Sekitar 85% pasokan
Energi di Islandia berasal dari sumber
Energi terbarukan yang diproduksi
di dalam negeri. Porsi ini merupakan porsi
Energi terbarukan tertinggi
di suatu negara bila dibandingkan dengan negara-negara lain
di dunia.
Pada 2016, tenaga panas bumi memasok sekitar 65%
Energi Islandia, sedangkan porsi tenaga air tercatat sebesar 20% dan porsi bahan bakar fosil (terutama produk minyak untuk sektor transportasi) mencapai 15%. Pada 2013,
Islandia juga menjadi penghasil tenaga angin. Kegunaan utama tenaga panas bumi adalah untuk menghangatkan ruangan, dan panasnya didistribusikan ke bangunan-bangunan melalui sistem pemanasan
di tingkatan distrik. Sekitar 85% rumah
di Islandia dipanaskan dengan tenaga panas bumi.
Pada 2015, total konsumsi listrik
di Islandia tercatat sebesar 18.798 GWh.
Energi terbarukan memasok hampir 100% produksi listrik, sementara sekitar 73% berasal dari tenaga air dan 27% dari tenaga panas bumi. Sebagian besar pembangkit listrik tenaga air
di Islandia merupakan kepemilikan Landsvirkjun (Perusahaan Listrik Nasional) yang juga menjadi pemasok listrik terbesar
di Islandia. Selain itu,
Islandia adalah penghasil
Energi hijau per kapita terbesar
di dunia dan penghasil listrik per kapita terbesar, yaitu sekitar 55.000 kWh per orang setiap tahunnya Sebagai perbandingan, rata-rata
di Uni Eropa masih kurang dari 6.000 kWh.
Tenaga panas bumi
Selama berabad-abad, orang
Islandia telah menggunakan sumber air panas untuk mandi dan mencuci pakaian. Tenaga panas bumi baru pertama kali digunakan untuk memanaskan ruangan pada tahun 1907 ketika seorang petani membangun pipa dari sumber mata air ke rumahnya agar uapnya bisa masuk ke situ. Pada tahun 1930, jalur pipa pertama dibangun
di Reykjavík untuk menghangatkan dua sekolah, 60 rumah, serta rumah sakit utama
di kota tersebut. Pada tahun 1945, pipanya sudah terhubung ke lebih dari 2.850 rumah.
Referensi