Kota Gunungsitoli adalah
Kota di Pulau Nias, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Gunungsitoli sudah berdiri sejak abad ke-16, tetapi baru diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, H. Mardiyanto, pada tanggal 26 November 2008, menjadi
Kota otonom sebagai salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten Nias. Pada tahun 2022, penduduk
Kota ini berjumlah 137.583 jiwa dengan kepadatan 293 jiwa/km².
Sejarah
Gunungsitoli merupakan
Kota termuda dan terbesar yang ada di Kepulauan Nias.
Gunungsitoli ditingkatkan statusnya dari kecamatan menjadi
Kota otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2008.
Berdasarkan catatan sejarah,
Gunungsitoli atau sering disebut Luaha sudah dikenal dan dikunjungi sejak abad ke-16. Posisi
Kota Luaha ini terletak pada muara sungai Nou atau pasar
Gunungsitoli saat ini. Pada saat itu ada tiga marga dominan yang menghuni
Kota Luaha, yaitu Harefa, Zebua, dan Telaumbanua atau lebih dikenal dengan Sitölu Tua.
Belum diketahui secara pasti asal muasal penamaan
Gunungsitoli. Berdasarkan referensi yang ditemukan dari sebuah buku yang ditulis seorang pastor yang mendirikan Museum Pusaka Nias, disebutkan nama
Gunungsitoli diberikan oleh para pedagang yang berasal dari Indocina. Kelak, para pedagang inilah yang disebut-sebut sebagai nenek moyang bangsa Nias. Merujuk secara harfiah, jelas kata
Gunungsitoli berasal dari kata 'gunung' dan kata 'sitoli'. Gunung berarti tanah yang tinggi (berbukit) dan sitoli berasal dari nama orang yang berdiam di bukit dekat rumah sakit (daerah Onozitoli sekarang).
Geografi
Letak
Kota Gunungsitoli di Pulau Nias. Jarak antara
Kota Gunungsitoli dengan
Kota Sibolga sekitar 85 mil laut. Ada dua pintu masuk dan keluar Pulau Nias yang berada di
Kota Gunungsitoli, yaitu Bandar Udara Binaka dan Pelabuhan Angin
Gunungsitoli.
= Topografi
=
Sebagian besar wilayah
Kota ini berbukit-bukit sempit dengan ketinggian bervariasi antara 0-800 meter dpl. Struktur batuan dan susunan tanah umumnya bersifat labil, mengakibatkan sering terjadi patahan pada jalan-jalan aspal dan longsor.
= Batas Wilayah
=
Pemerintahan
= Daftar wali Kota
=
Berikut ini adalah daftar Wali
Kota Gunungsitoli:
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kota Gunungsitoli dalam tiga periode terakhir.
= Kecamatan
=
Kota Gunungsitoli terdiri dari 6 kecamatan, 3 kelurahan dan 98 desa dengan luas wilayah mencapai 280,78 km² dan jumlah penduduk sekitar 139.094 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 496 jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kota Gunungsitoli, adalah sebagai berikut:
Ekonomi
Sebagian besar mata pencarian penduduk berasal dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan, termasuk juga perdagangan.
= Pertanian
=
Padi sawah merupakan komoditas tanaman pangan terbesar yang diusahakan para petani. Pada tahun 2012, luas panen padi sawah mencapai 2.968 hektar dengan produksi sebesar 6.808 ton. Tanaman pangan terbesar berikutnya adalah ubi kayu dengan luas panen 231 hektar dan produksi 440 ton. Yang unik adalah komoditas ubi jalar. Luas panennya dapat mencapai 434 hektar, tetapi produksinya hanya 14 ton karena mayoritas penduduk menanam ubi jalar hanya memanfaatkan daunnya, bukan memanen umbinya, yang digunakan untuk makanan ternak babi.
Kesehatan
Pariwisata
Panorama pantai yang indah, rumah adat Nias, dan peninggalan sejarah berupa batu megalit yang tersebar di setiap kecamatan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ada sembilan pantai yang telah dikomersilkan untuk umum, yaitu pantai Nusa Lima, Malaga, Marina, Simanaere, Laowömaru, Bunda, Muara Indah, Carlita, dan Hoya.
Keberadaan
Kota Gunungsitoli menjadi pintu gerbang wisata di Pulau Nias, beberapa objek pariwisata, diantaranya:
Gua Tögi Ndrawa; sebuah gua kuno yang lokasinya berada di desa Lelewönu Niko'otanö, Kecamatan
Gunungsitoli, sekitar 3 km dari pusat
Kota.
Muara Indah; sekitar 15 km dari pusat
Kota, tidak jauh dari Pantai Charlita. Tempat ini berada di muara sebuah danau di desa Afia, Kecamatan
Gunungsitoli Utara.
Museum Pusaka Nias, berada di
Kota Gunungsitoli, di Jalan Yos Sudarso No. 134A . Museum ini berdiri pada 1995, atas inisiatif Pastor Yohannes Hammerle.
Rumah Adat Desa Tumöri; sekitar 10 rumah adat di Desa Tumöri, Kecamatan
Gunungsitoli Barat, berjarak 30 menit dari Bandara Binaka.
Taman Ya'ahowu, berada di pesisir pusat
Kota Gunungsitoli tepatnya di Jl. Lagundri, Kecamatan
Gunungsitoli,
Kota Gunungsitoli.
Referensi
Pranala luar