Herbisida atau racun gulma (bahasa Inggris: herbicide) adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas gulma pengganggu tanaman utama yang menyebabkan penurunan hasil pertanian. Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun, tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut, karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya.
Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian gulma.
Dua tipe Herbisida menurut aplikasinya
Terdapat dua tipe
Herbisida menurut aplikasinya:
Herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) adalah
Herbisida yang disebarkan pada lahan setelah diolah, tetapi sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya
Herbisida jenis ini bersifat nonselektif, artinya membunuh semua tumbuhan yang ada.
Herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide) adalah
Herbisida yang diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya.
Herbisida jenis ini harus selektif, maksudnya tidak mengganggu tumbuhan pokoknya.
Dari cara kerjanya
Herbisida ada 2 macam:
Herbisida kontak adalah
Herbisida yang berguna untuk menyiang gulma dengan cara langsung mengganggu tanaman untuk berfotositensis, gulma yang secara langsung terkena
Herbisida kontak akan mati.
Herbisida sistemik adalah
Herbisida yang cara kerjanya dengan mengganggu enzim yang berperan dalam membentuk asam amino yang dibutuhakan tanaman, dan mudah menyerap ke seluruh jaringan tanaman, gulma akan mati sampai akar-akarnya.
Pada umumnya,
Herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak, atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang normal dalam proses tersebut.
Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang diperlukan tumbuhan.
Contoh:
Glifosat (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat.
Fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.
Rekayasa genetika dan Herbisida
Sejumlah produsen
Herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik yang tahan terhadap
Herbisida. Dengan demikian penggunaan
Herbisida dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut. Usaha ini dapat menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi.
Contoh tanaman tahan
Herbisida yang telah dikembangkan adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi, kentang, kedelai, dan bit gula.
Kritik atas pemakaian Herbisida
Pemakaian
Herbisida menuai kritik karena menyebarkan bahan kimia yang berbahaya bagi tumbuhan bukan sasaran. Meskipun sebagian besar
Herbisida masa kini tidak berbahaya bagi manusia dan hewan,
Herbisida yang tersebar (karena terbawa angin atau terhanyut air) berpotensi mengganggu pertumbuhan tumbuhan lainnya. Karena itu,
Herbisida masa kini dibuat supaya mudah terurai oleh mikroorganisme di tanah atau air.
Kritik lainnya ditujukan pada pemakaian tanaman transgenik tahan
Herbisida tertentu. Meskipun dapat menekan biaya, teknologi ini bermotifkan komersial (meningkatkan penggunaan
Herbisida merek tertentu). Selain itu, teknologi ini dianggap tidak bermanfaat bagi pertanian non mekanik (pertanian dengan padat karya) atau berlahan sempit.
Lihat pula
Residu pestisida
Dampak lingkungan dari pestisida
Referensi
Bacaan lanjutan
Schopfer dan Brennicke (2005). Pflanzenphysiologie. Spektrum. Muenchen.