Dupa atau setanggi adalah bahan-bahan aromatik yang mengeluarkan asap harum yang khas ketika dibakar.
Dupa umumnya digunakan dalam ritual keagamaan seperti sembahyang dan ibadah, untuk aromaterapi, atau sebagai sarana meditasi. Selain itu,
Dupa juga dapat digunakan sebagai deodoran sederhana atau penolak serangga.
Dupa umumnya terbuat dari tumbuh-tumbuhan aromatik yang sering kali dikombinasikan dengan minyak asiri. Bentuk
Dupa yang digunakan saat ini berbeda-beda tergantung budaya yang menggunakannya dan juga mengalami perubahan seiring kemajuan teknologi dan kebutuhan.
Dupa umumnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
Dupa yang terbakar oleh sumber api terpisah dan
Dupa yang langsung dibakar.
Dupa yang langsung dibakar umumnya berupa pasta kering yang dibalut pada sebuah tongkat membentuk batangan dan bagian yang terbakar terlihat seperti bara api yang menyala.
Dupa semacam itu, khususnya
Dupa yang digunakan dalam upacara Tionghoa, disebut hio (Hanzi: 香; Pinyin: xiāng; bahasa Inggris: joss stick).
Dupa pada hio umumnya terbuat dari bahan gaharu dan cendana.
Dupa juga digunakan dalam misa dan ibadat Kristen, khususnya dalam Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Ortodoks Oriental, dan Gereja Timur Asiria, serta juga digunakan dalam peribadatan jemaat Lutheran, Katolik Lama, Metodis, Reformed, Presbiterian, dan Anglikan.
Dupa tersebut umumnya dimasukkan dalam suatu pedupaan yang disebut turibulum, yaitu wadah yang terbuat dari logam dengan tutup yang berlubang, serta memiliki gantungan rantai yang dikaitkan pada dua sisinya. Arang diletakkan di dalam turibulum, terpisah dengan bagian
Dupa, untuk membakar
Dupa tersebut.
Dupa yang digunakan umumnya terbuat dari bahan kemenyan atau resin mur.
Galeri
Referensi
Daftar pustaka
Silvio A. Bedini. (1994). "The Trail of Time: Time Measurement with Incense in East Asia". Cambridge University Press. ISBN 0-521-37482-0