Dewan Jenderal adalah sebuah istilah yang dikemukakan oleh
Dewan pimpinan PKI kepada Presiden Soekarno di era demokrasi terpimpin untuk menuduh beberapa
Jenderal TNI AD yang dicurigai akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada hari angkatan bersenjata, 5 Oktober 1965. Menurut Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan
Jenderal Ahmad Yani, kelompok ini sebenarnya bernama resmi
Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) dan hanya berfungsi sebagai penasihat bagian kenaikan pangkat dan jabatan dalam Angkatan Darat. Pada pertengahan tahun 1965, situasi di lingkungan istana semakin memanas ketika berkembang isu bahwa
Dewan Jenderal akan merencanakan pameran kekuatan (machts-vertoon) di hari Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1965 dengan mendatangkan pasukan-pasukan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sesudah terkonsentrasinya kekuatan militer yang besar ini di Jakarta,
Dewan Jenderal akan melakukan kudeta kontra-revolusioner.
Beredar isu juga yang menyebutkan susunan kabinet
Dewan Jenderal yang sudah disiapkan setelah kudeta, yang terdiri dari:
Perdana Menteri:
Jenderal A.H. Nasution
Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan: Letnan
Jenderal Ahmad Yani
Menteri Dalam Negeri: R. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo (Politikus Partai Nasional Indonesia, Mantan Gubernur Jawa Tengah, Mantan Walikota Semarang)
Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani (Politikus Partai Nasional Indonesia)
Menteri Hubungan Perdagangan: Brigadir
Jenderal Ahmad Sukendro
Menteri /Jaksa Agung: Mayor
Jenderal Siswondo Parman
Menteri Agama: K.H. Rusli A. Wahid
Menteri / Panglima Angkatan Darat: Mayor
Jenderal Ibrahim Adjie (Pangdam Siliwangi waktu itu)
Menteri / Panglima Angkatan Laut: tidak diketahui
Menteri / Panglima Angkatan Udara: Marsekal Madya Rusmin Nurjadin
Menteri / Panglima Angkatan Kepolisian: Inspektur
Jenderal Polisi Jasin
Sebagai tandingan, biro khusus PKI membentuk gerakan yang dinamai
Dewan Revolusi Indonesia, yang nantinya berperan dalam Gerakan 30 September (G30S). Bertindak sebagai Ketua
Dewan Revolusi adalah Letnan Kolonel Untung Syamsuri, salah satu perwira angkatan darat yang berada dibawah pengaruh PKI. Namun, setelah peristiwa G30S hingga pemakaman para
Jenderal di tanggal 5 Oktober 1965, keberadaan
Dewan Jenderal yang dituduhkan PKI tidak terbukti.
Rujukan
Pranala luar
https://ditulis.id/
Dewan-
Jenderal-vs-
Dewan-revolusi/