Dalam wiracarita Mahabharata,
Hidimbi (Dewanagari: हिडिम्बी; ,IAST: Hiḍimbī, हिडिम्बी) atau Hidimbā (Dewanagari: हिडिम्बा; ,IAST: Hiḍimbā, हिडिम्बा) adalah seorang raksasi (raksasa wanita). Ia merupakan saudara Hidimba, seorang raksasa penghuni hutan Kamyaka.
Hidimbi menikah dengan Bima, salah satu Pandawa, dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Gatotkaca. Dalam budaya pewayangan Jawa, tokoh ini dikenal juga dengan nama Arimbi.
Pertemuan dengan Pandawa
Kisah
Hidimbi diceritakan dalam kitab Mahabharata pertama berjudul Adiparwa, dalam subbab ke-9 bertajuk Hidimbawadhaparwa. Diceritakan bahwa Bima bersama Pandawa bersaudara dan ibu mereka (Kunti) sedang berkelana dalam hutan Kamyaka setelah peristiwa kebakaran Laksagreha.
Kakak
Hidimbi yang bernama Hidimba, seorang raja raksasa, mengendus bau para Pandawa dan ibunya, lalu menyuruh
Hidimbi untuk membawa daging mereka. Namun ketika menjumpai Bima yang sedang duduk di tengah hutan — sedang menjaga saudara-saudara dan ibunya yang terlelap —
Hidimbi malah jatuh cinta dan tidak tega membunuhnya. Dengan kesaktiannya, ia berubah wujud menjadi wanita cantik, tinggi semampai, berkulit gelap, lalu menghampiri Bima. Ia pun menyatakan maksud kedatangannya secara jujur, dan mewanti-wanti mereka akan kebuasan Hidimba. Namun Bima tidak takut.
Akhirnya Hidimba pergi langsung menemui para Pandawa setelah
Hidimbi tak kunjung kembali membawakan daging mereka ke hadapannya. Hidimba murka setelah ia mengetahui bahwa adiknya lebih memilih untuk memihak Pandawa daripada kakaknya sendiri. Ia pun menyatakan bahwa
Hidimbi mempermalukan kaum raksasa, karena berperilaku tidak seperti raksasa pada umumnya. Akhirnya ia putuskan untuk membunuh
Hidimbi, tetapi Bima turut campur karena menyaksikan seseorang bertindak kekerasan kepada seorang wanita tak berdosa.
Kemudian Hidimba berduel dengan Bima. Suara dan getaran saat mereka berduel menyebabkan para Pandawa dan ibu mereka terbangun. Mereka bingung saat menyaksikan kehadiran wanita cantik, sedangkan tak jauh dari sana Bima dan seorang raksasa sedang bertarung.
Hidimbi pun menjelaskan siapa dirinya, termasuk keadaan yang sedang terjadi. Akhirnya setelah bertarung dengan sengit, Bima berhasil membunuh Hidimba.
Pernikahan dan keturunan
Tak lama setelah kematian Hidimba, Bima pun hendak melamar
Hidimbi, tetapi ia bimbang karena segan untuk mendahului kakaknya, yaitu Yudistira. Namun Yudistira memberikan restu kepada Bima, dan menjelaskan aturan hidup berumah tangga kepadanya. Maka dari itu, Bima tak ragu lagi untuk menikah dengan
Hidimbi. Para Pandawa dan ibu mereka ikut tinggal di hutan bersama Bima dan
Hidimbi. Setahun kemudian,
Hidimbi melahirkan seorang putra yang diberi nama Gatotkaca, karena kepalanya yang botak menyerupai kendi. Saat Pandawa meninggalkan hutan, Bima harus meninggalkannya sebab mereka dalam persiapan merebut kembali hak sebagai pewaris takhta kerajaan Kuru. Bertahun-tahun kemudian mereka bertemu kembali.
Pewayangan Jawa
Dalam lakon Mahabharata menurut versi pewayangan Jawa,
Hidimbi lebih dikenal dengan sebutan Dewi Arimbi. Ia adalah putri kedua Prabu Arimbaka (raja raksasa negara Pringgandani) dengan Dewi Hadimba. Ia mempunyai tujuh orang saudara kandung, bernama Arimba (dalam kitab Mahabharata lebih dikenal sebagai Hidimba), Arya Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamatan, Brajawikalpa, dan Kalabendana.
Dewi Arimbi menikah dengan Bima alias Werkudara, salah seorang dari lima kesatria Pandawa, putra Prabu Pandu (raja negara Astina) dengan permaisuri Dewi Kunti. Dari perkawinan itu ia mempunyai seorang putra yang diberi nama Gatotkaca. Dewi Arimbi menjadi ratu negara Pringgandani menggantikan kedudukan kakaknya, Prabu Arimba, yang tewas dalam peperangan melawan Bima. Namun karena Dewi Arimbi lebih sering tinggal di Kesatrian Jodipati mengikuti suaminya, kekuasaan negara Pringgandani diwakilkan kepada adiknya, Brajadenta sampai Gatotkaca dewasa dan diangkat menjadi raja negara Pringgandani, bergelar Prabu Kacanegara.
Dewi Arimbi mempunyai kesaktian, antara lain dapat beralih rupa, dari wujud raksasa menjadi putri cantik jelita. Kesaktian ini ia dapatkan dari sabda Dewi Kunti karena Werkudara menolak mengawini Dewi Arimbi yang saat itu masih berujud raksasi (raksasa perempuan) yang menyeramkan. Ia mempunyai sifat jujur, setia, berbakti dan sangat sayang terhadap putranya. Akhir dari kehidupannya diceritakan bahwa dia gugur di medan Perang Bharatayuddha membela putranya, Gatotkaca, yang sebelumnya gugur terkena Panah Kunta Wijayandanu atau Konta milik Adipati Karna, raja negara Awangga.
Referensi