- Source: Dan kalian menggantung Orang Negro
"Dan kalian menggantung orang Negro" (dalam bahasa Rusia ditulis "А у вас негров вешают", A u vas negrov veshaut; yang juga berarti "Dan (di negara Anda sendiri), kalian menggantung orang Negro") adalah sebuah sindiran untuk menggambarkan tanggapan penyesatan logika berupa tu quoque di Uni Soviet terhadap kritik Amerika Serikat tentang pelanggaran HAM di Uni Soviet. Frasa ini menjadi kebiasaan yang dilakukan warga Uni Soviet saat mendapat kritikan terhadap negaranya.
Sekalipun memang pernah terjadi penggantungan Orang Afro-Amerika pada masa lalu, namun praktik tersebut sudah tidak lagi dilakukan dalam sejarah terkini, sehingga penggunaan pernyataan ini dalam beradu argumentasi bisa dianggap sebuah misinformasi.
Setelah keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991, frasa ini menjadi terkenal sebagai referensi terhadap taktik perang informasi yang dilakukan Rusia dan kemudian digunakan secara luas untuk mengkritik kebijakan AS.
Presiden Ceko sekaligus penulis Václav Havel menyebut frasa ini sebagai salah satu "trik demagogis yang sering dipakai". Majalah The Economist menggambarkannya sebagai bentuk whataboutisme yang menjadi sangat lazim setelah Uni Soviet runtuh. Buku "Exit from Communism" karya Stephen Richards Graubard menuding frasa ini sebagai simbol dari pemutusan dengan kenyataan yang tidak sanggup diterima Uni Soviet maupun Rusia.
Sejarah awal
Frasa ini awalnya digunakan sebagai sebuah Humor politik ala Rusia mengenai perdebatan antara seorang pria Amerika dan pria Uni Soviet.
Setelah diserang habis-habisan oleh kritik atas negaranya karena kematian yang disebabkan oleh program anti semit pogrom Kishinev 1903, Menteri Dalam Negeri Rusia Vyacheslav von Plehve menuding balik bahwa "Petani Rusia dibawa ke dalam kegilaan. Sekalipun mereka bergembira saat dipicu oleh kebencian rasial dan agama, serta di bawah pengaruh alkohol, tetap saja kondisi mereka lebih buruk daripada orang-orang di Negara-Negara Bagian Selatan Amerika ketika mereka menggantung orang Negro."
Seniman Soviet Dmitri Moor sendiri pernah memproduksi lithograf Freedom to the Prisoners of Scottsboro!, setelah pengadilan tahun 1931 terhadap Scottsboro Boys dari Alabama. Perlakuan terhadap Scottsboro Boys membuat frasa ini jadi sering digunakan oleh Uni Soviet untuk melawan AS sebagai bentuk kritik balik terhadap mereka yang juga melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Dalam bukunya tahun 1934 Russia Today: What Can We Learn from It?, Sherwood Eddy menulis bahwa, "Di desa-desa paling terpencil di Rusia hari ini, orang Amerika sering ditanya apa yang akan mereka lakukan terhadap anak-anak Negro Scottsboro dan mengapa mereka menggantung orang Negro."
Dalam perdebatan pada tahun 1930-an dengan seorang mahasiswa kulit hitam, Pierre Kalmek, politikus Bolshevik Dmitry Manuilsky mengatakan bahwa di Amerika Serikat "orang kulit putih memiliki hak istimewa untuk menggantung orang Negro, tetapi orang Negro tidak memiliki hak istimewa untuk menggantung orang kulit putih." Ia menyebut ini sebagai bentuk chauvinisme kulit putih, lalu bertanya, "Apakah kita memiliki perbedaan di sini antara gaji pekerja Negro dan pekerja kulit putih? Apakah kita memiliki hak untuk menggantung warga negara Negro?"
Selama era Stalin, pujian apapun terhadap kondisi positif di Amerika Serikat akan langsung dibalas dengan jawaban, "Ya, tetapi mereka menggantung orang Negro, bukan?" Selama era 1930-an, pria kulit putih yang bepergian dari AS ke Uni Soviet dalam urusan bisnis melaporkan kepada konsulat AS di Riga, Latvia, bahwa penduduk setempat bertanya kepada mereka tentang dikotomi antara kehidupan bebas dan "fakta penggantungan orang kulit hitam."
Istilah ini bahkan masuk ke dalam literatur fiksi yang ditulis di Uni Soviet, dan dipandang sebagai kritik terhadap orang asing.
Penggunaan saat Perang Dingin
Selama Perang Dingin penggunaan frase ini meningkat, dimulai dari penerbitan berita oleh media sayap kiri Prancis Combat yang nenggunakannya untuk mengkritik operasi House Un-American Activities Committee, dengan menuding bahwa aktivitas tersebut dilakukan oleh "sebuah bangsa yang menggantung orang kulit hitam dan memburu siapa saja yang dituduh melakukan aktivitas 'anti-Amerika'."
Penggunaannya sebagai sebuah kekeliruan logika tu quoque semakin mencapai puncaknya pada periode 1960-an, dan digunakan secara luas sebagai lelucon di antara sesama warga negara Rusia. Dalam sebuah versi lelucon, seorang penjual mobil Amerika Serikat dan Uni Soviet berdebat tentang negara mana yang memproduksi mobil yang lebih baik. Akhirnya, orang Amerika bertanya, "Berapa dekade yang dibutuhkan seorang pria Soviet rata-rata untuk menghasilkan cukup uang untuk membeli mobil Soviet?" Setelah berpikir sejenak, untuk menghilangkan rasa malunya karena disindir tentang permasalah ekonomi negara mereka, orang Uni Soviet menjawab, "Dan kalian menggantung orang Negro!"ref name=kevindwilliamson />
Frasa ini memiliki banyak iterasi selama periode Perang Dingin. Pervasifnya frasa ini di masyarakat Rusia mencerminkan rasa patriotisme yang luar biasa. Ketika pemerintah menghadapi kritik atas perlakuan diskriminasi terhadap Orang Yahudi, maka idiom ini digunakan dengan nada sentimental yang berlebihan untuk mengeluhkan rasisme serupa di Amerika Serikat. Frasa ini bahkan digunakan sebagai aforisme di antara sesama warga Soviet selama periode Mikhail Gorbachev, sebagai jawaban atas keluhan tentang kurangnya hak asasi manusia dan hak politik. Varian yang digunakan selama periode ini adalah sebagai bentuk resiprositas ketika menghadapi kritik atas pemenjaraan perlakuan rasialis dalam peradilan di Amerika Serikat.
Frasa serupa digunakan untuk mengimbangi keluhan tentang inefisiensi transportasi Soviet.
Pada tahun 1980, seorang pembangkang Uni Soviet yang kemudian menjadi presiden Republik Ceko, sekaligus penulis, Václav Havel, mencirikan frasa tersebut sebagai salah satu "trik demagogis yang umum digunakan. Dalam penelitian ilmiah, frasa ini digambarkan sebagai "alat propaganda yang semakin kuat dengan intensifikasi luar biasa selama Perang Dingin."
Masa Rusia Paska Uni Soviet
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, istilah ini menjadi sebuah sinekdot di Rusia, sebagai referensi untuk semua bentuk propaganda Uni Soviet. Selama perjalanan ke Washington, D.C., pada tahun 1999, Perdana Menteri Rusia Sergei Stepashin mencoba menceritakan sebuah lelucon dengan frasa ini sebagai punchline dalam pidatonya di hadapan National Press Club. Yang terjadi adalah nyaris tidak ada yang tertawa dengan leluconnya, dan kemudian menyadari bahwa orang Amerika Serikat sulit memahami perspektif Rusia tentang komedi.
Dalam artikel Bulan Januari 2008, The Economist mempopulerkan istilah whataboutisme untuk penggunaan berulang taktik retoris ini di Uni Soviet. Majalah tersebut menulis bahwa taktik ini menjadi terlalu sering digunakan, dan pada saat keruntuhan tahun 1991, istilah ini telah menjadi sebuah ungkapan yang digunakan untuk merujuk keseluruhan propaganda Soviet.
Dengan terpilihnya Barack Obama sebagai presiden AS pada November 2008, The New York Times menyatakan harapan bahwa taktik ini dapat berkurang penggunaannya: "Di Rusia, misalnya, di mana para pemimpin Soviet dahulu merespons kritik Amerika atas pelanggaran hak asasi manusia dengan 'Tetapi kalian menggantung orang Negro,' para analis mencatat bahwa terpilihnya Obama seharusnya bisa menghilangkan noda sejarah tersebut."
Reaksi Trump
Donald Trump yang cukup eksentrik dan berani melakukan serangan balik terhadap pernyataan khas Rusia, menggunakan taktik tu quoque yang mirip, sekalipun malah menunjukkan kedekatannya dengan Rusia. Saat diwawancara oleh Bill O’Reilly, menanyakan apakah dia menghormati Putin, Trump menjawab dia sangat menghormati Putin. Begitu diingatkan bahwa Putin adalah sosok pembunuh, Trump dengan santai menjawab, "Tentu kita juga punya banyak sekali pembunuh. Mengapa Anda berpikir negara kita seinnocent itu?".