PT
Kereta Api Indonesia (Persero) atau biasa disingkat menjadi KAI, adalah sebuah badan usaha milik negara
Indonesia yang bergerak di bidang perkeretaapian. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 9 unit kantor daerah operasi, 4 unit kantor divisi regional, dan 8 unit balai yasa yang tersebar di Pulau Jawa (termasuk Sulawesi) dan Sumatra.
Sejarah
=
Pada hari Jumat, tanggal 17 Juni 1864, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) memulai pembangunan jalur
Kereta Api Samarang–Tanggung. Pencangkulan tanah pertama untuk pembangunan jalur rel tersebut dilakukan di Desa Kemijen oleh Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele. Jalur tersebut kemudian dibuka pada tanggal 10 Agustus 1867. Pada tahun 1873, tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta sudah dapat terhubung dengan jalur rel. Pada tahun 1869, untuk pertama kalinya, trem diperkenalkan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) di Batavia. Trem tersebut masih ditarik dengan kuda dengan lebar sepur 1.188 mm.
Kebijakan liberal yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pun memberikan kesempatan luas bagi pihak swasta untuk membangun jalur
Kereta Api. Perusahaan-perusahaan perkeretaapian swasta yang kemudian didirikan di Pulau Jawa antara lain Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (PbSM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), dan Madoera Stoomtram Maatschappij (MdrSM).
Namun sayangnya, perusahaan-perusahaan swasta tersebut tidak memberikan keuntungan dan manfaat yang berarti bagi Hindia Belanda, antara lain karena perusahaan-perusahaan tersebut masih membutuhkan bantuan keuangan dari pemerintah. Oleh karena itu, Pemerintah Kolonial kemudian mendirikan Staatsspoorwegen untuk membangun jalur rel dari Buitenzorg hingga Surabaya. Jalur pertama di Surabaya kemudian dibuka pada tanggal 16 Mei 1878. Buitenzorg dan Surabaya akhirnya berhasil dihubungkan dengan jalur rel pada tahun 1894.
Selain di Jawa, pembangunan rel
Kereta Api juga dilakukan di Aceh untuk menghubungkan Banda Aceh hingga Pelabuhan dengan lebar sepur 1.067 mm, yang digunakan untuk keperluan militer. Kemudian, lebar sepur yang sebelumnya 1.067 mm kemudian diganti menjadi 750 mm membentang ke selatan. Jalur tersebut kemudian berpindah kepemilikan dari Departemen Urusan Perang kepada Departemen Urusan Koloni pada tanggal 1 Januari 1916 setelah adanya perdamaian relatif di Aceh. Ada pula jalur
Kereta Api di Pantai Barat Sumatra (dibangun pada tahun 1891–1894) dan Sumatera Selatan (dibangun tahun 1914-1932). Kedua jalur tersebut digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang ke pelabuhan.
Di Sumatera Utara, terdapat Deli Spoorweg Maatschappij yang terutama mengangkut karet dan tembakau di daerah Deli. Pembangunan jalur
Kereta Api juga dilangsungkan di Sulawesi Selatan pada bulan Juli 1922 hingga tahun 1930, sebagai bagian dari proyek besar-besaran pembangunan jalur rel di Kalimantan dan Sulawesi, penyambungan jalur rel KA di Sumatra, serta elektrifikasi jalur KA utama di Jawa. Namun Depresi Besar kemudian membuat proyek besar tersebut terhenti. Meskipun tidak sempat dibangun, studi pembangunan jalur KA di Kalimantan, Bali, dan Lombok juga telah selesai dilakukan. Hingga akhir tahun 1928, panjang jalur
Kereta Api dan trem di Hindia Belanda pun telah mencapai 7.464 kilometer, dengan 4.089 kilometer di antaranya dioperasikan oleh pemerintah.
Semasa pendudukan Jepang, seluruh jalur KA (bahkan yang terpisah sekalipun) dikelola sebagai satu kesatuan. Sementara jalur rel di Sumatra dikelola oleh cabang-cabang Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang secara terpisah. Selama pendudukan Jepang,
Kereta Api di
Indonesia terutama dioperasikan untuk mendukung upaya perang. Jalur
Kereta Api baru yang dibangun selama masa pendudukan Jepang antara lain jalur
Kereta Api Saketi–Bayah dan jalur
Kereta Api Muaro–Pekanbaru untuk mengangkut batu bara.
Walaupun begitu, pasukan pendudukan Jepang juga membongkar jalur rel sepanjang 473 kilometer di Hindia Belanda untuk digunakan membangun jalur
Kereta Api di Burma. Pasukan pendudukan Jepang kemudian juga mengubah lebar sepur 1.435 mm di Jawa menjadi 1.067 mm untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat adanya dua lebar sepur yang berbeda di Hindia Belanda, walaupun sebenarnya masalah yang timbul akibat perbedaan lebar sepur tersebut tidak terlalu besar, karena banyak rel dengan lebar sepur 1.435 mm telah dipasangi rel ketiga pada tahun 1940, untuk memungkinkan
Kereta Api dengan lebar sepur 1.067 mm melewatinya.
= Pascakemerdekaan
=
Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945, pekerja perusahaan
Kereta Api yang tergabung dalam Angkatan Moeda
Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari Jepang. Pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya menegaskan bahwa mulai hari itu kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa
Indonesia sehingga Jepang sudah tidak berhak untuk mencampuri urusan perkeretaapian di
Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari
Kereta Api Nasional serta dibentuknya Djawatan
Kereta Api Repoeblik
Indonesia (DKARI) sebagai operator
Kereta Api di wilayah Republik
Indonesia saat itu. Sementara itu, pemerintah Belanda lalu juga membentuk sebuah konsorsium antara perusahaan
Kereta Api milik pemerintah dan swasta dengan nama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedjrif (SS/VS).
Hingga tanggal 31 Desember 1949, DKARI dan SS/VS pun sama-sama berbisnis sebagai operator
Kereta Api di
Indonesia, tetapi sesuai hasil Konferensi Meja Bundar, pemerintah
Indonesia kemudian resmi mengambil alih aset milik pemerintah Hindia Belanda, termasuk SS/VS, sehingga pada tanggal 1 Januari 1950, pemerintah menggabungkan DKARI dan SS/VS untuk membentuk Djawatan
Kereta Api (DKA). Pada tahun 1963, pemerintah mengubah jawatan tersebut menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama Perusahaan Negara
Kereta Api (PNKA). Pada tanggal 15 September 1971, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan jawatan (Perjan) dengan nama Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA). Pada tanggal 2 Januari 1991, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan umum (Perum) dengan nama Perusahaan Umum
Kereta Api (Perumka). Pada tahun 1998, pemerintah kembali mengubah perusahaan ini menjadi sebuah persero, namun pendiriannya hanya dapat dinotarisasi pada tanggal 1 Juni 1999 di Jakarta dengan persero tersebut mendapatkan nama pendek PT
Kereta Api (Persero) atau biasa disingkat menjadi PT KA (nama panjang persero tersebut, Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Kereta Api Indonesia, telah ditetapkan sejak pendirian).
Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menyelenggarakan angkutan
Kereta Api di
Indonesia. Dengan demikian, pemberlakuan undang-undang tersebut secara hukum mengakhiri monopoli perusahaan ini dalam mengoperasikan
Kereta Api di
Indonesia. Pada tanggal 12 Agustus 2008, perusahaan ini memisahkan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) agar dapat lebih fokus dalam mengelola
Kereta Api komuter di daerah Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 2009, perusahaan ini resmi menjadi anggota dari Uni
Kereta Api Internasional (UIC) dengan status suspended member. Pada bulan Mei 2010, perusahaan ini mengubah namanya seperti sekarang.
Pada tahun 2012, perusahaan ini mulai memberlakukan pemesanan tiket H-90 untuk
Kereta Api komersial dan sistem boarding pass di stasiun. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai memberlakukan sistem tiket elektronik untuk KRL. Pada tahun 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan
Kereta Api bandara pertama di
Indonesia, yakni di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Pada tahun 2014 juga, perusahaan ini meluncurkan aplikasi KAI Access. Pada bulan Maret 2015, perusahaan ini meluncurkan mesin tiket. Pada bulan Desember 2015, perusahaan ini mulai mengoperasikan
Kereta Api Kertajaya dengan membawa 14 unit
Kereta penumpang sekali jalan. Pada bulan Desember 2015 juga, perusahaan ini meluncurkan
Kereta khusus yang dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan nama RailClinic. Selama tahun 2015, jumlah penumpang
Kereta Api mencapai 325,94 juta.
Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan area bongkar muat JICT di Pelabuhan Tanjung Priok. Pada tahun 2017, PT KAI Commuter Jabodetabek mengubah namanya menjadi PT
Kereta Commuter
Indonesia Pada akhir tahun 2017, perusahaan ini mulai menguji coba pengoperasian
Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan Mei 2018, perusahaan ini meluncurkan
Kereta Api Internasional Minangkabau Ekspres. Pada bulan Juni 2018, perusahaan ini meluncurkan
Kereta kelas sleeper. Pada bulan Agustus 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan LRT Sumatera Selatan. Pada bulan April 2019, perusahaan ini meresmikan fasilitas ruang kerja bersama di sejumlah stasiun besar dan mulai memasang pendingin udara di lokomotif. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan
Kereta Api Bandara YIA. Pada bulan Desember 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan
Kereta Api Bandara Adi Soemarmo.
Pada tanggal 8 Mei 2020, Didiek Hartantyo ditunjuk sebagai Direktur Utama perusahaan ini menggantikan Edi Sukmoro yang menjabat sebelumnya. Pada bulan Juni 2020, melalui kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan MRT Jakarta, perusahaan ini meluncurkan empat stasiun terpadu, yakni Stasiun Tanah Abang, Sudirman, Pasar Senen, dan Juanda. Pada bulan September 2020, perusahaan ini berkolaborasi dengan Blue Bird untuk memudahkan penumpangnya dalam memesan angkutan lanjutan di stasiun. Perusahaan ini juga meresmikan jembatan penyeberangan orang di Stasiun Bandung. Pada bulan November 2020, perusahaan ini menjadi BUMN pertama yang mendapat investasi dari pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara utuh sebesar Rp 3,5 triliun.
Pada bulan September 2021, perusahaan ini mempersingkat waktu tempuh dan meningkatkan kecepatan hingga 120 km/jam pada
Kereta Api Argo Bromo Anggrek,
Kereta Api Argo Wilis,
Kereta Api Argo Lawu, dan
Kereta Api Argo Dwipangga, dan
Kereta Api Taksaka. Perusahaan ini juga meluncurkan layanan Wi-Fi gratis di
Kereta Api Argo Bromo Anggrek,
Kereta Api Argo Lawu,
Kereta Api Argo Dwipangga,
Kereta Api Argo Wilis,
Kereta Api Taksaka, dan
Kereta Api Argo Parahyangan. Pada bulan September 2021 juga, perusahaan ini meluncurkan layanan live cooking di atas
Kereta Api Argo Bromo Anggrek,
Kereta Api Argo Lawu,
Kereta Api Argo Dwipangga,
Kereta Api Taksaka, dan
Kereta Api Argo Wilis.
Jalur
Kereta Api untuk mendukung operasi PT
Kereta Api Indonesia seluruhnya dimiliki oleh negara, dibina oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia (DJKA Kemenhub RI) melalui Balai Teknik Perkeretaapian, dengan KAI hanya sebagai penyelenggara prasarana. Kurang lebih 90% dari jalur
Kereta Api tersebut seluruhnya merupakan peninggalan kolonial Belanda, dan sisanya merupakan jalur baru, seperti percabangan-percabangan menuju bandar udara. PT KAI juga merupakan penyumbang terbesar dari total penerimaan negara bukan pajak di lingkungan perkeretaapian melalui track access charge (TAC), serta menerima biaya perawatan infrastruktur dan operasional dari DJKA.
Jalur-jalur
Kereta Api tersebut tersebar di Sumatra dan Jawa. Di Jawa, seluruh kota pentingnya memiliki setidaknya dua atau tiga stasiun
Kereta Api utama dan dilintasi jalur
Kereta Api lintas utama. Jalur ini membentang dari Jakarta–Semarang–Surabaya di lintas utara, Jakarta–Purwokerto–Surabaya di lintas tengah, hingga Bandung–Yogyakarta–Surabaya di lintas selatan Pulau Jawa. Di samping pengoperasian tiga jalur utama tersebut, terdapat jalur penghubungnya seperti lintas perkotaan Jabodetabek, Gerbangkertosusila, dan Bandung Raya, serta Surabaya–Banyuwangi, Tegal–Prupuk, Cikampek–Bandung, Cibatu–Garut, Maos–Cilacap, Semarang–Solo, dan Kertosono–Malang–Bangil.
Di Sumatra, jalur
Kereta apinya terpisah, dengan Sumatera Utara dan Aceh hanya dilayani di lintas Medan–Rantau Prapat/Belawan/Siantar/Tanjungbalai serta Krueng Mane–Krueng Geukueh di Aceh. Di Sumatera Barat, jalur aktifnya hanya Padang–Naras/Kayu Tanam untuk layanan penumpang serta Bukit Putus–Indarung untuk KA Semen Padang. Di Sumatera Selatan, jalurnya sendiri dilayani
Kereta Api batu bara dan layanan penumpang unggulan dari Lubuklinggau menuju Palembang serta Palembang menuju Bandar Lampung (Tanjungkarang).
Beberapa peningkatan juga dilakukan terhadap jalur
Kereta Api baik yang masih beroperasi maupun yang tidak. Untuk saat ini, jalur KA lintas utara Jawa sudah ganda seluruhnya, sedangkan segmen ganda lintas tengah Jawa juga sudah selesai, yakni ruas Cirebon-Kroya–Mojokerto dan segmen Mojokerto–Sepanjang sudah beroperasi, namun segmen akhir, yaitu Sepanjang–Wonokromo masih dalam rencana. Jalur nonaktif yang saat ini sedang direaktivasi adalah lintas Cipatat–Padalarang dan Kutoarjo–Purworejo di Jawa, serta Besitang–Binjai di Sumatera Utara. Sebelumnya, jalur
Kereta Api Tarik–Sidoarjo sudah direaktivasi untuk persiapan relokasi jalur akibat semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc. di Porong, Sidoarjo.
Layanan
PT
Kereta Api Indonesia memberikan layanan
Kereta Api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan
Kereta Api penumpang yang dijalankan secara teratur.
=
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT
Kereta Api Indonesia di Jawa dan Sumatra adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (39%), kelas bisnis (25%), dan kelas ekonomi (58%).
Kereta antarkota
Kelas ekonomi
Kelas yang paling ekonomis dalam layanan
Kereta Api Indonesia memiliki 80 sampai 106 kursi dalam satu
Kereta yang merupakan kelas dengan kursi paling banyak. Terdapat tiga tipe yang dihitung berdasarkan kapasitas ekonomi yaitu kapasitas 106 kursi, 80 kursi dan 64 kursi dengan prioritas pelanggan untuk difabel, lansia, dan pelanggan berkebutuhan khusus. Rangkaian ekonomi terbaru ialah ekonomi dan ekonomi premium (bentuk penyempurnaan dari rangkaian kelas ekonomi generasi ketiga). Kelas ekonomi memiliki fasilitas penyejuk udara (AC), colokan listrik, kursi empuk dan bisa direbahkan (khusus ekonomi premium dan ekonomi), dan televisi (khusus ekonomi premium dan ekonomi). Tersedia pula bantal dengan sistem sewa.
Kelas bisnis
Sama seperti kelas ekonomi yang memiliki AC dan colokan listrik. Perbedaannya, terletak pada fasilitas yaitu tidak adanya kursi yang dapat direbahkan (reclining seat), namun dalam kelas ini posisi kursi duduk dapat diubah menghadap depan atau belakang. Sejak 2009, jumlah
Kereta kelas bisnis perlahan mulai berkurang (bahkan mulai terancam punah). Beberapa
Kereta dimodifikasi menjadi
Kereta eksekutif,
Kereta wisata,
Kereta pembangkit, dan sebagian lainnya sudah memasuki masa purna tugas.
Kelas eksekutif
Fasilitas kelas eksekutif yang didapatkan berupa kursi empuk dan bisa diatur sesuai keinginan, ruang kaki lebar, colokan listrk, selimut, televisi, meja makan, toilet, AC, bahkan Wi-Fi yang tersedia di beberapa
Kereta. Laju
Kereta lebih cepat karena tidak berhenti di banyak stasiun.
Kereta kelas eksekutif menampung hanya 50 penumpang
Kelas luxury
Kelas ini merupakan kelas yang paling tertinggi kedua dalam layanan
Kereta Api Indonesia, terutama untuk
Kereta antarkota. Diperkenalkan pada tahun 2018 dengan kapasitas 18 tempat duduk pada generasi pertama dan 26 tempat duduk untuk generasi kedua di tahun 2019. Fasilitas berupa kursi empuk yang bisa disandarkan hingga 170 derajat untuk generasi pertama dan 140 derajat untuk generasi kedua, pembatas antar penumpang, in train entertainment, laci penyimpanan, lampu baca, stop kontak, headphone. KAI juga menyediakan makanan gratis satu kali yaitu camilan dan minuman. Namun kelas tersebut hanya tersedia di Pulau Jawa saja dan kelas ini meliputi KA Argo Bromo Anggrek dan Sembrani untuk relasi Jakarta–Surabaya di jalur utara Jawa, sedangkan di jalur tengah, yakni
Kereta Api Gajayana untuk relasi Jakarta–Malang, Argo Lawu dan Argo Dwipangga untuk relasi Jakarta–Surakarta serta Taksaka untuk relasi Jakarta–Yogyakarta.
Kelas compartment suite
Mulai 10–11 Oktober 2023, kelas kompartemen ini kini menjadi tertinggi dalam kasta layanan
Kereta Api Indonesia bagi
Kereta Api antarkota. Fitur-fitur yang akan memanjakan para penumpang di kelas compartment suite tersebut salah satunya yaitu kursi yang dapat direbahkan hingga 180 derajat sehingga dapat berfungsi sebagai kasur tidur. Kursi tersebut dapat diputar sehingga penumpang dapat menyesuaikan dengan arah perjalanan
Kereta Api. Kursi di
Kereta ini juga memiliki sandaran kaki yang dapat diluruskan sehingga pelanggan dapat relaks. Terdapat pula on-board entertainment yang dapat digunakan pelanggan untuk mengisi waktu luang selama perjalanan.
Kelas compartment suite didesain untuk privasi pelanggan secara maksimal. Dalam 1
Kereta, terdapat 16 ruang privat untuk masing-masing pelanggan. Di tiap ruangan tersebut, telah terpasang pintu geser yang dapat digerakkan secara elektrik.
Desain ruangan yang menarik dengan warna soft dan pencahayaan yang hangat, memberikan efek kenyamanan agar pelanggan lebih betah untuk melakukan perjalanan antarkota. Selain itu, kelas ini menyediakan toilet pada ujung baris rangkaian
Kereta, saat ini kelas tersebut hanya tersedia pada
Kereta Api Argo Semeru dan Bima dengan relasi Jakarta–Surabaya di lintas tengah Jawa.
Kereta komuter dan lokal
Kereta komuter
Komuter adalah
Kereta Api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang
Kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pergi-pulang dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding
Kereta jenis lainnya.
Kereta komuter kebanyakan layanannya menggunakan kelas ekonomi, dan sebagian kelas eksekutif dan jarang ditemui menggunakan kelas bisnis.
Kereta Komuter di
Indonesia ada yg berupa KRL maupun KRD/
Kereta Komersial. KRL di
Indonesia mayoritas menggunakan produk dari Jepang dan sebagian dari produk dalam negeri/INKA. Untuk rangkaian KRD biasanya diperoleh dari bekas
Kereta Api jarak jauh, bahkan diproduksi sendiri dari INKA dan ada juga rombakan yang awalnya berupa KRL di modifikasi menjadi KRD. Selain dari
Kereta Api komuter yang dikelola oleh KAI Commuter, lintas rel terpadu yang dikelola oleh PT
Kereta Api Indonesia, yaitu LRT Palembang dan LRT Jabodebek.
Kereta bandara
PT
Kereta Api Indonesia menyediakan layanan
Kereta bandara yang menghubungkan stasiun-stasiun sekitar hingga ke bandara baik yang dioperasikan sendiri, dioperasikan oleh KAI Commuter (hanya untuk Bandara Soekarno-Hatta) maupun yang dioperasikan oleh PT Railink (sekarang KAI Bandara). Moda transportasi ini sangat berguna karena mengurangi jumlah kepadatan kendaraan menuju bandara. Untuk saat ini sudah tersedia rute menuju ke Stasiun Bandara Kualanamu, Bandar Udara Internasional Minangkabau, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, Bandar Udara Internasional Yogyakarta, dan juga ada
Kereta Api Bandara Internasional Adi Soemarmo
Kereta wisata
PT
Kereta Api Indonesia juga menyediakan layanan
Kereta wisata yang tarifnya disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada
Kereta yang dirangkaikan dengan
Kereta wisata tersebut. Layanan
Kereta wisata tersebut dioperasikan oleh PT KAI Pariwisata. Rangkaian
Kereta wisata diberi nama Nusantara, Bali, Toraja, Sumatra, Jawa, Imperial, Priority, dan Panoramic. Selain itu, di Ambarawa tersedia pula
Kereta wisata dengan lokomotif uap bergigi. Di Kota Surakarta,
Kereta wisata Jaladara tujuan Solo Purwosari–Solo Kota yang melintasi Jalan Raya Slamet Riyadi. Adapun di Sumatera Selatan, tersedia
Kereta wisata yang diberi nama
Kereta Sultan, sedangkan di Sumatera Barat tersedia pula
Kereta wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.
Kereta Wisata Panoramic
Kereta wisata Panoramic diperkenalkan pada tahun 2022 dengan kapasitas 50 tempat duduk.
Kereta ini memiliki jendela kaca tembus pandang berdimensi lebar di kedua sisi dan atap yang dipasang memanjang dari depan sampai belakang dengan sistem buka tutup otomatis, agar dapat lebih leluasa untuk menikmati pemandangan. Fasilitas yang didapatkan di
Kereta ini seperti penyejuk udara (AC), televisi, colokan listrik, selimut, bantal, kursi empuk yang bisa diatur sesuai keinginan, serta gratis satu kali makanan berat dan cemilan.
=
Khusus di Pulau Jawa, pemasaran angkutan barang semula kurang diminati pasar karena dalam perjalanan kalah prioritas dengan
Kereta penumpang. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan terakhir yang sudah melalui tahapan modernisasi sarana angkutan barang, telah dimungkinkan hadirnya
Kereta barang dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dengan
Kereta penumpang sehingga perjalanannya jauh lebih lancar.
Layanan
Kereta barang yang dilayani saat ini sudah ada beberapa macam seperti
Kereta pengangkut peti kemas,
Kereta pengangkut batu bara,
Kereta pengangkut semen, dan sebagainya.
Untuk mengoptimalkan layanan
Kereta berbasis barang pada saat ini PT
Kereta Api Indonesia membuat anak perusahaan yang bernama PT
Kereta Api Logistik (Kalog) yang fungsi utamanya adalah untuk melayani dan mengoperasionalkan layanan barang berbasis
Kereta Api.
Kereta barang peti kemas
Kereta barang peti kemas melayani beberapa relasi, antara lain:
Tanjung Priuk–Lemahabang
Lintas utara Jawa
Tanjung Priuk–Kalimas
Kampung Bandan–Benteng
Kampung Bandan–Kalimas
Tanjung Priuk–Terminal Peti Kemas Semarang Tawang
Kampung Bandan–Terminal Peti Kemas Semarang Tawang
Klari–Kalimas
Krenceng–Kalimas
Lintas selatan Jawa
Tanjung Priuk–Gedebage
Barang yang diangkut kebanyakan berupa peti kemas yang jenis komoditas angkutannya tidak terbatas.
Kereta barang semen
Kereta Api barang ini mengangkut semen dan mempunyai beberapa rute, diantaranya:
= Jawa
=
Lintas selatan Jawa
Solusi Bangun
Indonesia
Karangtalun–Lempuyangan
Karangtalun–Brambanan
Karangtalun–Solo Balapan
Lintas tengah Jawa
Indocement
Arjawinangun–Purwokerto
Solusi Bangun
Indonesia
Karangtalun–Cirebon Prujakan
Sinar Tambang Arthalestari
Klari–Kretek
Lintas utara Jawa
Solusi Bangun
Indonesia
Brumbung–Solo Balapan–Brambanan
Semen
Indonesia
Kampung Bandan–Babat
Indocement
Nambo–Kalimas
Nambo–Semarang Poncol–Brambanan
Nambo–Semarang Poncol
Arjawinangun–Semarang Poncol–Brambanan
= Sumatra
=
Semen Baturaja
Stasiun Kertapati-Stasiun Tigagajah
Stasiun Tigagajah-Stasiun Lubuk Linggau
Semen Padang
Stasiun Bukit Putus-Stasiun Indarung
Rute
Kereta Api Nambo-Ketapang adalah rute
Kereta Api terjauh yang pernah dioperasikan oleh PT KAI, dengan panjang rute mencapai 1060 km dan waktu tempuh mencapai 23 jam.
Kereta barang bahan bakar minyak
Kereta Api ketel adalah
Kereta Api angkutan barang yang mengangkut bahan-bahan cair seperti bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus (BBK). Salah satu kerja sama PT
Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaan, KAI Logistik dalam angkutan BBM dan BBK dengan PT Pertamina. Relasi
Kereta barang ini di antaranya:
= Jawa
=
Lintas selatan Jawa
Cilacap–Rewulu
Rewulu–Madiun
Madiun–Benteng
Lintas tengah Jawa
Larangan–Maos
Lintas timur Jawa
Benteng–Malang Kotalama
= Sumatra
=
Stasiun Labuan-Stasiun Kisaran
Labuan-Stasiun Siantar
Stasiun Kertapati-Stasiun Lubuklinggau
Stasiun Kertapati-Stasiun Lahat
Stasiun Kertapati-Stasiun Tigagajah
Kereta barang pupuk
Kereta Api pupuk mengangkut pupuk milik Pusri dengan rute Stasiun Cilacap-Stasiun Prupuk di lintas tengah Jawa dan Stasiun Cilacap-Stasiun Ceper di lintas selatan Jawa.
Kereta barang cepat
Kereta barang cepat yang diberi nama Over Night Service (ONS) beroperasi di tiga koridor yaitu, Lintas Utara Jawa dengan relasi Kampung Bandan–Surabaya Pasarturi, Lintas Tengah Jawa dengan relasi Kampung Bandan–Malang via Purwokerto, dan Lintas Selatan Jawa dengan relasi Bandung– Surabaya Kota (Non Aktif). Satu rangkaian
Kereta ONS terdiri dari 10-14
Kereta bagasi.
Lokomotif
Saat ini, terdapat lima kelas utama lokomotif yang menjadi armada utama PT KAI. Untuk sistem penomoran lokomotif diatur oleh Kementerian Perhubungan mulai tahun 2011 menggunakan kombinasi huruf,angka yang menunjukan tahun didinaskan dan nomor urut. Kombinasi huruf yang digunakan untuk menunjukkan susunan roda (saat ini ada C, D, BB, dan jenis CC), dan nomor tiga digit digunakan untuk menunjukkan kelas (2 untuk kelas dengan transmisi listrik dan 3 untuk kelas dengan transmisi hidraulis atau mekanik), yang dimulai dari 00. Dua angka di tengah menunjukan lokomotif ini didinaskan pada tahun berapa dan dua atau tiga angka di belakangnya menunjukkan jumlah individu, mulai dari 01.
Misalnya
D301 61 25: Lokomotif diesel hidraulis generasi kedua dengan susunan roda D (empat gandar) didinaskan pada tahun 1961 dengan nomor urut 25
BB 303 73 01: Lokomotif diesel hidraulis generasi keempat dengan susunan roda Bo-Bo didinaskan pada tahun 1973 dengan nomor urut 01
CC 203 95 01: Lokomotif diesel elektrik dengan susunan roda Co-Co generasi ketiga didinaskan pada tahun 1995 dengan nomor urut 01
=
*) CC300 adalah milik Ditjen Perkeretaapian
Armada
Pada tahun 2016, KAI mengoperasikan:
420 unit lokomotif;
578 unit KRL;
121 unit KRD;
1.607 unit
Kereta penumpang; dan
6.782 unit gerbong
Lokomotif diesel elektrik PT KAI sebagian besar dibuat di Amerika Serikat, sedangkan diesel hidraulis kebanyakan Jerman. Unit
Kereta rel listrik didominasi oleh
Kereta bukan baru yang dibuat dan pernah beroperasi di Jepang. Industri lokal mampu membangun beberapa unit, baik diesel dan listrik.
Logo
Saat pertama kali diresmikan sebagai perusahaan tunggal, logo Djawatan
Kereta Api Repoeblik
Indonesia berupa lingkaran berwarna merah putih dengan sketsa tampak muka lokomotif uap di tengahnya. logo ini dipakai pada tahun 1945 hingga 1950.
Logo kedua pada masa Djawatan
Kereta Api tahun diluncurkan berupa lingkaran, roda bersayap, tulisan DKA, dan tulisan "Djawatan" di bagian atas dan "
Kereta-
Api" di bagian bawah. Dengan diluncurkannya lokomotif CC200 pada September 1953, desain logo roda sayap mulai digunakan pada bagian depan dan belakang lokomotif. Roda tersebut memiliki sayap kembar berjumlah 5 helai. Logo ini kemudian dijadikan logo lokomotif hingga transformasi perusahaan menjadi Perum pada awal tahun 1991.
Sejak 1963, bersama dengan pengalihan bentuk perusahaan dari Djawatan ke Perusahaan Negara, PNKA meluncurkan lambang (emblem) yang diberi nama "Wahana Daya Pertiwi". Wahana Daya Pertiwi bermakna sebagai "transformasi perkeretaapian sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa". Logo itu adalah seekor Garuda yang mencengkeram roda
Kereta dan berkalung perisai segilima bertuliskan "KA". Roda itu berdiri di atas pita bertuliskan "Wahana Daya Pertiwi", yang juga menyangga padi dan kapas pada kiri dan kanan lambang.
Saat ini lambang "Wahana Daya Pertiwi" digunakan sebagai lambang kedinasan dan ornamen gedung PT KAI, dan dipasangkan pada pin, topi pet, serta emblem pada lengan kiri seragam pegawai KAI. Lambang ini juga ada pada bagian muka
Kereta inspeksi milik KAI dan juga lambang ini dipasangkan pada bagian samping kiri dan kanan lokomotif vintage seri CC 201 83 31 milik Depo Induk SMC.
Pada tahun 1988 sempat dilakukan penggantian logo PJKA menjadi segilima biru, dan dijadikan logo lokomotif sekaligus logo perusahaan, dan lambang "Wahana Daya Pertiwi" diubah menjadi lambang dinas. Logo segilima biru ini tidak bertahan lama mengingat PJKA berkeinginan untuk mengganti logonya lagi hingga akhir 1990. Logo dengan dasar segilima tersebut memiliki tulisan "KA" di bagian tengahnya yang dibentuk dari roda bogie
Kereta Api.
Sebagai ancang-ancang menuju transformasi menuju Perum, PJKA memberikan kepercayaan kepada Priyanto Sunarto (Pri S.) dan Indarsjah T. sebagai konsultan desain logo Perumka. Logo itu didesain oleh Iman Sudjudi di Studio OK!, dan dijuluki "logo huruf Z" atau "logo angka 2". Walaupun demikian, Perumka hingga PT
Kereta Api sebenarnya memberi informasi bahwa logo itu berupa jajar genjang berwarna oranye yang di dalamnya terdapat siluet dua
Kereta cepat berujung runcing yang menggambarkan arah bolak-balik
Kereta Api dan juga simbol pelayanan
Kereta Api yaitu "memberi dan menerima". Di bawahnya tertulis "KERETAPI". Logo itu diluncurkan bersama dengan peresmian Perumka pada tanggal 2 Januari 1991.
Pada tanggal 28 September 2011, bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, PT KAI meluncurkan logo baru. Logo itu diciptakan oleh Farid Stevy Asta, vokalis grup musik rock FSTVLST, yang menjadi juara 1 lomba desain logo baru perusahaan. Asta, yang mengerjakan logo KAI di LibStud, mengatakan bahwa dirinya sendiri "terinspirasi dari logo lama KAI" (huruf Z). Logo itu berupa tiga garis lengkung dengan dua berwarna oranye, satu biru di bawah, serta anak panah transparan. PT KAI mendeskripsikan elemen logo sebagai berikut: garis-garis sebagai gerakan dinamis dalam mencapai visi dan misi, serta anak panah yang melambangkan "nilai integritas". Dua oranye itu melambangkan "pelayanan prima (kepuasan pelanggan) internal-eksternal", dan warna biru melambangkan "inovasi untuk memberikan nilai tambah ke pemangku kepentingan".
Dalam memperingati hari ulang tahunnya ke-75 pada 28 September 2020, PT KAI meresmikan logo baru dengan bentuk tiga huruf abjad yaitu "K", "A", dan "I" yang dibuat dengan tulisan miring (menggambarkan karakter perusahaan yang progresif, terbuka, dan terpercaya). Aksen bentuk seperti rel
Kereta Api pada huruf "A" melambangkan "harapan untuk memajukan perusahaan sebagai ekosistem transportasi yang terbaik dan bersinergi" dan penggunaan dua warna yang memiliki makna berbeda dari logo sebelumnya, yaitu gabungan kedua warna ini mencerminkan aspek dalam "hubungan harmonis antara KAI dan seluruh pemangku kepentingan sektor perkeretaapian", dengan warna biru (pada huruf "K" dan "I") melambangkan "stabilitas, profesionalisme, amanah, dan kepercayaan diri dari perusahaan", dan warna oranye (pada huruf "A") melambangkan "antusiasme, kreativitas, dan tekad perusahaan".
Anak perusahaan
Anak usaha pertama dari perusahaan ini adalah PT Reska Multi Usaha (RMU) yang didirikan pada tanggal 2 Juli 2003. Reska fokus pada penyediaan layanan penunjang operasional
Kereta Api, seperti restorasi, perparkiran, kebersihan di atas
Kereta, restoran dan kafe, cuci
Kereta, serta pendukung kenyamanan. Reska juga merupakan pemilik merek dagang Loko, sebuah jaringan restoran bertema transportasi rel yang banyak membuka gerainya di dekat stasiun.
Pada tanggal 12 Agustus 2008, perusahaan ini memisahkan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Seiring dengan rencana ekspansi ke luar Jabodetabek, pada tanggal 20 September 2017, nama KCJ resmi diubah menjadi PT
Kereta Commuter
Indonesia (KCI).
Pada tanggal 8 September 2009, perusahaan ini mendirikan tiga anak usaha, yakni PT
Kereta Api Pariwisata (Kawista, sebelumnya IndoRailTour), PT KA Properti Manajemen (KAPM), dan PT
Kereta Api Logistik (Kalog). Pada tanggal 28 September 2006, perusahaan ini juga membentuk sebuah perusahaan patungan dengan PT Angkasa Pura II dengan nama PT Railink untuk mengoperasikan
Kereta Api bandara, tetapi perusahaan tersebut baru memulai operasinya pada tahun 2013 dengan meluncurkan KA Airport Raillink Services (ARS) rute Medan–Bandara Kualanamu PP. Pada tahun 2015, perusahaan ini ikut mendirikan PT Pilar Sinergi BUMN
Indonesia (PSBI) bersama Wijaya Karya, PTPN VIII, dan Jasa Marga untuk membangun dan mengoperasikan
Kereta cepat Jakarta–Bandung melalui PT
Kereta Cepat
Indonesia China (KCIC).
Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan
Kereta Api memegang 0,1% hingga hampir 5% saham di semua anak usaha perusahaan ini, kecuali di Railink dan PSBI,
Penghargaan
Perusahaan BUMN Transportasi Pelaksana PKBL Pengembang UMKM Terbaik–Penganugerahan 8th UNS SME's AWARDS
Ajang Public Relations (PR)
Indonesia Awards:
Silver winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Video Profil KAI Pay
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Video Profil KAI Saya KAI
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Media Sosial
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori E-Magazine
Bronze winner untuk kategori BUMN Sub Kategori Aplikasi
Lihat pula
Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Industri
Kereta Api
Kereta Cepat
Indonesia China
KAI Commuter
KRL Commuter Line – layanan
Kereta Api komuter yang dioperasikan KAI Commuter
MRT Jakarta
Polisi khusus
Kereta Api
Serikat Pekerja
Kereta Api
Referensi
= Catatan
=
= Kutipan
=
= Daftar pustaka
=
Harinowo, Cyrillus; Purwita, Tjipta; Wibowo; Wiko, Garuda; Primiana, Ina; Sutaryono, Paul; Augusta, Frans (2019). Kebangkitan BUMN sektor perhubungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-06-3366-4. OCLC 1135474806.
Tim Telaga Bakti Nusantara; Asosiasi Perkeretaapian
Indonesia (1997). Sejarah Perkeretaapian
Indonesia. 2. Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
Pranala luar
(
Indonesia) Situs web resmi
(
Indonesia) Situs resmi Direktorat Jenderal Perkeretaapian