- Source: Gedung AA Maramis
Gedung AA Maramis adalah sebuah gedung bangunan peninggalan Belanda. Gedung ini terletak di Kompleks Kementerian Keuangan Indonesia di Jakarta Pusat.
Gedung ini didirikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels, pada tanggal 7 Maret 1809 yang semula bertujuan untuk memindahkan Kastil Batavia yang semula berada di muara Sungai Ciliwung untuk dipindahkan ke Ibu Kota Jakarta.
Ini adalah bangunan tertua kedua di Jakarta Pusat (setelah Istana Negara) dalam hal sejak pembangunan dimulai, dan kediaman pribadi terbesar yang pernah dibangun di Jakarta.
Sejarah
Weltevreden adalah daerah pinggiran di selatan Batavia tua. Tanah tersebut telah dibeli oleh Gubernur Jenderal terakhir Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), Pieter Gerardus van Overstraten, dari pendahulunya, Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra. Kawasan itu mulai berkembang seiring dengan kerusakan bertahap di kota tua yang semakin tidak sehat. Migrasi awal dimulai setelah epidemi malaria di kota tua pada tahun 1732.
Pengembangan daerah sebagai pusat pemerintahan baru dimulai oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Dia memerintahkan penghancuran Kastil Batavia dan tembok kota lama untuk menyediakan batu bata untuk istana baru. Situs yang dipilih untuk gedung baru adalah Waterlooplein di Weltevreden. Pembangunan istana dimulai pada tanggal 7 Maret 1809. Rencananya sebagai kediaman besar yang dimaksudkan sebagai istana pribadi untuk gubernur jenderal, diapit dengan bangunan yang lebih kecil untuk pekerjaan administrasi. Terlepas dari niat Daendels untuk tinggal di istana baru, dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk tinggal karena dia diperintahkan oleh Napoleon untuk memimpin Grande Armée dan segera ditempatkan di Benteng Modlin, Polandia. Pengganti Daendels, Gubernur Jenderal Janssens, memasang atap jerami di bagian bangunan yang belum selesai. Ketika konstruksi dihentikan pada tahun 1811 setelah invasi Britania Raya ke Jawa, konstruksi baru setengah selesai. Dengan istana gubernur yang belum selesai, Gubernur Jenderal Batavia akan tinggal di rumah van Braam di Rijswijk (sekarang Jalan Veteran).
15 tahun kemudian pada tahun 1826, Gubernur Jenderal du Bus de Gisignies memerintahkan penyelesaian bangunan agar dapat segera digunakan untuk kantor-kantor pemerintah yang sebelumnya terakomodasi dengan buruk di bagian lain Batavia. Pembangunannya dimulai di bawah pengawasan Ir. J.Trom. Akhirnya selesai pada tahun 1828, sekitar 19 tahun setelah dimulai. Penyelesaiannya diperingati dalam sebuah plakat bertuliskan: "MDCCIX - Condidit Daendels, MDCCCXXVIII - Erexit DUBUS" yang saat ini disimpan di Katedral Jakarta. Bangunan yang telah selesai ini secara populer disebut sebagai "Istana Daendels" (Paleis van Daendels), dijuluki juga "Gedung Putih" (Witte Huis), dan "Rumah Besar" (Grote Huis).
Meskipun bangunannya telah selesai, "istana gubernur" tidak pernah digunakan sebagai istana. Bangunan itu menjadi terlalu sempit untuk tujuan aslinya sebagai istana dan pada tahun 1869 sebuah istana baru untuk gubernur direncanakan. Istana baru, yang dikenal sebagai Paleis te Koningsplein, selesai dibangun pada tahun 1873 menghadap Koningsplein (Alun-Alun Raja). Selama bertahun-tahun gedung itu telah menampung banyak biro dan departemen pemerintah termasuk kantor pos, kantor percetakan negara, departemen kepaniteraan umum, dan pengadilan tinggi di lantai dasar gedung utama (1835). Pada tanggal 1 Mei 1848, Pengadilan Tinggi (Hoogeregtshof, Hoogerechter, Algemene Secretarie) dipindahkan ke sebuah bangunan di utara Istana Daendels.
Sejak awal 1950-an, gedung ini digunakan sebagai kantor pusat Kementerian Keuangan Indonesia. Bangunan itu dinamai Gedung A.A. Maramis untuk menghormati Alexander Andries Maramis, Menteri Keuangan kedua Indonesia (dari 1945–1946).
Desain
Istana ini dirancang oleh J.C. Schultze dengan gaya yang populer di Prancis saat itu, yaitu Gaya Imperium; Gaya selanjutnya menyesuaikan diri dengan iklim tropis Indonesia dikenal dengan gaya Imperium Hindia. Istana ini terdiri dari bangunan utama dua lantai sepanjang 160 m (520 kaki) yang ditujukan untuk kediaman Gubernur Jenderal Daendels sendiri. Kediaman pribadi diapit dengan dua sayap di kiri dan kanannya yang dimaksudkan untuk pusat administrasi, wisma, kandang untuk 120 kuda, dan rumah kereta kencana.
Istana ini dibangun menggunakan sisa batu bata dari Kasteel Batavia di abad ke-17 dan sebagian dari tembok kota yang dibongkar pada tahun 1809.
Sejak masa kolonial, bangunan tersebut telah digambarkan sebagai "besar dan jelek" oleh para kritikus. Ada sebuah taman kecil di belakang istana yang dikenal sebagai Tuin Du Bus (Taman Du Bus), tetapi tanaman di sana tidak tumbuh subur, juga tidak ada orang yang berjalan-jalan di sana.
Lihat pula
Gaya Imperium Hindia
Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Alexander Andries Maramis
- Gedung AA Maramis
- Kementerian Keuangan Republik Indonesia
- Lahirnya Pancasila
- Indonesia
- Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat
- Dewan Perwakilan Rakyat Sementara
- Samsi Sastrawidagda
- Mohammad Hatta
- Batavia
- A.A. Maramis Building
- Indies Empire architecture
- Colonial architecture in Jakarta
- Sawah Besar
- Ministry of Finance (Indonesia)
- Embassy of Indonesia, Berlin