How a
Mosquito Operates adalah sebuah film animasi bisu tahun 1912 karya kartunis Winsor McCay asal Amerika Serikat. Film berdurasi enam menit ini menceritakan seekor nyamuk raksasa yang mengganggu seorang pria yang sedang tidur. Film ini adalah salah satu film animasi paling awal, dan kualitas teknisnya dianggap jauh melampaui zamannya. Film ini juga dikenal dengan judul The Story of a
Mosquito dan Winsor McCay and his Jersey Skeeters.
McCay dikenal memiliki keterampilan menggambar yang mumpuni, terutama berkat komik setrip anak-anak Little Nemo in Slumberland yang ia mulai pada tahun 1905. Ia lalu terjun ke seni animasi pada tahun 1911 dengan film Little Nemo, dan kemudian mengikuti kesuksesan film tersebut dengan mengadaptasi salah satu episode dari komik setrip Dream of the Rarebit Fiend menjadi film ini. McCay memberi film ini cerita yang lebih koheren dan karakterisasi yang lebih berkembang daripada di film Nemo, dengan pengaturan waktu, gerak, dan bobot yang lebih alami dalam animasinya.
How a
Mosquito Operates pun disambut dengan antusias ketika McCay pertama kali menayangkannya sebagai bagian dari pentas vaudeville-nya. Ia lalu mengembangkan lebih lanjut animasi karakter yang ia kenalkan di film ini dengan Gertie the Dinosaur (1914).
Sinopsis
Seorang pria melihat-lihat sekelilingnya dengan cemas sebelum masuk ke kamarnya untuk tidur. Seekor nyamuk raksasa (dengan topi tinggi dan koper) kemudian terbang masuk ke dalam kamar tersebut melalui ventilasi, setelah menyadari bahwa ia terlalu besar untuk dapat masuk melalui lubang kunci. Nyamuk tersebut lalu berulang kali menghisap darah dari pria yang sedang tidur di dalam kamar, walaupun pria tersebut telah berusaha keras untuk mengusirnya. Nyamuk tersebut lalu terlalu banyak menghisap darah, hingga akhirnya nyamuk tersebut pun meledak.
Gaya
How a
Mosquito Operates adalah salah satu contoh animasi garis paling awal. McCay menggunakan latar belakang minimalis dan memanfaatkan kekuatan dari media film, yang saat itu masih baru berkembang, dengan berfokus pada aksi visual dan fisik dari para karakter. Tidak ada antarjudul yang ditampilkan pada film ini.
Bukannya mengembang seperti sebuah balon, saat nyamuk tersebut menghisap darah, perutnya bertambah besar secara proporsional dengan struktur tubuhnya dalam cara yang alami. Karena perutnya makin berat, nyamuk tersebut juga makin kesulitan untuk menjaga keseimbangannya. Dalam kegembiraannya saat menghisap darah, nyamuk tersebut pun melakukan push-up di atas hidung dari pria tersebut dan melempar topinya ke udara. Nyamuk tersebut memiliki kepribadian: egoistis, gigih, dan penuh perhitungan (seperti saat nyamuk tersebut mengasah belalainya pada roda batu). Nyamuk tersebut juga melakukan kontak mata dengan para penonton dan melambaikan tangan kepada mereka. McCay pun menyeimbangkan horor dengan humor, seperti ketika nyamuk tersebut menyadari bahwa dirinya mengembang akibat menghisap darah, sehingga ia harus berbaring.
Latar belakang
Winsor McCay (ca 1869–1934) telah dapat menggambar dengan sangat akurat dan rinci sejak masih kecil. Pada masa mudanya, ia pun telah dapat memperoleh penghasilan dengan cara menggambar poster dan potret di museum, serta menarik banyak perhatian karena dapat menggambar dengan cepat di muka umum. McCay lalu mulai bekerja penuh waktu sebagai ilustrator surat kabar pada tahun 1898, dan mulai menggambar komik setrip pada tahun 1903. Komik setrip karyanya yang paling sukses adalah fantasi anak-anak Little Nemo in Slumberland, yang diluncurkannya pada tahun 1905. Setahun kemudian, McCay pun mulai tampil di pementasan vaudeville, dan melakukan bincang kapur, di tempat ia menggambar secara langsung di depan para penonton.
Terinspirasi oleh buku flip yang dibawa pulang oleh putranya Robert, McCay menyatakan bahwa ia "menyadari kemungkinan pembuatan gambar bergerak" dari kartun-kartun karyanya. McCay pun mendeklarasikan dirinya sebagai "orang pertama di dunia yang membuat kartun animasi", meskipun James Stuart Blackton asal Amerika Serikat dan Émile Cohl asal Prancis sebenarnya telah lebih dulu membuatnya, dan bahkan McCay membuat film animasi pendek pertamanya di bawah pengawasan dari Blackton. McCay menampilkan karakter-karakter Little Nemo di film animasi tersebut, dan pertama kali ditayangkan di bioskop pada tahun 1911. Ia kemudian memasukkan film animasi tersebut ke dalam pementasan vaudeville-nya.
Animasi di Little Nemo tidak memiliki alur. Seperti mayoritas eksperimen awal Émile Cohl, McCay juga menggunakan film pertamanya tersebut untuk mendemonstrasikan kemampuan dari media tersebut dengan menampilkan gerakan-gerakan aneh. Di
Mosquito, McCay menginginkan kepercayaan yang lebih besar, sehingga ia menyeimbangkan gerakan-gerakan aneh dengan pengaturan waktu, gerakan, dan bobot yang lebih alami. Karena ia telah mendemonstrasikan di film pertamanya bahwa gambar dapat dibuat bergerak, maka di film kedua, ia memperkenalkan cerita sederhana.
Majalah humor dan pementasan vaudeville kerap bercanda tentang nyamuk berukuran besar di New Jersey yang mereka sebut sebagai "Jersey skeeters". McCay juga menampilkan nyamuk di komik-komik setrip buatannya, termasuk di salah satu episode dari Little Nemo, yang mengisahkan segerombolan nyamuk menyerang Nemo setelah ia kembali dari Mars. McCay pun mengambil ide untuk film ini dari komik setrip buatannya, Dream of the Rarebit Fiend, episode tanggal 5 Juni 1909, yang mengisahkan seekor nyamuk (tanpa topi atau tas) menyedot minuman beralkohol hingga kembung dan mabuk, sehingga nyamuk tersebut tidak dapat terbang.
Produksi dan perilisan
McCay mulai mengerjakan film ini pada bulan Mei 1911. Tidak lama kemudian, ia berhenti bekerja di New York Herald untuk dapat bekerja di surat kabar milik William Randolph Hearst. Sebuah iklan majalah pada bulan Juli 1911 kemudian mengumumkan bahwa sebuah "gambar bergerak, berisi enam ribu sketsa ... akan dirilis untuk vaudeville di musim depan oleh Mr. McCay. Film tersebut akan diberi judul
How a
Mosquito Operates."
McCay membuat 6 000 sketsa untuk film ini pada kertas beras tembus cahaya. Film ini diluncurkan sebelum pengembangan animasi cel, di saat animator menggambar pada lembaran seluloid kosong dan menempatkannya di atas latar belakang statis. Oleh karena itu, pada tiap sketsa, McCay harus menggambar ulang latar belakang dari film ini, sehingga membuat latar belakang dari film ini tampak bergoyang-goyang, karena memang sulit untuk menggambar ulang secara sempurna pada tiap sketsa. McCay pun menggunakan kembali sejumlah sketsa untuk menampilkan gerakan berulang, sebuah teknik yang sempat ia pakai di Little Nemo dan makin sering ia pakai di film-film berikutnya.
McCay menyelesaikan penggambaran film ini pada bulan Desember 1911. Sebuah badai salju kemudian terjadi saat ia harus membawa sketsa-sketsa dari film ini ke Vitagraph Studios untuk difoto, sehingga ia memanggil sebuah kereta kuda tertutup untuk membawa sketsa-sketsa tersebut ke sana. Sketsa-sketsa tersebut lalu hilang, dan beberapa hari kemudian, polisi berhasil menemukan kereta kuda tersebut ditinggalkan dengan sketsa-sketsa karya McCay masih ada di dalamnya, sementara kuda-kuda yang menarik kereta tersebut ditemukan sejauh dua hingga tiga mil dari kereta. Upaya pertama untuk memfoto sketsa-sketsa tersebut menghasilkan sejumlah kedipan yang tidak diinginkan, karena lampu busur yang digunakan oleh studio tersebut, dan sketsa-sketsa tersebut pun difoto ulang. Setelah selesai difoto, sketsa-sketsa tersebut menghasilkan film sepanjang 600 kaki.
How a
Mosquito Operates pertama kali ditayangkan pada bulan Januari 1912 sebagai bagian dari pementasan vaudeville McCay, yang ia lakukan selama musim semi dan musim panas tahun 1912. Produser film Carl Laemmle lalu membeli hak distribusi atas film ini dengan syarat bahwa ia tidak boleh menayangkan film ini di Amerika Serikat sebelum McCay selesai menggunakan film ini dalam pementasan vaudeville-nya. Universal–Jewel kemudian merilis film ini pada tahun 1916 dengan judul Winsor McCay and his Jersey Skeeters, dan film ini terkadang juga disebut sebagai The Story of a
Mosquito.
Dalam sebuah prolog peran hidup yang hilang, McCay dan putrinya, yang "sangat terganggu oleh nyamuk" di rumah musim panas mereka di New Jersey, memanggil seorang profesor yang dapat berbicara dalam bahasa serangga. Profesor tersebut lalu menyarankan McCay untuk "membuat serangkaian gambar untuk mengilustrasikan cara serangga tersebut melakukan pekerjaan mematikannya". Setelah membuatnya selama berbulan-bulan, McCay kemudian mengundang profesor tersebut untuk menyaksikan film buatannya.
Sambutan dan warisan
How a
Mosquito Operates dirilis pada masa ketika para penonton menginginkan animasi yang melebihi kemampuan studio untuk membuatnya. Menurut animator Chris Webster, pada masa ketika sebagian besar studio masih kesulitan untuk membuat animasi, McCay telah dapat menunjukkan penguasaan terhadap media tersebut dan pemahaman tentang bagaimana cara untuk membuat gerakan yang dapat dipercaya.
Film ini disaksikan oleh banyak penonton, dan diterima dengan baik. Detroit Times menyatakan bahwa para penonton tertawa hingga mereka menangis, dan "[pulang ke] rumah dengan perasaan bahwa [mereka] telah menyaksikan salah satu program terbaik" dalam sejarah bioskop. Surat kabar tersebut juga menyebut film ini sebagai "sebuah aransemen gambar berwarna yang luar biasa", merujuk pada adegan ledakan di akhir film ini, yang digambar dengan warna merah oleh McCay (versi berwarna dari adegan tersebut sudah tidak ada). Morning Telegraph asal New York menyatakan bahwa "gambar bergerak [McCay] bahkan menyebabkan para tokoh film untuk mengagumi kepintaran dan humor dari film ini". Para penonton menyatakan bahwa film ini sangat hidup, sedemikian hingga mereka menganggap bahwa karakter film ini berasal dari foto atau digerakkan dengan menggunakan kawat:
Aku menggambar seekor nyamuk besar yang konyol, mengejar seorang pria yang sedang tidur, mengintip melalui lubang kunci, dan menggigitnya setelah melewati ventilasi di atas pintu. Para penontonku terhibur, tetapi mereka menganggap nyamuk tersebut digerakkan dengan kawat untuk menampilkan efek-efek tertentu di depan kamera.
Untuk menunjukkan bahwa ia tidak memakai trik semacam itu, McCay kemudian memilih sebuah makhluk untuk film berikutnya yang tidak dapat difoto, yakni seekor Brontosaurus. Film tersebut, Gertie the Dinosaur, lalu pertama kali ditayangkan sebagai bagian dari pertunjukan vaudeville-nya pada tahun 1914. Sebelum meluncurkan Gertie, ia telah mengisyaratkan subyek dari film tersebut dalam sebuah wawancara, di saat ia berbicara tentang potensi animasi sebagai "karya yang serius dan mendidik".
Film pertama karya animator Amerika Serikat John Randolph Bray, The Artist's Dream, ditayangkan pada tahun 1913. Film tersebut menampilkan cuplikan peran hidup dan animasi secara bergantian, serta menampilkan seekor anjing yang meledak usai menyantap terlalu banyak sosis. Meskipun aspek-aspek tersebut mirip dengan dua film pertama karya McCay, Bray menyatakan bahwa ia tidak mengetahui karya McCay saat mengerjakan The Artist's Dream.
Setelah
Mosquito, film animasi cenderung didasarkan pada cerita. Selama beberapa dekade kemudian, film animasi jarang memperhatikan teknologi yang mendasarinya dan jarang menampilkan cuplikan peran hidup. Animator dan biografer McCay, John Canemaker, pun memuji McCay atas kemampuannya dalam menanamkan karakter dan kepribadian pada seekor nyamuk, serta menyatakan bahwa kualitas teknis animasi McCay sangat melampaui masanya dan tidak tertandingi hingga studio Disney mulai populer pada dekade 1930-an dengan film seperti Snow White and the Seven Dwarfs (1937).
Catatan kaki
Referensi
= Daftar pustaka
=
Pranala luar
Media tentang Animation by Winsor McCay di Wikimedia Commons
Media tentang
How a
Mosquito Operates di Wikimedia Commons
How a
Mosquito Operates di IMDb (dalam bahasa Inggris)