Donowangun adalah desa di kecamatan Talun,
Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Donowangun berjarak 5,4 KM dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari Pusat Kecamatan Talun. Sedangkan dari Kajen pusat pemerintahan Kabupaten
Pekalongan berjarak 24,7 KM dengan waktu tempuh 50 menit. Desa Donowangun berdasarkan proyeksi digital terletak diketinggian 250 MPDL. Desa Donowangun berbatasan langsung disebelah :
Sejarah Desa
Desa Donowangun berasal dari nama gabungan dua desa yaitu Donopukah dan Bangun yang menjadi “Donowangun” lahir kurang lebih pada tahun 1916. Berdasarkan sejarah, Desa Donopukah sebelumnya bernama Desa Donosari yang waktu itu dipimpin oleh Bapak Murdani sebagai kepala desanya dan Desa Bangun yang waktu itu di pimpin oleh Bapak Dasimun ke dua Desa itu menyelenggarakan musyawarah dengan tokoh Desa masing-masing. Donopukah diwakili oleh kepala Desa Bapak Murdani dan tokoh-tokoh masyarakat sedangkan untuk Desa Bangun di wakili oleh kepala Desa Bapak Dasimun dan juga tokoh-tokoh masyarakat lainnya.Dari pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan untuk menggabungkan ke dua Desa menjadi satu dan diberinya nama DESA DONOWANGUN
Pada zaman penjajahan,sebagaian besar penduduk Desa Donowangun menganut faham islam abangan yang dalam praktek pengamalannya masih banyak di warnai sisa-sisa Agama Hindu.Kemudian datanglah dua orang penganjur islam yaitu Mbah Cempo dan Mbah Iskhaniah,dari dua tokoh tersebut penduduk Desa Donowangun sebagaian besar beragama Islam.di ketahui Mbah Iskhaniah ini adalah termasuk anggota Mangkurat 1 yang berasal dari Majapahit.Beliau kemudian pindah ke Tegal Arum dan akhirnya tutup usia. Kemudian Agama Islam berkembang di Desa Donowangun berjalan secara alamiah, Seiring dengan terus berkembangnya Desa Donowangun sebagaimana yang di cita-citakan oleh pendahulunya dan terbukti benarlah adanya bahwa Warga Desa Donowangun di kenal suka membangun, seperti membangun gedung-gedung sekolah,sarana tempat ibadah: Masjid/Mushola dan pembangunan sarana-sarana lainya.
Pada masa Pemerintahan Desa Donowangun di pimpin oleh Bapak Lukman periode (1923-1945), perkembangan Agama Islam semakin baik dan dalam mengemban pemerintahanya banyak di warnai dengan memakai tatanan Agama dan simbol-simbol Agama Islam.Bapak Lukman dipilih sebagai Kepala Desa karena kharisma ketokohan dan jasa-jasa perjuangannya dalam membela Tanah Air. Kebijakan Beliau berimbang,disamping menganjurkan warganya untuk belajar di pondok-pondok pesantren juga tanah pertanian menjadi perhatian dalam rangka ketahanan pangan.Beliau melarang warganya menjual beras di pasar,dikandung maksud agar beras hasil panennya di beli oleh masyarakatnya sendiri,sehingga dapat dicapai kemandirian Desanya.
Setelah masa pemerintahan Bapak Lukman berakhir,Pemerintahan kemudian digantikan oleh anaknya yaitu Bapak Mufid.Kiat Bapak Mufid mengikuti jejak ayahnya terutama pada penguatan bidang lembaga pendidikan, pertanian dan pembangunan infrastuktur jalan dan penataan lingkungan.
Desa Donowangun kini sudah semakin maju, cita-cita para penggagas dan pendiri Desa Donowagun sudah banyak yang terwujud. Lembaga pendidikan dari pra sekolah Dasar PAUD sampai dengan SLTA ada di Desa Donowangun.
Pemerintahan
Desa Donowangun merupakan desa yang terdiri dari 20 RT,3 RW dengan 3 dukuh. Hingga tahun 2020 Kepala Desa Donowangun dijabat oleh Bapak M Makmur dan Sekdes Miftahurridlo. Menurut data BPS Desa Donowangun termasuk kategori Berkembang.
Penduduk
Luas wilayah Desa Donowangun adalah 4,43 km2 yang terdiri dari 20 RT dari 3 RW. Jumlah penduduk Desa Donowangun Tahun 2019 adalah 4.031 jiwa yang terdiri dari 1.986 laki-laki dan 2.045 perempuan.
Desa Donowangun secara adminitrasi terdiri dari 3 dusun.
Jumlah Dusun : 3
Jumlah RW : 3
Jumlah RT : 20
Jumlah KK : 1.163
Jumlah Penduduk : 4.031
Referensi