Harwi Mardiyanto (sebut saja
Harwi M.) (lahir 02 Juli 1965) adalah seorang penulis legendaris majalah berbahasa jawa (Mekar Sari). Ia anak sulung dari pasangan Daliyah dan Sastra Maryono dengan tiga saudara yang bernama Herlan
Mardiyanto, Tri Hardjanto, dan Aris Nurlato. Tokoh kelahiran Yogyakarta ini menyelesaikan pendidikan formalnya di SD Negeri Panembahan 3 (1980); SMP Negeri 3 Yogyakarta (1983); SMA Negeri 3 Yogyakarta (1986); Institut Seni Indonesia (1993); dan Akta IV IKIP Yogyakarta (1994). Selama perjalanan hidupnya, ia menambatkan hati kepada seorang wanita yag bernama Winartiningsih, S.Pd. untuk menamani kisah perjalanan hidupnya sebagai sastrawan.
Riwayat Hidup
Selama dibangku perkuliahan,
Harwi selalu menekuni dunia kepenulisan sehingga bakatnya untuk menulis mulai tajam terasah dengan baik. Terbukti pada tahun 1980-an, ia berhasil menerbitkan hasil karya pertama di majalah anak-anak Gatotkaca (Kedaulatan Rakyat Group). Permulaan tulisan
Harwi menggunakan bahasa Indonesia sebab saat itu ia belum mengenal majalah berbahasa jawa yang menjadi peluang untuk berkarya sembari melestarikan bahasa jawa. Puncak kariernya melambung dimulai ketika
Harwi diberikan kepercayaan menjadi redaktur pelaksana majalah Mekar Sari periode 1990 - 1992. Setelah menjabat sebagai redaktur majalah, ia mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya dibidang jurnalis sebagai seorang wartawan lepas (freelance) sampai periode 1994. Selanjutnya, tidak berselang lama
Harwi diangkat menjadi guru di SMK Negeri Surabaya. Perjalanan hidupnya meninggalkan jejak sebagai seorang sastrawan yang elok akan karya-karya yang dihasilkannya. Beragam hasil karya seperti puisi, cerpen, artikel, dan drama telah terpampang indah dalam bentuk bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa. Bagi
Harwi, karya merupakan wadah untuk mengekspresikan diri dan mengasah penalaran. Sebagai orang asli jawa, ia mempunyai pemikiran bahwa sastra Jawa adalah bagian dari nadi kehidupannya sehingga mendorongnya untuk terus menerus menulis sastra Jawa. Harapan besar
Harwi agar sastra Jawa tidak dianggap tidak berbobot menjadi saksi atas ketekunan dan kegigihannya untuk tetap bekarya.
Rekam jejak
Harwi menjadi kesan tersendiri akan perjuangan menjadi seorang sastrawan Jawa. Tidak sedikit karya-karya beliau yang berhasil dipublikasi seperti puisi anak-anak di majalah Gatotkaca sebagai media pembelajaran dan artikel-artikel sastra dan seni budaya juga banyak berhasil diterbitkan di Mekar Sari (1985 - 1990-an). Bantuk karya geguritan (1990-an), seperti "Perban" dan "Win-win" (bagian dari adaptasi dari karya Afrisal) mampu dipublikasikan di majalah Mekar Sari dan Pagagan. Selain itu, bentuk naskah drama yang berhasil disiarkan ditelevisi, yakni "Dhuwit" dan "Racun". Bagi
Harwi, banyak karya merupakan bentuk kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Saat ini
Harwi tetap bekarya dengan lebih memfokuskan diri untuk menulis naskah drama yang output-nya akan dipentaskan oleh murid-murid binaan, melainkan bukan untuk dipublikasikan di media massa.
Referensi