Galaksi ledakan bintang (bahasa Inggris: Starburst galaxy) adalah
Galaksi yang mengalami tingkat pembentukan
bintang yang sangat tinggi. Meskipun aktivitas yang tinggi ini terjadi selama 10 juta tahun atau lebih, ini akan lebih terasa seperti sebulan untuk kehidupan sebuah
Galaksi berumur 10 juta tahun.
Meskipun mekanismenya masih sedikit yang diketahui, sejumlah astronom berteori bahwa
Galaksi ledakan bintang terbentuk dari
Galaksi-
Galaksi lain yang mengalami tabrakan
Galaksi di mana Hidrogen dan Helium pada awan-awan antarbintang di
Galaksi tersebut menjadi terpadatkan dan secara cepat membentuk
bintang-
bintang baru. Dalam sebuah
Galaksi ledakan bintang, tingkat pembentukan
bintang begitu besar bahwa
Galaksi akan mengkonsumsi semua waduk gas.
Suatu
Galaksi ledakan bintang dapat dideteksi oleh observatorium angkasa inframerah seperti Teleskop luar angkasa Spitzer, IRAS (Infrared Astronomical Satellite), dll. Ini dikarenakan unsur pembentuk
bintang adalah gas dan debu. Cahaya-cahaya dari
bintang diserap oleh debu-debu di awan antarbintang yang di mana debunya bia menghasilkan gelombang Inframerah.
Gelombang sinar-X (terutama oleh Observatorium Chandra) juga memainkan peran penting dalam penelitian
Galaksi ini. Laju kejadian supernova-supernova yang terjadi pada
Galaksi ledakan bintang akan membentuk sebuah gelembung raksasa yang mengembang. Ketika
Galaksi ledakan bintang menjadi sangat kuat, ia dapat membentuk supergelembung yang sangat panas dan berenergi sehingga dapat mengembang ke luar
Galaksi. Bentukan ini disebut superwind.
Galeri
Referensi
Kennicutt, R. C.; Evans, N. J. (2012). "Star Formation in the Milky Way and Nearby Galaxies". Annual Review of Astronomy and Astrophysics. 50: 531. arXiv:1204.3552 . Bibcode:2012ARA&A..50..531K. doi:10.1146/annurev-astro-081811-125610.
Weedman, D. W.; Feldman, F. R.; Balzano, V. A.; Ramsey, L. W.; Sramek, R. A.; Wuu, C. -C. (1981). "NGC 7714 - the prototype star-burst galactic nucleus". The Astrophysical Journal. 248: 105. Bibcode:1981ApJ...248..105W. doi:10.1086/159133.
Pranala luar