Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indra. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan
Halusinasi dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya, tetapi tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah di mana seseorang mengalami gangguan penglihatan, di mana ia merasa melihat suatu objek, tetapi indra penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama.
Halusinasi juga harus dibedakan dengan delusi pada persepsi, ketika indra menangkap rangsang nyata, tetapi persepsi nyata yang diterimanya itu diberikan makna yang berbeda (bizzare). Sehingga orang yang mengalami delusi lebih percaya kepada hal-hal yang tidak masuk logika.
Klasifikasi
Halusinasi dapat dibagi berdasarkan indra yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk secara holistik atau keseluruhan, yaitu:
=
Halusinasi visual atau pengelihatan adalah mempersepsikan stimulus visual eksternal yang sebenarnya tidak ada, atau dengan kata lain melihat sesuatu namun sebenarnya tidak ada. Meskipun tidak sama, hal ini seperti ilusi pengelihatan dimana suatu distorsi dari stimulus eksternal.
Halusinasi pengelihatan diklasifikasikan sebagai berikut :
Simple visual hallucinations (SVH) juga disebut sebagai non-formed visual hallucinations dan elementary visual hallucinations. Istilah ini merujuk ke cahaya, warna, bentuk geometris dan indiscrete objects.
Halusinasi ini dapat dibagi lagi manjadi phosphenes (Simple visual hallucinations tanpa struktur) dan photopsias (Simple visual hallucinations dengan geometri struktur).
Complex visual hallucinations (CVH) juga disebut sebagai formed visual hallucinations. Complex visual hallucinations (CVH) merupakan
Halusinasi yang jelas, melihat gambar atau pemandangan seperti orang, hewan, tempat, object dan lain-lain.
Untuk contoh, seseorang mungkin mengatakan meng-halusinasikan jerapah. Dalam simple visual hallucination hal ini merupakan sesuatu yang mempunyai kemiripan bentuk, warna dari jerapah (atau seperti jerapah) sedangkan dalam complex visual hallucination orang tersebut melihat dengan jelas bahwa itu tidak salah lagi adalah jerapah.
=
Sebuah
Halusinasi pendengaran atau suara (inggris:auditory hallucination, paracusia) adalah bentuk
Halusinasi yang mendengar suara tanpa ada stimulus atau sumber dari luar.
Ada tiga kategori utama dalam mendengar suara : seseorang mendengar suara berbicara di pikiran/kepala, seseorang mendengar satu atau lebih sedang berdebat, atau seseorang yang mendengar suara bercerita atau bernarasi tentang apa yang di perbuatannya. Tiga kategori ini tidak mencakup semua jenis dari
Halusinasi pendengaran.
Halusinasi suara yang berupa musik juga ada, dalam hal ini orang lebih sering adalah mendengar potongan dari lagu yang mereka ketahui, atau mungkin juga original. hal ini mungkin juga muncul kepada orang yang ber-mental sehat tanpa diketahui penyebabnya. Jenis lain dari
Halusinasi pendengaran termasuk exploding head syndrome dan musical ear syndrome. Yang terakhir, musik akan seseorang dengar di dalam pikiran mereka, biasanya lagu yang familiar.
Halusinasi ini dapat disebabkan oleh :lesions pada brain stem (sering dikarenakan stroke), sleep disorders seperti narcolepsy, tumors, encephalitis, or abscesses. Dan hal ini seharusnya di bedakan dari fenomena yang pada umumnya dialami oleh orang dengan earworms, atau ingatan musik yang selalu terdengar dalam pikiran seseorang. Dalam laporan juga disebutkan bahwa
Halusinasi musik dapat dialami karena mendengarkan musik dalam periode waktu yang lama. Penyebab lainnya adalah gangguan pendengaran dan aktifitas epileptic.
Walaupun
Halusinasi pendengaran mempunyai stigma negatif sampai hari ini, banyak pemikir, pujangga, artis dan sarjana yang mendengar suara, seperti : suara setan yang bijak di Socrates, saint Joan of Arc, suara malaikat pada Rainer Maria Rilke yang menginspirasi Duino Elegies-nya, Carl Gustav Jung, Andy Warhol, Galileo, Pythagoras, William Blake, Winston Churchill, Robert Schumann and Gandhi dan yang lainnya.
=
Halusinasi penciuman (Inggris:Phantosmia (olfactory hallucinations)) adalah mencium suatu aroma yang sebernarnya tidak ada, berbeda dengan parosmia (olfactory illusions) yang mencium suatu aroma yang benar-benar ada tetapi dianggap aroma lain, atau distorsi penciuman. Di banyak kasus hal ini
Halusinasi ini tidak disebabkan sesuatu yang serius dan biasanya akan hilang seiring waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh nasal infections, nasal polyps, dental problems, migraines, head injuries, seizures, strokes, or brain tumors. Terpapar suatu lingkungan terkadang dapat juga membuat
Halusinasi ini seperti merokok, bahan kimia (insektisida atau solvent) atau radiasi untuk pengobatan kepala atau cancer leher. Dapat juga symptom dari beberapa mental disorder tertentu seperti depression, bipolar disorder, intoxication, substance withdrawal, or psychotic disorders (e.g., schizophrenia). Aroma atau bau yang di persepsikan biasanya tidak menyenangkan dan umumnya berupa bau sesuatu yang terbakar, kotor, menjijikkan, basi, atau bau bangkai.
=
Tipe
Halusinasi ini adalah persepsi rasa tanpa ada stimulus atau rangsangan.
Halusinasi ini dimana biasanya aneh atau tidak menyenangkan merupakan hal yang umum pada seseorang yang mempunyai focal epilepsy terutama temporal lobe epilepsy. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk
Halusinasi ini adalah insula dan superior bank sylvian fissure.
=
Halusinasi tactile atau perabaan adalah ilusi dari input perabaan, merasakan berbagai rabaan pada kulit atau organ lain. Salah satu tipe dari
Halusinasi ini adalah formication yakni sensasi binatang merayap di dalam kulit atau kuping dan sering di asosiasikan dengan penggunaan cocaine yang lama. Bagaimanapun formication mungkin juga hasil dari perubahan hormonal seperti menopause atau gangguan (disorder) seperti peripheral neuropathy, high fevers, Lyme disease, skin cancer dan lain sebagainya.
Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh.
Gangguan jiwa skizofrenia.
Penggunaanan narkoba atau narkotika tertentu seperti ganja, morphin, kokain, dan LSD.
Mengonsumsi alkohol berkadar di atas 35% seperti vodka, gin di atas batas kewajaran.
Trauma yang berlebihan.
Referensi