Goi dari Baekje (?-286, bertahta tahun 234-286) adalah raja kedelapan
dari Kerajaan
Baekje, salah satu
dari Tiga Kerajaan Korea. Ia adalah putra kedua
dari raja keempat
Baekje, Gaeru dan saudara termuda
dari raja kelima Chogo.
Latar Belakang
Setelah kematian raja keenam Gusu, putra tertua Gusu Saban menjadi raja, namun terbukti terlalu muda untuk memerintah.
Goi menggulingkan Saban dan menjadi raja.
Beberapa sarjana menterjemahkan catatan Korea, riwayat Samguk Sagi dan Samguk Yusa berarti bahwa
Goi merupakan adik lelaki
dari ibu Raja Chogo, mengandung arti ia berasal
dari garis keturunan Utae - Biryu, dibandingkan daripada keturunan langsung secara tradisional pendiri yang diakui, Onjo.
Catatan Cina Buku Zhou (周書) dan Buku Sui (隋書) mengacu kepada "Gutae" sebagai pendiri
Baekje, dan beberapa pelajar percaya bahwa "Gutae" sebenarnya mengacu pada
Goi sebagai pendiri kerajaan.
Pemerintahan
Goi secara umum dikreditkan dengan pemusatan kerajaan
Baekje, mengkonsentrasikan kekuatan kerajaan dan meletakkan dasar struktur negara.
Segera setelah merampas tahta, ia mendirikan sebuah pusat kantor militer untuk menahan kemerdekaan klan daerah. Di dalam riwayat Samguk Sagi juga mencatat bahwa pada tahun 260, ia mendirikan sebuah pusat birokrasi 6 menteri, 6 tingkatan rankingm dan kode gaun, meskipun sistem penuh tersebut sudah komplet setelah pemerintahannya (see, e.g., Best (2002)).
Pada tahun 262, ia dikabarkan telah membuat peraturan yang menentang penyuapan, membuat pejabay yang korup membayar 3 kali jumlah suapan. Ia juga memerintahkan penanaman lahan pertanian di bagian selatan ibu kota.
Hubungan Luar negeri
Dibawah pemerintahan
Goi,
Baekje mengembangkan kontrol di wilayah Sungai Han dan memperoleh kekuasaan permanen atas sisa-sisa negara Mahan, sebuah konfederasi longgar di barat daya Semenanjung Korea. Ia juga menyerang perbatasan
dari saingan
Baekje di bagian timur, Silla.
Baekje juga mengubah posisi defensif terhadap rakyat China terhadap serangan.
Goi menyerang kontrol Cina komander Lelang dan komander Daifang ketika Cina melancarkan serangan melawan wilayah Sungai Han untuk mengacaukan dan menghindari kekuatan
Baekje yang muncul. Pada tahun 246 menurut baik riwayat Korea Samguk Sagi dan riwayat Cina Wei Zhi,
Baekje pergi berperang melawan komanderi Daifang dan komanderi Gubernur, Gong Zun dibunuh.
Referensi
The Academy of Korean Studies
Best, J.W. (2002). "Buddhism and polity in sixth-century Paekche". Korean Studies 26(2), 165–218.
Lihat Pula
Sejarah Korea
Tiga Kerajaan Korea