Dr.
Iwan Syahril, Ph.D. (lahir 26 Oktober 1976) adalah seorang praktisi pendidikan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) membantu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.
Pendidik yang lahir dari keluarga guru dari kota Padang, Sumatera Barat. Ia adalah putra sulung dari pasangan
Syahril Kasim dan Syafrida yang merupakan keturunan Minangkabau. Ayahnya seorang guru bahasa Inggris yang sangat populer di kota Padang pada tahun 1960an-1990an. Sedangkan ibunya adalah keturunan keluarga petani dari Batusangkar. Selain Ayahnya, banyak keluarga
Iwan yang berprofesi menjadi guru, baik guru PNS maupun guru honorer, mulai dari Om, Tante, sepupu, hingga iparnya. Kecintaannya kepada dunia pendidikan membuatnya memilih menjadi guru dan mendalami bidang ilmu pendidikan guru. Setelah mendapatkan amanah menjadi Staf Khusus Menteri Bidang Pembelajaran dan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan , saat ini , Ayah dua anak ini telah dilantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen).
Pendidikan
Iwan menempuh pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas (SMA) di Padang, Sumatera Barat. Ia menamatkan pendidikan sarjana di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1998. Sempat mengambil program pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia, mantan dekan Fakultas Pendidikan Universitas Sampoerna itu melanjutkan studi program master di Teachers College, Columbia University di New York City dan mendapatkan dua gelar, yaitu Master of Arts di bidang Pendidikan Menengah (Secondary Education, ESL/ Literacy) dan Master of Education di bidang Kurikulum dan Pengajaran (Curriculum and Teaching) [1].
Iwan mendapatkan gelar Doctor of Philosophy (PhD) dari Michigan State University dari dua program doktoral: Kebijakan Pendidikan (Education Policy) dan Pendidikan Guru (Teacher Education).[2] Ia juga pernah mendapat pelatihan tentang Multiple Intelligences dan Cooperative Learning dari Kagan Academy, Florida, Amerika Serikat. Selain itu
Iwan adalah alumnus dari Best Practice Institute 2005, East-West Center, Honolulu, Amerika Serikat.
Keluarga
Iwan menikah dengan Xanty Dwi Putri, ST pada tahun 2001 dan memiliki dua anak, yaitu Shakila Aliyahputri
Syahril dan Iqra Hatta
Syahril.
Karier
Iwan mengajar Bahasa Inggris mulai tahun 1995 hingga tahun 2005. Ia mengawali karirnya sebagai guru honorer di pendidikan non formal dan mengajar Bahasa Inggris di berbagai lembaga pendidikan pada sebagian besar karirnya sebagai guru.. Ia juga pernah menjadi guru bantu di WL McLeod Elementary School di Vanderhoof, British Columbia di Kanada sebagai bagian dari program Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada (PPIK) pada tahun 1996. Sesudah menamatkan program pascasarjana di Teachers College, Columbia University,
Iwan mendapat tawaran mengajar di Scarsdale Public Schools, New York, salah satu distrik sekolah terbaik di Amerika Serikat. Ia mengajar berbagai kelas di 5 sekolah dasar, 1 sekolah menengah pertama, dan 1 sekolah menengah atas di Scarsdale, New York.
Semasa menjalani pendidikan S3 di Michigan State University,
Iwan mengajar beberapa kelas pasca sarjana dan menjadi administrator di Program Pendidikan Guru Pendidikan Menengah di College of Education. Pendidikan Guru di Michigan State University merupakan pendidikan guru terbaik di Amerika Serikat yang menduduki ranking teratas selama 26 tahun berturut-turut sejak tahun 1995 berdasarkan U.S. News & World Report. Rilis baru masih menempatkan program pendidikan guru Michigan State University menjadi yang terbaik untuk elementary dan secondary education.
Iwan berkarier sebagai dosen di Universitas Siswa Bangsa Internasional atau sekarang dikenal sebagai Universitas Sampoerna.
Iwan juga ikut terlibat dalam beberapa program pelatihan guru yang dilakukan Putera Sampoerna Foundation di berbagai daerah di Indonesia.
Iwan pernah menjabat sebagai Koordinator Ilmu-Ilmu Pendidikan, Koordinator Pusat Pembelajaran, Pengajaran dan Pengembangan Kurikulum, Direktur Penelitian Kelembagaan dan Penjaminan Mutu, dan Dekan Fakultas Pendidikan. Bersama beberapa rekan dosen di kampusnya, ia pernah menulis buku Peluang dan Tantangan Pendidikan Abad 21.
Sebagai peneliti,
Iwan memiliki pengalaman sebagai konsultan untuk Educational Testing Service (ETS) pada tahun 2016, dengan proyek penelitian terkait Teaching and Learning International Survey (TALIS) Video Study, sebuah riset berskala internasional kolaborasi antara RAND, DIPF, and ETS. Riset ini memiliki fokus pada penggunaan video-video observasi kelas, dan dibiayai oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Iwan merupakan salah satu pendiri dan peneliti di Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), sebuah lembaga riset dan advokasi nonprofit yang bersifat independen yang bergerak di bidang kebijakan pendidikan di Jakarta.
Iwan pernah menjadi presenter di konferensi-konferensi pendidikan terkemuka seperti American Educational Research Association (AERA) Annual Meeting, dan Comparative and International Education Society (CIES) Annual Conference. Diantara publikasi ilmiah yang pernah ditulis
Iwan adalah Teacher Training and Preparation yang diterbitkan di the Encyclopedia of Education Economics and Finance, dan Globalization and Teacher Education, yang ditulis di International Handbook of Research on Teacher Education.
Iwan adalah satu anggota dari tim yang merancang pelatihan guru kompetensi sosial dan kepribadian untuk Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada tahun 2017. Pada tahun 2019,
Iwan anggota tim ahli di Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN-SM).
Iwan juga pernah menjadi konsultan United Nations Development Programme (UNDP), Jakarta, merancang kurikulum SDGs Leadership Academy. Pada 8 Mei 2020,
Iwan dilantik menjadi Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dan sejak tanggal 8 September 2022
Iwan dilantik dan bertugas menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Walaupun
Iwan menjalani banyak peran dalam karirnya, termasuk saat Dirjen GTK dan Dirjen PAUDDasmeen saat ini, identitas utamanya adalah sebagai guru.
Saat menjabat sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Iwan Syahril aktif mengawal dan mendukung program-program strategis Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim melalui kebijakan Merdeka Belajar, terutama program-program yang berpihak dan berhubungan langsung dengan guru dan tenaga kependidikan (GTK).
Iwan secara langsung turut merancang dan menginisiasi hadirnya program-program dalam rangka transformasi pendidikan di Indonesia.
Dalam perancangan program-program ini
Iwan terinspirasi dan mendalami konsep dan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional.
Iwan menyadari betul bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dan untuk mencapai peradaban dari sebuah bangsa yang dicita-citakan pendidikan merupakan pondasi utamanya. Hal ini selalu diungkap
Iwan dalam setiap pidato-pidatonya mengenai filosofi Merdeka Belajar. Ia menyadari bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di Kemendikbudristek, bukan hanya untuk anak dapat bersekolah, hasil nilai ujian baik, dan lain-lain, tetapi untuk menjemput kebudayaan yang dicita-citakan bersama, pekerjaan untuk membentuk sebuah peradaban.
Dalam melaksanakan tugas sebagai Dirjen GTK
Iwan kerap turun langsung ke berbagai daerah bersama Mendikbudristek untuk memantau program-program strategis Kemendikbudristek terutama terkait dengan guru dan tenaga kependidikan.
Iwan menjemput langsung aspirasi guru-guru di berbagai daerah sebagai bentuk kepedulian sekaligus untuk memberikan semangat pada guru-guru untuk bersama-sama berkolaborasi dalam perbaikan pendidikan di Indonesia.
Kecintaannya kepada dunia pendidikan, khususnya guru, bidang ilmu pendidikan guru, dan upaya-upaya yang dilakukan
Iwan untuk transformasi pendidikan Indonesia membuatnya didapuk sebagai Ketua Kelompok Kerja Pendidikan (Chair of Education Working Group - EdWG) G20 Indonesia 2022.
Iwan memimpin rangkaian agenda G20 EdWG di sepanjang tahun 2022 dalam rangka menghadirkan sistem pendidikan yang berkualitas untuk semua. Dalam agenda ini
Iwan juga akan memimpin diskusi membahas empat agenda prioritas, untuk menghasilkan solusi yang tepat dalam mengatasi isu-isu pendidikan global yang sedang terjadi.
Selain dipercaya sebagai Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 Indonesia, Ayah dua anak ini mendapatkan kepercayaan menjadi Steering Committee di Teacher Task Force, UNESCO. TTF merupakan aliansi independen global yang bekerja fokus pada permasalahan masalah guru. Aliansi ni didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran, memperluas pengetahuan dan mendukung negara-negara pada pertanyaan dan tema yang diangkat dalam target 4.c SDG 4.
Keteladanan
Iwan dalam meningkatkan kompetensi dan dedikasi pada dunia pendidikan ini juga telah membuatnya diberikan gelar Doktor Honoris Causa bidang Humanities dari Michigan State University. Gelar tersebut langsung diberikan oleh Presiden MSU, Stanley, di East Lansing Michigan. Pemberian gelar ini juga dipandang sebagai satu peristiwa yang memberi efek inspiratif pada dunia guru di Indonesia, karena keteladanan
Iwan dalam memberi semangat dan mengajak guru-guru untuk terus belajar dan belajar.
Transformasi pendidikan bagi
Iwan adalah kunci dalam mengatasi persoalan pendidikan di Indonesia.
Iwan percaya kolaborasi, gotong royong, dan memberi semangat guru-guru untuk berdaya, saling berbagi dan belajar adalah bagian penting dalam mengatasi persoalan ini.
Referensi