahan
= Komentari-komentari bahasa Latin
=Pada periode abad pertengahan ini (abad ke-10 sampai ke-15), kebanyakan komentari Alkitab ditulis dalam bahasa Latin. Rujukan-rujukan dalam era ini sangat banyak dan luas. Beberapa penulis terkenal yang menggunakan Comma sebagai kitab suci, di samping Peter Lombard dan Joachim of Fiore, termasuk Gerbert dari Aurillac (Paus Sylvester), Peter Abelard, Bernard dari Clairvaux, Duns Scotus, Roger dari Wendover (sejarawan, termasuk anggota Konsili Lateran), Thomas Aquinas (banyak menggunakan ayat ini, termasuk satu yang mengutip kata-kata Origen tentang "tiga yang memberi kesaksian di sorga"), William dari Ockham (yang memulai teori "Ockham razor"), Nicholas dari Lyra dan komentari Glossa Ordinaria.
= Komentari-komentari bahasa Yunani
=Emanual Calecas pada abad ke-14 dan Joseph Bryennius (~ 1350-1430) pada abad ke-15 meruuk Comma ini dalam tulisan bahasa Yunani mereka.
Gereja Ortodoks tetap menerima Comma sebagai bagian kitab suci meskipun tidak ada pada baris bahasa Yunani. Pengakuan Iman Ortodoks, diterbitkan dalam bahasa Yunani pada tahun 1643 oleh pakar ahli banyak bahasa, Peter Mogila, secara spesifik merujuk kepada Comma ini. "Sebagaimana sang Penginjil mengajarkan (1 Yohanes v. 7.) Ada tiga yang memberi kesaksian di sorga, sang Bapa, sang Firman, dan sang Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu ..."
Armenia - Synod of Sis
Surat Gregory, Uskup di Sis, kepada Haitho ~ tahun 1270 menggunakan 1 Yohanes 5:7 dalam konteks penggunaan air di dalam misa. Sinode Sis tahun 1307 mengutip jelas ayat ini, dan mempererat hubungan dengan Roma.
Teori
= Teori Penghapusan (ayat itu otentik)
=Para pendukung keotentikan Comma Johanneum meyakini bagian itu ditulis oleh rasul Yohanes. Sejumlah teori dikemukakan mengapa bagian tersebut dihapus dari naskah-naskah bahasa Yunani dan hanya dilestarikan dalam naskah bahasa Latin serta tulisan-tulisan bapa gereja. Seringkali usulan sejarah tekstual ini meliputi homeoteleuton sebagai alasan utama dari varian-varian awal. Pada tahun 1699 Louis Ellies Dupin mendiskuksikan kemungkinan ini:
"...karena kedua ayat itu dimulai dengan kata yang sama, sangat mudah bagi seorang penyalin untuk membuat kesalahan melompati satu ayat dan langsung menyalin bagian selanjutnya, sebagaimana sering terjadi jika ada kata yang sama mengikuti dua titik yang beruntunan, membuat penyalin melompat dari kata yang diikuti titik pertama, langsung ke kata setelah titik kedua."
Komentari pakar Puritan Matthew Henry menyatakan bahwa lebih sulit dan lebih tidak mungkin untuk menyisipkan tambahan daripada penghapusan tidak sengaja:
"Jauh lebih mudah bagi penyalin, dengan mengalihkan pandangannya, atau dengan keburamam salinan, menjadi tak terbaca atau pudar di bagian atas atau bawah suatu halaman, atau menjadi usang karena bahan lembaran kuno menjadi lapuk, untuk kehilangan dan melompati suatu bagian, daripada seorang interpolator untuk merancang atau menyisipkannya; orang itu tentunya lancang dan kurang ajar, yang berharap untuk lolos dari pengamatan dan rasa malu, serta hujatan, sehingga berani memberi tambahan kepada suatu kitab yang dianggap suci."
= Teori Penambahan (ayat itu tidak asli)
=Penentang keotentikan Comma Johanneum memandang teks itu sebagai penambahan tidak sengaja, yaitu suatu catatan kaki komentari di tepi halaman yang oleh penyalin berikutnya secara keliru disangka bagian teks asli. Selain itu, dapat pula merupakan penyisipan disengaja atau suatu pemalsuan. Teori kesengajaan biasanya mempertimbangkan motif doktrinal, yaitu untuk mendukung doktrin "Trinitas".
= Isu Doktrinal, Trinitarianisme, Unitarianisme, Arianisme
=Teori-teori yang mendukung maupun menentang keaslian Comma Johanneum sering kali dikaitkan dengan perdebatan doktrinal dan Kristologi dalam analisis mengenai asalmula, bagaimana ayat ini dikembangkan atau dihapus atau ditambahkan ke dlam teks Alkitab.
John Guyse memberikan ikhtisar dalam "Practical Expositor" yang menjadi eksposisi doktrinal pendukung keotentikan ayat dari sudut pandang Trinitarianisme di kemudian hari.
"Kelompok Trinitarian karenanya memiliki kesempatan lebih sedikit untuk menginterpolasi ayat ini, daripada kelompok Antitrinitarian untuk mengeluarkannya dari kanon kudus, jika ada, pada sisi manapun, yang mungkin sedemikian jahat untuk melakukan upaya itu; dan lebih mungkin untuk menghilangkan (Guyse menjelaskan mengenai "homoeoteleuton" atau kemungkinan penghapusan lain) daripada seseorang sedemikan berani untuk sengaja menambahkan ke dalam teks."
Perlu dilihat jelas mengapa ayat ini tidak dimuat dalam banyak teks Bizantin, yang menyediakan mayoritas teks bahasa Yunani. Keadaan saat itu sangat memungkinkan bagi naskah Yunani untuk diubah oleh kaum heretik Arian pada abad ke-4 yang berusaha untuk menghapuskan Comma yang merupakan saksi doktrin Trinitarian. Kurangnya saksi Comma di bagian timur, sebagian dapat dijelaskan dengan dasar ini, karena selama abad ke-4, bagian timur Kekaisaran Romawi (khususnya, Asia Kecil, Suriah dan Mesir, di mana kebanyakan naskah yang kemudian menjadi dasar kritik tekstual ditemukan) sangat dipengaruhi ajaran Arianisme. Setelah dinyatakan sesat, Arius melarikan diri ke Suriah-Palestina dan berhasil mendapatkan banyak pengikut dari kalangan rakyat biasa maupun pemimpin-pemimpin gerja (misalnya Eusebius dari Nicomedia, yang menampung Arius selama pengadilannya, dan Eusebius dari Kaisarea). Daerah ini juga di bawah kekuasaan Kaisar Constantius II (memerintah 317-361, memerintah sendirian 337-361), yang juga seorang penganuh Arian. Pada waktu itulah, beberapa uskup ortodoks seperti Eustathius dari Antiokhia, dan pembela terkenal trinitarianisme, Athanasius, diasingkan, sehingga kepemimpinan gereja timur berada di tangan penganut Arian, misalnya Eusebius dari Nicomedia, dijadikan patriarkhat Aleksandria, di Mesir. Dengan demikian selama setengah abad termasuk masa Eusebius dari Kaisarea melakukan studi kritis Perjanjian Baru bahasa Yunani, yang kemudian diterima dan "dikodifikasi" menjadi naskah-naskah seperti Codex Sinaiticus, sebagian besar wilayah Kekaisaran yang berbahasa Yunani dikuasai oleh kelompok Arian. Eusebius dari Kaisarea ditugaskan oleh Konstantinus untuk mempersiapkan salinan "resmi" kitab suci untuk disebarkan di seluruh Kekaisaran. Eusebius mungkin sekali bertanggungjawab atas hilangnya Comma Johanneum dalam naskah-naskah Yunani yang dibuatnya untuk Konstantinus demi ajaran Arian, yaitu naskah-naskah dasar dari Codex Sinaiticus dan Vaticanus, serta mungkin sekali merasuk ke dalam tradisi Bizantin pada abad ke-4 sampai ke-5, mengingat Kaisar-kasiar Timur seperti Constantius, juga menganut ajaran Arian. Inilah yang tampaknya menyebabkan perbedaan pemuatan ayat-ayat tersebut dalam edisi Latin dibandingkan edisi Yunani atau Suriah, yang juga disebutkan oleh Jerome dalam Prolog Vulgata yang ditulisnya, mengingat saat mengerjakan bagian Surat-surat Am pada Vulgata, ia berada di Betlehem, yang didominasi oleh penganut Arian. Jerome memperbaiki edisi Vulgata bagian Surat-surat Am tersebut tidak lama setelah kekuasaan gereja ortodoks di wilayah itu dipulihkan, dan tidak mengherankan jika ia kemudian menyertakan laporan mengenai penghilangan Comma dari naskah-naskah Yunani.
Lihat pula
Kritik Tekstual
David Martin – Penerjemah Alkitab Prancis yang juga membela keotentikan Comma Johanneum.
Codex Ravianus
Surat 1 Yohanes pasal 5
= Bagian-bagian Perjanjian Baru lain yang diperdebatkan
=Penutup Panjang Injil Markus
Pericope Adulteræ
Matius 16:2b–3
Pergumulan Kristus di taman Getsemani
Yohanes 5:3b-4
Doksologi Doa Bapa Kami
Perjamuan Terakhir (Lukas 22:19b-20)
Catatan
Referensi
Pranala luar
Comma Johanneum in Manuscript Comparator — allows two or more New Testament manuscript editions' readings of the passage to be compared in side-by-side and unified views (similar to diff output)
LaParola apparatus for 1 John 5:7 compiled by Richard Wilson
The Johannine Comma, Greek Manuscript Evidence, compiled by David Robert Palmer
Bible.org: The Textual Problem in 1 John 5:7–8 Diarsipkan 2004-11-24 di Wayback Machine. by Daniel B. Wallace.
The Comma Johanneum and Cyprian by Daniel B. Wallace.
Response to Daniel Wallace Regarding 1 John 5:7 by Martin A. Shue, on Cyprian
Latin Manuscript Evidence Concerning 1 John 5:7–8 (1998) Diarsipkan 2006-01-08 di Wayback Machine. A Debate between Dr. Gregory S. Neal and Dr. Thomas Holland
Ancient Manuscript evidence and Pre-Lutheran examples of 1 John 5:7–8 Diarsipkan 2011-05-11 di Wayback Machine.
A Defense of the Johannine Comma Setting the Record Straight on I John 5:7-8 by Timothy W. Dunkin
"The Johannine Comma" (1 John 5:7-8) Is it inspired Scripture? oleh John Henry
Pustaka tambahan
Kata Kunci Pencarian:
- Comma Johanneum
- Codex Ravianus
- Codex Montfortianus
- Dean Burgon Society
- Novum Instrumentum omne
- Codex Fuldensis
- 1 Yohanes 5
- Daftar Naskah Perjanjian Baru Bahasa Latin
- Frisingensia Fragmenta
- Franz Anton Knittel
- Johannine Comma
- Textus Receptus
- Novum Instrumentum omne
- First Epistle of John
- List of New Testament verses not included in modern English translations
- Minuscule 629
- Attributes of God in Christianity
- Internal consistency of the Bible
- Absolute (philosophy)
- Sin