Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta (bahasa Inggris:
Jakarta Inner Ring Road 2 (JIRR 2 atau JIRR II)) atau yang sering disebut sebagai 6 (enam) Ruas
Jalan Tol Dalam Kota Jakarta adalah sebuah jaringan
Jalan Tol yang akan mengadopsi konstruksi
Jalan Layang penuh dengan integrasi transportasi umum (BRT).
Jalan Tol ini terdiri dari 6 ruas dan secara keseluruhan memiliki panjang 69,77 kilometer.
Jalan Tol JIRR 2 Pertama yang dibangun adalah tahap 1, ruas Semanan – Pulogebang segmen Kelapagading – Pulogebang, yang beroperasi sejak 19 Juli 2021. Keseluruhan dari ruas
Tol ini dikelola oleh PT
Jakarta Tollroad Development (JTD) yang merupakan konsorsium dari 12 perusahaan dengan porsi mayoritas dimiliki PT Pembangunan Jaya. Perusahaan ini menguasai 72,20% saham JTD lewat tiga anak usahanya, yaitu PT Jaya Real Property Tbk., PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
Adapun
Jalan Tol ini termasuk ke
Dalam rencana 5
Jalan cincin (ring road) yang akan dihadirkan
Dalam wilayah cakupan Jabodetabekpunjur. Dari urutan perencanaanya, yaitu merupakan
Jalan lingkar yang pertama dan terdalam dari sistem jaringan
Jalan Bebas Hambatan Jabodetabek. Diantaranya adalah:
Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta (JIRR 2)
Jalan Tol Lingkar
Dalam Kota Jakarta (JIRR 1)
Jalan Tol Lingkar Luar
Kota Jakarta (JORR 1)
Jalan Tol Lingkar Luar
Kota Jakarta 2 (JORR 2)
Jalan Tol Lingkar Luar
Kota Jakarta 3 (JORR 3)
(secara berurutan dari terdalam hingga terluar)
Jalan Tol ini merupakan ruas yang masih sebagian
Dalam tahap konstruksi dan perencanaan, serta sebagian telah beroperasi secara parsial.
Sejarah
= Wacana Awal
=
Wacana pembangunan 6 Ruas
Tol Dalam Kota (JIRR 2) telah ada sejak tahun 2005 silam. Namun, proyek ini terus tertunda karena berbagai faktor, seperti krisis ekonomi, pertimbangan dampak lingkungan, pertimbangan dampak bagi lalu lintas kendaraan, serta berberapa isu yang menuai kontroversi
= Seiring Berganti Kepemimpinan Tak Kunjung Tuntas
=
Pada 2009 telah digagas oleh Gubernur DKI
Jakarta pada saat itu Foke, namun ide tersebut ditolak dan tidak disetujui. Kemudian pada 2012 di masa Jokowi masih menjabat sebagai kepala daerah di
Jakarta, namun juga tidak menemukan titik terang. Hal serupa juga demikian ketika era kepemimpinan Anies Baswedan
= Mulai Konstruksi
=
Akhirnya dari ke-6 Ruas
Tol Layang Dalam Kota, Hanya ruas Semanan–Pulogebang segmen Kelapa Gading–Pulogebang yang berhasil direalisasikan. Konstruksi atas ruas Kelapa Gading–Pulogebang dimulai sejak 5 Januari 2017, selesai pada 19 Juli 2021 dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 23 Agustus 2021.
Bentuk Desain & Trase
Bedasarkan trase ataupun peta penetapan lokasi jalur
Tol nya dari surat edaran yang pernah dirilis / dipublis oleh pihak stakeholder terkait (BUJT PT
Jakarta Tollroad Development (JTD) dan BPJT),
Tol Layang ini tidak akan memiliki koneksi langsung dengan
Tol Dalam Kota existing, dikarenakan tujuan pembangunannya yaitu untuk memecah kepadatan lalu lintas di
Dalam Kota dengan mengarahkan kendaraan untuk keluar dari
Dalam Kota Jakarta, bukan untuk mengarahkan kendaraan kembali kedalam
Kota Jakarta.
Sehingga
Tol ini memang akan memiliki spesifikasi desain untuk akses jarak tempuh yang jauh dari pintu gerbang antar
Tol, antar ramp on/off nya, maupun junction terdekat nya.
Adapun sisi utara dari ruas
Tol Layang Dalam Kota Jakarta (JIRR 2) yakni ruas
Tol Semanan–Pulogebang akan terintegrasi langsung dengan Jaringan
Tol Lingkar Luar 3
Jakarta (JORR 3) sebagai bagian dari lingkar sempurna (ring road) sisi utara
Tol Lingkar Luar 3 (JORR 3).
Daftar Ruas JIRR 2 (Seksi)
= Seksi 1
=
Semanan–Grogol–Sunter
Panjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun.
Sunter–Kelapa Gading–Pulogebang
Panjang 9,44 kilometer dengan nilai investasi Rp 7,37 triliun. Dibangun sejak Februari 2017 dan selesai pada 19 Juli 2021.
= Seksi 2
=
Duri Pulo–Kampung Melayu
Panjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun.
Kampung Melayu–Kemayoran
Panjang 9,60 kilometer dengan nilai investasi Rp 6,95 triliun.
= Seksi 3
=
Ulujami–Tanah Abang
Panjang 8,70 kilometer dengan nilai investasi Rp 4,25 triliun.
= Seksi 4
=
Pasar Minggu–Casablanca
Panjang 9,15 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,71 trilliun.
Simpang Susun
Tarif (ribu Rp/Rp baru)
Jalan Tol ini memiliki titik keluar masuk yang jauh lebih sedikit dibanding ruas
Tol lainnya dengan jarak antar titik ± 7 kilometer. Sedikitnya jumlah pintu masuk dan keluar atau on/off ramp ini bertujuan untuk mengurangi dampak kemacetan di
Jalan reguler yang ditimbulkan oleh kendaraan akibat penumpukan antrian di tiap gerbang pintu tolnya. Adapun sembilan titik pintu
Tol yang ada
Dalam Jalan Tol ini, yakni:
Semanan
Pedongkelan
Grogol
Boulevard Barat
Bekasi Raya
Pramuka
Slipi
Pancoran
Tanjung Barat
Transportasi massal
Jalan Tol ini akan menjadi rute bus ulang-alik tanpa jalur khusus. Bus ini akan ditunjang oleh halte (bus bay) yang ditempatkan di tempat yang strategis dan dilengkapi dengan eskalator untuk naik dan tangga untuk turun, sehingga bus tidak perlu keluar dari
Jalan Tol untuk menaik-turunkan penumpang.
Kontroversi
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pembangunan 6 ruas
Jalan Tol Jakarta tidak akan mengurai kemacetan secara efektif dengan alasan bila jalanan bertambah, maka akan diiringi dengan penambahan kendaraan. Masyarakat pun membuat petisi online untuk menentang pembangunan 6 ruas
Jalan Tol ini.
Galeri
Lihat Pula
Jalan Tol Lingkar
Dalam Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta
Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta 2
Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta 3
Jalan Tol Harbour Road 2
Jakarta
Jalan Tol Jakarta–Cikampek 2 Selatan
Jalan Tol Depok–Antasari
Jalan Tol Serpong–Balaraja
Jalan Tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg
Jalan Tol BOgor Ring Road (BORR)
Jalan Tol Trans Jawa
Referensi