Industri kedelai menggunakan
kedelai sebagai bahan baku pembuatan produknya. Cakupan
Industri kedelai pada
Industri pangan, non pangan dan pakan ternak. Beberapa jenisnya adalah
Industri tempe,
Industri tahu dan
Industri bungkil
kedelai. Produk dari
Industri kedelai mengandung protein yang tinggi yang dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai pangan, dan oleh ternak khususnya unggas sebagai pakan.
Bahan baku dan cakupan indsustri
Industri kedelai menggunakan
kedelai sebagai bahan konsumsi. Skala
Industri kedelai dalam skala rumahan maupun skala besar.
kedelai digunakan untuk
Industri pangan dan
Industri non-pangan atau
Industri pakan ternak.
Industri pangan menggunakan
kedelai untuk dua keperluan, yaitu pembuatan pangan fermentasi dan pangan non fermentasi. Pangan fermentasi meliputi pembuatan kecap, tauco dan tempe. Sedangkan pangan non fermentasi meliputi tahu dan susu. Sementara
Industri kedelai non pangan memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari
kedelai, yaitu minyak kasar, konsentrat protein dan lesitin, dan bungkil. Hasil pengolahan
Industri kedelai non pangan dibuat lagi menjadi produk pangan, pakan, obat dan bahan baku
Industri lainnya. Produk pangan diperoleh melalui minyak kasar dari
kedelai yang diubah menjadi minyak salad dan mentega putih. Minyak kasar juga digunakan untuk menjadi bahan pengemulsi, pelarut dan pelumas. Dari konsentrat protein dan lesitin dibuat produk pangan berupa es krim, yoghurt dan kembang gula. Konsentrat protein dan lesitin juga dibuat menjadi bahan baku dalam
Industri obat-obatan dan kosmetik. Sementara bungkil
kedelai digunakan dalam
Industri pakan ternak.
Industri kedelai dalam pembuatan makanan dan minuman menggunakan
kedelai polong tua. Sementara
kedelai polong tua jarang digunakan. Penggunaan
kedelai polong tua lebih diminati karena dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
kedelai polong muda.
Industri kedelai pada skala rumah tangga juga memerlukan
kedelai dalam kondisi tertentu. Kondisi ini utamanya diperlukan dalam pembuatan tahu dan tempe. Di Jawa Timur,
Industri kedelai menggunakan
kedelai dengan ciri berwarna kekuningan atau kehijauan. Sementara di Jawa Barat hanya digunakan
kedelai yang bijinya berwarna kuning dan berukuran besar.
Jenis
=
Industri tempe sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
kedelai dan harga belinya. Selain itu,
Industri tempe juga sangat dipengaruhi oleh modal usaha, sarana produksi dan pendapatan usahanya. Produksi tempe dalam skala
Industri rumahan sangat kecil. Cara produksi menggunakan metode tradisional.
Industri tempe meliputi dua kegiatan yaitu pemasakan
kedelai dan fermentasi.
Industri tempe berkembang di banyak negara di dunia, yaitu Indonesia, India, Afrika Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Industri tempe juga berkembang di negara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Negara lain yang mengembangkan
Industri tempe yaitu Belgia, Austria, Republik Ceko, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swiss, dan Inggris. Di Indonesia, sebanyak 88% produksi tempe digunakan untuk
Industri tempe.
=
Industri tahu sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
kedelai dan harga belinya.
Produk
= Produk pangan
=
Dalam
Industri kedelai,
kedelai dapat diolah menjadi aneka bahan makanan. Bahan makanan ini seperti susu
kedelai dan minuman sari
kedelai. Produk ini dikemas di dalam botol.
Industri kedelai juga mengolah
kedelai menjadi penyedap rasa dengan kandungan protein yang tinggi.
Industri kedelai pada skala rumahan menghasilkan produk berupa tahu dan tempe.
= Produk bukan pangan
=
kedelai dapat dimanfaatkan dalam
Industri pakan ternak. Bahan baku industrinya adalah bungkil
kedelai. Bungkil
kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga dijadikan pakan ternak utama selain jagung. Jenis ternak yang memakan bungkil
kedelai adalah unggas.
Referensi
= Catatan kaki
=
= Daftar pustaka
=
Badan Standardisasi Nasional (2012). Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia (PDF). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.