Dolly Salim atau Theodora Athia
Salim (26 Juli 1913 – 24 Juli 1990) adalah pelantun pertama Lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda II tanggal 27 hingga 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II dilaksanakan di rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong di Jalan Kramat Raya No 106 Jakarta. Kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda yang menegaskan cita-cita berdirinya Negara Indonesia. Dalam pertemuan itu, hadir para pemuda anggota kongres dari seluruh Hindia Belanda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, Persatuan Pemuda Indonesia, beberapa orang pemuda Tionghoa, dua perwakilan dari Papua yakni Aitai Karubaba dan Poreu Ohee. Mereka mengikat janji bersatu: bertanah air Indonesia; berbangsa Indonesia; berbahasa Indonesia.
Dolly Salim mengikuti acara tersebut meski tidak termasuk dalam anggota kongres.
Dolly Salim merupakan perwakilan organisasi kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij) atau Gerakan Kepanduan berasas Islam-Nasionalis. Organisasi Natipij berada di bawah naungan Persatuan Pemuda Islam atau Jong Islamieten Bond (JIB) yang saat itu penasehatnya adalah ayah
Dolly Salim yakni Agus
Salim.
Kronologi Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Menjelang akhir acara, kongres ditutup dengan memperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman secara instrumental dengan menggesek biolanya sendiri dan memukau seluruh peserta kongres. Para peserta cukup senang dengan lagu itu dan meminta dinyanyikan lagi.
Dolly Salim terpilih untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dia melafalkan lirik lagu itu di luar kepala dengan sedikit perubahan yaitu lirik “Merdeka…Merdeka” diubah menjadi "Mulia...Mulia". Hal ini karena adanya ancaman represi dari pemerintah kolonial Belanda menyebabkan W.R. Supratman harus menggubah lirik asli yang mencantumkan kata “merdeka.” W.R. Soepratman mengatakan:
“Saudara-saudara, lagu ini kita ucapkan dengan perkataan mulia, walau kita tahu sama tahu soal ini.” Usai
Dolly menyanyikan Lagu Indonesia Raya, tepuk tangan menggemuruh memenuhi gedung yang bersejarah itu. Sejak itu, nama
Dolly disebut-sebut sebagai penyanyi pertama lagu Indonesia Raya. Sejak itu pula, pembukaan ataupun penutupan setiap kongres selalu menyanyikan lagu ini. Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu Kebangsaan Negara Indonesia. Sejak menyanyikan lagu itu pula,
Dolly Salim disebut-sebut sebagai tokoh wanita yang memiliki peran penting pada Kongres Pemuda II.
Riwayat Hidup
Dolly Salim lahir pada 26 Juli 1913. Dia merupakan anak pertama dari pasangan Haji Agus
Salim dan Zaitun Nahar Almatsier. Semasa hidupnya,
Dolly Salim tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Hal ini karena prinsip ayahnya, Haji Agus
Salim yang tidak setuju dengan sistem pendidikan Kolonial Belanda.
Dolly Salim dan seluruh adik-adiknya dididik kedua orangtuanya di rumah mereka. Sistem pendidikan yang seperti ini dikenal dengan istilah homeschooling. Karena itu, Agus
Salim dikenal sebagai pelopor homeschooling di Indonesia.
Dolly merupakan aktivis Kepanduan Natipij. Pada 1932, Agus
Salim memutuskan keluarganya hijrah ke Yogyakarta. Di Yogyakarta,
Dolly bertemu Mr. Soedjono Hardjosoediro, salah satu pendiri Universitas Nasional (UNAS) yang juga merupakan rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Jakarta dan termasuk tokoh Pergerakan Penyadar pada masa Pergerakan Nasional Indonesia. Mereka menikah pada tahun 1935 dan dikarunia empat orang anak. Setelah menikah,
Dolly aktif dalam Wanita Persahi (Persatuan Sarjana Hukum Indonesia) dan Women’s International Club. Pelantun Indonesia Raya pertama itu meninggal di Jakarta pada 24 Juli 1990.
Referensi