Ferry Curtis (lahir 20 Oktober 1969) adalah musikus berkebangsaan Indonesia, dengan nama asli R.
Ferry A.Anggawijaya, Ia merupakan anak bungsu dari 7-orang bersaudara. Karya-karyanya dalam bentuk musik puisi bergenre balada telah dipersembahkan bagi masyarakat dalam rangka menggairahkan minat baca masyarakat. Dia telah melakukan konser keliling Indonesia dalam format pentas tunggal untuk kemanusiaan. Selain bermusik,
Ferry adalah pembicara dalam Kelas Inspirasi, ketua dari Balad Cahaya Foundation, kerap menjadi Nara Sumber di beberapa lembaga, sekolah, kampus.
Ferry mengawali menjadi pembicara di lembaga pengembangan unggulan lokal MHMMD (Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan) ke pelosok Indonesia bersama Marwah Daud Ibrahim Ph.D.
Kehidupan pribadi
Ferry Curtis menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (sekarang Institut Seni Budaya Indonesia Bandung), jurusan Teater lulus pada tahun 1994. Tahun 1990-2002
Ferry Curtis terlibat dalam 7 (tujuh) pertunjukan teater sebagai aktor. Lebih dari 14 pertunjukan teater
Ferry terlibat sebagai penata musik. Pernah bergabung dengan beberapa kelompok teater di Bandung, antara lain KPH – Kelompok Payung Hitam, Sanggar Kita, Studio Teater STSI, Laskar Panggung, dan Bandung Mooj.
Ferry Curtis juga membangun beberapa komunitas musik, antara Lain DEKRESIK – Depot Kreasi Seni Musik STSI, Eksperimental Musik, Avonture, Pigura Kecil dan
Ferry Curtis & Friends.
Konser musik
Ferry Curtis berlangsung di kampus-kampus, Pusat Kebudayaan dan berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1998 Ia memulai membuat babak baru membuat konser tunggal karya lagunya di Lombok-NTB. Tercatat, hingga sekarang ia telah menyelesaikan konser tunggalnya sebanyak 33-kali dengan tema-tema yang beragam. Sesuatu yang kurang lazim dilakukan oleh pemusik balada ini, yang justru baru mengeluarkan album pertamanya pada tahun 2003. Kini Ia telah melahirkan lebih dari 250 karya lagu, yang terdiri dari lirik lagu balada, thema song theater, lagu anak-anak, lagu mars, hymne. 4 (empat) album yang telah dihasilkannya anatara lain: Live In Concert
Ferry Curtis – 2003, Tawis Soca (Cendera Mata) 2003, Sahabat Cahaya – 2004, Jangan Berhenti Membaca - 2019, 4 (empat) album kompilasi dalam format religi dan beberapa single album album.
Ferry Curtis adalah pencipta, penulis dan penyanyi untuk lagu SINERGI BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Ia juga yang mencipta, menulis dan menyanyikan 5 (lima)lagu literasi Indonesia, yang terangkum dalam CD album "Jangan Berhenti Membaca" bekerja sama dengan PERPUSNAS RI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) di tahun 2019. Judul lagu yang kini populer dikalangan penggiat literasi di seluruh Indonesia judulnya adalah "Mari Membaca". Dari karya lagu literasi itu
Ferry mendapatkan penghargaan atas dedikasinya mengembangkan literasi melalui musik di masyarakat. Sementara pada tahun 2021,
Ferry mendapatkan Anugrah Budaya Kota Bandung, atas konsistensinya sebagai Pemusik Balada yang telah berkiprah lebih dari 30-tahun.
Pada tahun 2016, tepatnya pada tanggal 1'Juni.
Ferry diundang untuk menyanyikan lagu yang dibuatnya sendiri dengan judul "Semua Untuk Semua", dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1'Juni 1945, di Gedung Merdeka Kota Bandung dihadapan Presiden Republik Indonesia Bapak Ir.H.Joko Widodo dan para undangan petinggi dan tamu negara.
Dengan bertumpu pada kekuatan liriknya, telah menyeret ketertarikan
Ferry pada karya sastra khususnya puisi yang kemudian dibedahnya ke dalam lagu (musik puisi). Beberapa budayawan dan penyair yang karyanya telah ia musikalisasi, antara lain: Saini KM, WS.Rendra, Suyatna Anirun, Juniarso Ridwan, Nenden Lilis Asyah, Acep Zamzam Noer, Soni Farid Maulana, Diro Aritonang, Moh. Sunjaya, R. Budi Sabarudin, Dedy koral, Mat Don, Soerya Disastra, Eti RS, Rachmat M.Sas Karana, Godi Suwarna, Acep Iwan Saidi, Joko Pinurbo, Ajip Rosidi, Jacob Sumardjo.
Budayawan Prof. Saini KM adalah guru bagi dirinya untuk penulisan lirik, dalam salah satu tulisannya Prof. Saini KM menyatakan bahwa
Ferry Curtis adalah salah satu dari sedikit pemusik balada yang mempunyai interpretasi lirik dan lagu yang baik di Indonesia. Liriknya yang kuat, dibalut dengan kemasan musik apik, telah membawa pendengarnya pada kekayaan batin luas dengan karakter yang khas. 2 (dua) perusahaan gitar akustik terkemuka di Bandung SECCO hand made guitar dan LUTHIER gitar telah mengeluarkan seri gitar khusus IG-SB 400 FC dengan inisial namanya (FC-
Ferry Curtis) tipe khusus untuk gitar yang dipakainya yaitu seri N-800 FC.
Ferry Curtis bersama dr. Wachyudi Muchin, Katon Bagaskara (musisi) tergabung bersama membuat wadah Yayasan Baca Indonesia di Makassar Sulawesi Selatan, yang mengkampanyekan akan pentingnya manfaat membaca bagi masyarakat Indonesia ke pelosok tanah air. Beberapa Program Gerakan Membaca yang sudah berjalan di antaranya di Pemerintah Kota Makassar (GMGM - Gerakan Makassar Gemar Membaca, 2007), Provinsi Gorontalo (GGGM - Gerakan Gorontalo Gemar Membaca, 2008), Pemerintah Kota Bau Bau Buton – Sulteng (GBGM - Gerakan Bau Bau Gemar Membaca. 2009), dan Provinsi Jawa Timur (GAIM - Gerakan Anak Indonesia Membaca, yang diresmikan pada bulan November 2009). Semuanya masih berjalan sampai sekarang.
Bibliografi
Live In Concert
Ferry Curtis – 2003
Tawis Soca (Cendera Mata) 2003
Sahabat Cahaya – 2004
Jangan Berhenti Membaca - Perpusnas RI 2019.
Referensi