Hasil Pencarian:
- Jeremy Lin
- Dunk of China
- Orang Taiwan Amerika
- Stanley Engerman
- Justice in the Dark
- It (film)
- Fast X
- Deng Lun
- The Autumn Ballad
- Lin-Manuel Miranda
- Penembakan spa Atlanta 2021
- Mary Poppins Returns
- Hak asasi manusia
- Mia Khalifa
- Selandia Baru
- Lana Rhoades
- Mnet Asian Music Awards 2014
- Tenggiling
- 29 Oktober
- Sunny Leone
Artikel: Jeremy Lin
Keluarga
Lin lahir di Los Angeles, California dan dibesarkan di Palo Alto, California. Orang tuanya, Gie-Ming Lin dan Shirley Wu, beremigrasi dari Taiwan ke Amerika Serikat di pertengahan tahun 1970-an. Mereka berdua tingginya 5'6"/5,5 kaki (170 cm). Keluarga ayahnya berasal dari Beidou, Changhua di Taiwan (kakek buyutnya berimigrasi ke Taiwan dari Zhangpu County, Fujian di daratan Tiongkok), sedangkan keluarga ibunya berasal dari Pinghu, Zhejiang di daratan Tiongkok. Ia mempunyai seorang abang, Josh, dan adik laki-laki, Joseph. Gie-Ming mengajari putra-putranya bermain bola basket di tempat berolahraga YMCA setempat. Lin tumbuh dalam keluarga Kristen.Sekolah Menengah Atas
Dalam tahun terakhirnya di Sekolah Menengah Atas Palo Alto High School (2005–2006), Lin menjadi kapten dan memimpin timnya kepada rekor menang-kalah 32–1 serta mengalahkan tim bertaraf nasional dari sekolah Mater Dei, 51–47, untuk merebut juara Divisi II negara bagian California (California Interscholastic Federation/CIF). Menurut Dana O'Neil dari ESPN, "Lin adalah pilihan utama untuk pemain terbaik tahun itu ("player of the year") dari hampir semua publikasi di California." Ia diberi penghargaan sebagai pemain first-team All-State dan Northern California Division II Player of the Year, dengan rata-rata untuk tahun terakhirnya 15.1 poin, 7.1 assist, 6.2 rebound dan 5.0 steal.Sekolah tinggi
= Proses Perekrutan ("Recruiting")
= Lin mengirim resume (daftar riwayat hidup) dan DVD berisi cuplikan permainan bola basketnya ke semua sekolah tinggi Ivy League, tim California Golden Bears (Cal) di Universitas California, Berkeley, dan sekolah idamannya, tim Cardinal di Universitas Stanford serta tim Bruins di UCLA. Semua sekolah di Pacific-10 Conference (Amerika Serikat wilayah barat) menginginkannya sebagai walk-on. Hanya tim Crimson di Universitas Harvard dan tim Bears di Universitas Brown yang menjamin posisi dalam tim bola basket mereka, namun sekolah-sekolah tinggi "Ivy League" ini tidak menyediakan bea-siswa olahraga ("athletic scholarships"). Rex Walters, pelatih tim laki-laki bola basket University of San Francisco dan bekas pemain NBA, mengatakan batasan NCAA terhadap jumlah kunjungan pelatih untuk merekrut pemain berpengaruh pada Lin. "Banyak sekolah tinggi/colleges mulai merekrut seseorang dalam 5 menit pertama mereka melihatnya karena kecepatan lari, ketinggian loncatan, kecepatan gerak, mudah dievaluasi," kata Walters. Lin menambahkan, "Aku pikir bagi seseorang untuk mengerti caraku bermain, harus melihat lebih dari sekali, karena aku tidak biasanya melakukan gerakan yang lebih aneh atau mencengangkan." Dalam bulan Juli 2005, assistant coach Harvard saat itu, Bill Holden, melihat bahwa Lin, yang tingginya 6,25 kaki (1,91 m) cocok dengan atribut fisik yang diinginkannya, dan nilai rata-rata akademik ("grade point average") di sekolah menengah atas 4.2 (dari maksimum 5.0) memenuhi standar akademik Harvard. Namun, Holden mula-mula tidak puas dengan kemampuan Lin di lapangan dan mengatakan kepada pelatih sekolah menengahnya, Peter Diepenbrock, bahwa Lin lebih cocok bermain untuk "Divisi III NCAA". Di akhir minggu pemantauan, Holden melihat Lin bermain dalam pertandingan, dan menggiring bola ke jaring pada setiap kesempatan dengan "naluri seorang pembunuh". Lin menjadi prioritas utama untuk Holden. Para pelatih Harvard kuatir kalau Universitas Stanford yang letaknya hanya berseberangan jalan dengan sekolah menengah atas "Palo Alto High School" akan menawari Lin beasiswa, tetapi ternyata tidak, dan Lin memilih masuk Harvard. "Aku bukannya duduk-duduk mengatakan bahwa semua pelatih Divisi I itu tidak becus," kata Diepenbrock. "Sesungguhnya ada pertanyaan-pertanyaan yang serius tentang Jeremy." Joe Lacob, pemilik tim Warriors dan "booster" untuk Stanford, mengatakan bahwa kegagalan Stanford merekrut Lin "adalah sangat bodoh. Anak ini ada di seberang jalan. Kalau Anda tidak dapat mengenalinya (sebagai pemain berpotensi), Anda punya problem."= Harvard
= Dalam tahun kedua-nya ("sophomore season") (2007–08), Lin menghasilkan rata-rata 12.6 point dan diberi perhargaan sebagai pemain "All-Ivy League Second Team". Pada tahun ketiganya ("junior year") (2008-09) dalam Divisi I NCAA, ia satu-satunya pemain yang masuk 10 besar untuk poin skor (17.8), rebound (5.5), assist (4.3), steal (2.4), blok (0.6), rata-rata "field goal" (0.502), rata-rata "free throw" (0.744), dan skor 3 angka "three-point shot" (0.400), serta menjadi pilihan konsensus sebagai pemain "All-Ivy League First Team". Ia menghasilkan 27 poin, 8 assist, dan 6 rebound dalam kemenangan 82–70 atas ranking 17 tim Eagles dari Boston College, 3 hari setelah tim Eagles menyingkirkan tim No. 1 tim Tar Heels dari Universitas North Carolina. Dalam tahun terakhirnya (senior year) (2009–10), Lin menghasilkan rata-rata 16.4 poin, 4.4 rebound, 4.5 assist, 2.4 steal dan 1.1 blok, serta sekali lagi dipilih mutlak menjadi pemain "All-Ivy League First Team". Ia salah satu dari 30 kandidat "midseason" untuk hadiah John R. Wooden Award and one of 11 finalists for the Bob Cousy Award. Ia juga diundang ikut "Portsmouth Invitational Tournament". Fran Fraschilla dari ESPN memilih Lin di antara 12 pemain paling serba bisa di college basketball. Ia menarik perhatian nasional ketika bermain melawan ranking 12 Connecticut Huskies, di mana ia menghasilkan rekor pribadi 30 poin dan merebut 9 rebound dalam pertandingan di luar kampus. Setelah pertandingan, pelatih Connecticut, Jim Calhoun, yang masuk "Hall of Fame", mengatakan tentang Lin: "Aku telah melihat banyak tim bermain di sini, dan ia dapat bermain untuk tim manapun. Ia memiliki ketenangan yang sangat amat besar di lapangan. Ia tahu caranya bermain." Tahun itu, Harvard memecahkan sejumlah rekor program dengan jumlah tertinggi total kemenangan (21), kemenangan "non-conference" (11), kemenangan di kandang sendiri (11) dan di luar kampus (10). Lin menyelesaikan kariernya di sekolah tinggi sebagai pemain pertama dalam sejarah Ivy League untuk memecahkan rekor dengan paling sedikit 1,450 points (sebenarnya 1,483), 450 rebound (487), 400 assist (406) dan 200 steals (225). Ia lulus dari Harvard pada tahun 2010 dengan gelar di bidang ekonomi dan indeks prestasi 3.1 (maksimum 4.0).Profesional di NBA
= Tidak masuk draft
= Sekiranya masuk "draft", Lin akan menjadi pemain Ivy League pertama yang diseleksi ke dalam NBA sejak Jerome Allen dari "Penn" (tim Quakers) dipilih pada ronde ke-2 tahun 1995 ("1995 NBA Draft"). Pemain Ivy League terakhir yang bermain di NBA adalah lulusan Yale (tim Bulldogs), Chris Dudley pada tahun 2002, sedangkan pemain Harvard terakhir di NBA adalah Ed Smith, tahun 1953. Namun setelah lulus dari Universitas Harvard, Lin tidak masuk draft untuk "2010 NBA Draft". Delapan tim mengundang Lin mengikuti "predraft workouts". Diepenbrock mengatakan bahwa tryout di NBA tidak bermain lima lawan lima. Lin mengakui bahwa workout itu "satu lawan satu, atau dua lawan dua, atau tiga lawan tiga, dan aku tidak bermain bagus dengan cara demikian. Aku tidak pernah bermain bola basket seperti itu." Kemudian ia mengikuti Dallas Mavericks untuk mini-camp dan "NBA Summer League" di Las Vegas. Donnie Nelson dari Mavericks adalah satu-satunya General Manager yang menawari Lin undangan untuk bermain di Summer League. "Donnie memberi perhatian kepadaku," kata Lin. "Ia mempunyai visi yang berbeda dari kebanyakan orang." Dalam 5 pertandingan Summer League, bermain sebagai guard dalam dua posisi, Lin menghasilkan rata-rata 9.8 poin, 3.2 rebound, 1.8 assist, dan 1.2 steal dalam 18.6 menit tiap pertandingan and persentase bidikan 54.5% dari lapangan. Lin menarik perhatian dalam "matchup" melawan pilihan urutan pertama keseluruhan John Wall ketika Lin menghasilkan 13 poin mengimbangi Wall yang menghasilkan 21, tetapi skor Lin dibuat dengan jumlah tembakan 6-untuk-12 di dalam 28 menit. Wall menghasilkan angka dengan 4-untuk-19 dalam 33 menit. Meskipun Wall menerima sorakan ternyaring waktu diperkenalkan, penonton mengacuhkan Wall dan memberikan sorakan kepada Lin di akhir pertandingan. Lin menerima tawaran dari Mavericks, Los Angeles Lakers, dan satu lagi tim "Eastern Conference (NBA)" yang tidak disebutkan namanya. Di samping tiga tim itu, Golden State Warriors juga menwari kontrak.= Golden State Warriors
= Pada tanggal 21 Juli 2010, Lin menandatangani 2-tahun kontrak dengan Warriors, tim favoritnya sewaktu remaja dan yang dekat dengan rumahnya. Kontrak Lin itu dijamin setengah untuk tahun 2010–11, dengan Warriors memegang opsi tim untuk tahun ke-2. Dilaporkan bahwa kontrak itu termasuk gaji tahun pertama hampir $500,000 yang dijamin lebih dari setengahnya. Lacob membuat keputusan untuk merekrut Lin. Lin mengatakan bahwa counteroffers dari tiga tim lain lebih tinggi, tetapi ia ingin pulang rumah dan bermain untuk Warriors. Lin juga menandatangani kontrak jaminan 3 tahun dengan Nike. Baju seragamnya sudah mulai terjual sebelum pertandingan NBA perdananya. Surat kabar San Jose Mercury News menulis bahwa Lin "memiliki sekelompok pengikut setia" setelah menandatangani kontrak. Daerah San Francisco Bay Area dengan penduduk Amerika berdarah Asia yang besar jumlahnya, menyambut kedatangannya. Ia disebut sebagai pemain Amerika pertama dari keturunan Tionghoa atau Taiwan yang bermain di NBA. Lin menerima sambutan yang paling nyaring dari penonton berjumlah 10.004 orang pada malam pembukaan pertandingan latihan Warriors di kandangnya, di Oracle Arena, ketika masuk lapangan pada babak ke-4. Penonton sudah mulai menyanyikan namanya di babak ke-3 dan bersorak setiap kali ia menyentuh bola. "Hal itu sangat menyentuh bagiku. Sesuatu yang akan kukenang selamanya," kata Lin. Ia menghasilkan 7 poin, 3 rebound dan 2 assist dalam 11 menit di lapangan. Lin menarik perhatian penonton di luar kandang juga. Scott Howard-Cooper dari NBA.com menyebut perhatian yang diberikan kepada Lin di luar kota sebagai sudut unik "seorang Asian-American yang naik daun dalam olahraga bola basket". Lin menyadari harapan yang dibebankan kepadanya dan memperingatkan, "Aku tidak akan menjadi pemain "All-Star" tahun ini." Ia bersyukur atas dukungan, khususnya dari masyarakat Asian-American, tetapi ia lebih suka berkonsentrasi pada permainannya tanpa semua perhatian pada saat ia tidak harus "membuktikan apapun kepada siapapun." Pelatih Warriors, Keith Smart, berencana meringankan tekanan dari Lin, karena Lin cenderung menuntut keras terhadap dirinya sendiri dan menjadi frustasi. Smart mengakui bahwa ia menuruti keinginan penonton di kandang sendiri dan menempatkan Lin dalam pertandingan pada situasi yang salah. Ia berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ini. Lin masuk ke dalam susunan pemain pada hari pertama Warriors untuk "2010–11 NBA season", tetapi masuk daftar cedera. Lin kecewa tetapi menyadari bahwa "menjadi bagian dari tim ini berarti menyingkirkan ego pribadi." Lin hanya mendapat sedikit waktu bermain selama musim pertandingan yang didominasi 2 guard kuat, Curry dan Monta Ellis, sebagai pemain utama Warriors. Lin memulai pertandingan pertamanya di NBA di pertandingan berikutnya melawan Los Angeles Clippers, dalam rangka "Asian Heritage Night" untuk Warriors dalam pertandingan di kandang sendiri. Lin menerima sambutan berdiri ("standing ovation") dari penonton berjumlah 17,408 saat ia masuk ke lapangan pada babak (quarter) ke-4 (terakhir) dengan waktu sisa 2:32. Ia tidak membuat poin dalam kemenangan timnya 109–91, tetapi mencatat satu steal setelah berebut bola dan kemudian menang dalam "jump ball" berikutnya. Dalam pertandingan berikutnya lagi melawan Los Angeles Lakers, Lin membuat poin pertama di NBA, dengan 3 assist, dan 4 steal. Ia mendapat tepuk tangan penonton lawan di Staples Center ketika masuk lapangan di babak ke-3. Ia bermain 11 menit di babak ke-3 dari keseluruhan 16 menit, melakukan 5 foul tetapi berperan dalam menghasilkan angka 12–1 untuk Warriors. "[Lin] masuk dan bermain dengan baik, memberi kami tempo main yang bagus," kata pelatihnya, Smart, setelah kalah 107–83 dari juara bertahan NBA tim Lakers. Pemain guard Lakers, Derek Fisher, memuji energi dan permainan agresifnya. Mirip dengan pertandingan ekshibisi pembukaan di kandang sendiri, penonton di Oracle Arena terus mendukung Lin untuk main di akhir pertandingan dan memberi sorakan setiap kali ia menyentuh bola. "Ketika main di luar kandang, aku tidak merasa disoroti," Lin mengaku. Smart mengamati bahwa Lin tampak lebih santai bila main di luar kandang. "Dia mengalami banyak tekanan di kandang sendiri, dengan semua sorakan ketika hanya masuk ke lapangan, aku yakin itu sedikit menggoncang syarafnya," kata Curry. "Anda dapat mengatakan di luar kandang ia bermain jauh lebih baik, karena ia dapat begitu saja turun ke lapangan, bermain dengan senang hati." Tiga kali dalam musim itu, Lin ditugaskan untuk main dalam "NBA Development League" (liga pengembangan, kelas lebih rendah) bagi tim afiliasi Warriors di "NBA D-League", Reno Bighorns. Setiap kali, ia dipanggil kembali oleh Warriors. Ia bermain dalam pertandingan "NBA Development League Showcase" dan diberi penghargaan sebagai pemain "All-NBA D-League Showcase First Team" pada tanggal 14 Januari 2011. Ia membantu memimpin Bighorns kepada rekor 2–0 kemenangan dalam "Showcase" dengan rata-rata 21.5 poin, 6.0 rebound, 5.5 assist dan 3.5 steal. Lin menghasilkan skor tertinggi musim itu 27 poin dengan Bighorns pada tanggal 18 Maret. Rata-rata keseluruhannya 18 poin, 5.8 rebound dan 4.3 assist dengan tim dari kota Reno itu. Mulanya Lin mempunyai salah paham ketika dikirim ke D-League karena ia merasa diturunkan tingkatannya dan tidak cukup bagus untuk bermain dalam tingkat NBA. Setelah bermain dalam D-League, ia sadar bahwa ia masih harus belajar, sehingga ia bekerja keras dan mendapatkan waktu main lebih banyak daripada di Warriors. Lacob berkata Warriors menerima lebih dari satu tawaran pindah untuk Lin ketika ia di D-League, tetapi senang dengan kemajuan Lin sebagai "free agent" (pemain tak terikat kontrak) yang tidak masuk draft. "Ia merupakan aset minimum yang murah. Anda harus melihatnya sebagai aset yang sedang dikembangkan. Apakah ia akan menjadi "superstar"? Tidak." Lin menyelesaikan tahun perdana sebagai rookie di NBA dengan rata-rata 2.6 poin dari 38.9 persen tembakan selama 29 pertandingan. Lin bekerja memperbaiki kemampuan "jump shot" selama masa istirahat ("offseason"). Karena "2011 NBA lockout", ia tidak mendapat kesempatan workout untuk pelatih Warriors yang baru, Mark Jackson. Pada tanggal 9 Desember 2011, Warriors melepaskan ("waived") Lin dalam hari pertama latihan. Ia adalah pemain favorit Lacob, tetapi Warriors perlu mengurangi gaji keseluruhan pemain supaya dapat memberi penawaran untuk "center" DeAndre Jordan; Lin sebenarnya akan memperoleh gaji hampir $800,000 yang akan dijamin sepenuhnya tanggal 10 Februari 2012. Surat kabar San Francisco Chronicle menulis bahwa Lin mungkin akan sulit mengalahkan rookie guard Charles Jenkins.= Houston Rockets
= Tanggal 12 Desember 2011, Lin diklaim oleh Houston Rockets. Ia bermain selama 7 menit dalam pertandingan "preseason" (sebelum musim pertandingan) dengan Rockets, yang sudah mempunyai Kyle Lowry, Goran Dragić dan Jonny Flynn sebagai point guard dengan jaminan kontrak. Tanggal 24 Desember, sebelum memulai musim pertandingan, Rockets melepaskan ("waived") Lin untuk mengurangi jumlah gaji supaya dapat mengambil center Samuel Dalembert.= New York Knicks (2011-2012)
= New York Knicks mengklaim Lin pada tanggal 27 Desember sebagai cadangan di belakang Toney Douglas dan Mike Bibby setelah guard Iman Shumpert cedera; guard Baron Davis yang baru direkrut juga cedera selama beberapa minggu. Sebagai point-guard ke-3 di Knicks, Lin mulai main di kandang lawan melawan Warriors, di mana ia disambut hangat kembali di Oracle Arena (kandang Warriors tempat ia bermain dulu). Tanggal 17 Januari 2012, Lin ditugaskan bermain untuk tim Erie BayHawks dalam D-League. Tanggal 20 Januari ia menghasilkan triple-double dengan 28 poin, 11 rebound, dan 12 assist dalam kemenangan BayHawks 122–113 victory atas Maine Red Claws. Lin was recalled by the Knicks three days later. Tanggal 28 Januari, Davis mengalami penundaan penampilannya bersama Knicks. Saat itu Knicks sedang mempertimbangkan untuk melepaskan Lin sebelum kontraknya mendapatkan jaminan pada tanggal 10 Februari, sehingga mereka dapat mengambil pemain baru. Tetapi setelah Knicks menderita kekalahan pada tanggal 3 Februari meskipun memimpin di babak ke-4 melawan Boston Celtics, pelatin Mike D'Antoni memutuskan memberi kesempatan Lin untuk bermain. "Ia mujur karena kami bermain sangat jelek," kata D'Antoni. Lin hanya bermain 55 menit dalam 23 pertandingan Knicks sebelumnya. Tanggal 4 Februari 2012, Lin menghasilkan 25 poin, 5 rebound, dan 7 assist — semua rekor pribadi — dalam kemenangan 99–92 Knicks atas New Jersey Nets. Rekan satu timnya Carmelo Anthony mengusulkan kepada pelatih Mike D'Antoni saat istirahat di setengah main, supaya Lin diberi kesempatan main lebih banyak di babak berikutnya. Setelah pertandingan, D'Antoni berkata Lin mempunyai mentalitas sebagai point-guard dan "ritme dan tekad apa yang harus dikerjakan di lapangan." Dalam pertandingan berikutnya melawan Utah Jazz, Lin memulai kariernya sebagai pemain utama. Ia menghasilkan 28 point dan 8 assist. Dalam pertandingan melawan Washington Wizards, Lin menghasilkan 23 point dan rekor pribadi 10 assist, yaitu double-double pertamanya. Tanggal 10 Februari, Lin menghasilkan rekor pribadi 38 point ditambah 7 assist, memimpin Knicks menang 92–85 atas Los Angeles Lakers. Ia menghasilkan poin lebih banyak dari pemain utama Lakers, Kobe Bryant, yang membuat 34 poin. Tanggal 11 Februari, Lin menghasilkan 20 poin dan 8 assist dalam kemenangan tipis 100–98 atas Minnesota Timberwolves. Lin menghasilkan 89 dan 109 poin dalam tiga dan empat pertandingan perdananya sebagai pemain utama, merupakan yang terbanyak di antara pemain manapun sejak "merger" antara the American Basketball Association (ABA) dan NBA pada tahun 1976–77. Ia menjadi pemain NBA pertama yang menghasilkan paling sedikit 20 poin dan 7 assist dalam 4 pertandingan penuh perdana. Lin diberi penghargaan sebagai pemain terbaik minggu itu dalam "Konferensi Timur" (Eastern Conference Player of the Week) "2011–12 NBA season" dengan rata-rata 27.3 poin, 8.3 assist dan 2.0 steal selama 4 pertandingan sebagai pemain utama di mana Knicks tidak pernah kalah. Pada tanggal 14 Februari, Lin memasukkan tembakan 3 angka di Toronto yang menentukan kemenangan timnya dengan kurang dari 1 detik tersisa dalam pertandingan. Dengan jumlah skornya, ia melampaui rekor Shaquille O'Neal sebagai penghasil poin terbanyak selama lima pertandingan perdana sebagai pemain utama. Associated Press menyebut Lin "kisah yang paling mengejutkan dalam NBA". Bloomberg News menulis bahwa Lin "telah menjadi pemain NBA "Asian American" paling terkenal". Penggemar Knicks mengembangkan sejumlah nama julukan untuknya dengan daftar kosakata yang diilhami nama keluarganya, Lin. Time.com menayangkan artikel berjudul, "It's Official: Linsanity Is for Real" ('Sudah resmi: Linsanity memang nyata"). Pemain "Naismith Memorial Basketball Hall of Fame" Magic Johnson berkata, "Gairah yang disebabkan oleh [Lin] di "[Madison Square] Garden", aku belum pernah melihatnya dalam waktu yang lama." Knicks kalang kabut menjual replika baju dan kaos bernomor 17 milik Lin, dan penjualan di toko online mereka meningkat lebih dari 3000%. Lin mengatakan sumber suksesnya karena bermain tanpa beban. "Aku sudah menyerahkannya kepada Allah. Aku tidak lagi berperang dengan apa yang dipikirkan orang lain," kata Lin. Dalam 12 kali memulai pertandingan sebelum istirahat "All-Star", Lin meraih rekor rata-rata 22.5 points dan 8.7 assist, dan timnya New York meraih skor 9–3. Ia main dalam "NBA All-Star Weekend Rookie Challenge" ("Rising Stars Challenge") selama "NBA All-Star Weekend". Ia tidak masuk ke dalam daftar asli pemain "Rising Stars", tetapi ditambahkan setelah kesuksesan mendadak yang dialaminya. Sejumlah media massa termasuk USA Today, Los Angeles Times, dan CBSSports.com menyatakan ia patut bermain dalam "2012 NBA All-Star Game". Setelah pertandingan tanggal 24 Maret melawan Detroit Pistons, Lin mengeluh mengenai lututnya yang sakit, dan penelitian dengan MRI kemudian mendapatkan meniscus yang terobek kecil pada lutut kiri. Knicks mengumumkan pada tanggal 31 Maret bahwa Lin memilih untuk dioperasi lututnya dan tidak main lagi sampai musim main biasa berakhir. Lin menjadi "restricted free agent" di akhir musim ini.= Houston Rockets (2012– )
= Lin mulanya setuju untuk menandatangani surat penawaran dengan Houston Rockets senilai $28,8 juta selama 4 tahun, dengan tahun ke-4 merupakan opsi bagi Rockets, sehingga komitmen sebenarnya hanya $19,5 juta. Pelatih New York Knicks Mike Woodson mengatakan Knicks akan menyamai tawaran Houston dan Lin akan menjadi point guard utamanya. Houston mengubah tawarannya menjadi 3 tahun senilai $25 juta, dan ternyata Knicks tidak bersedia menyamai, sehingga Lin akhirnya menerima tawaran Houston. Dalam kontrak itu untuk dua tahun pertama Lin dibayar berturut-turut $5 juta dan $5,225 juta, diikuti dengan $14,8 juta pada tahun ke-3. Tingginya gaji pada tahun terakhir itu, dikenal sebagai "pil beracun" ("poison pill"), dimaksudkan untuk mencegah niat New York untuk menyamai tawaran tersebut, karena dengan menghitung pajak kemewahan untuk olahraga, maka biaya yang akan dikeluarkan oleh Knicks untuk Lin pada musim 2014–15 diperkirakan berjumlah $43 juta. Pada musim 2013–14, Lin digantikan oleh Patrick Beverley dalam susunan pemain utama pembuka Rockets, dan Lin menjadi pembagi bola utama untuk unit kedua serta opsi pembuat skor sebagai pemain keenam dalam tim. Ia mengakhiri musim itu dalam 33 pertandingan dan rata-rata 12,5 poin serta 4,1 assists per pertandingan, sekaligus dengan rekor karier untuk persentase field goal (44,6%), persentase tiga-angka (35,8%), dan persentase free throw (82,3%). Ia menembak 57,8 persen dari drive selama musim itu, hanya diungguli oleh LeBron James (63,8%) dalam liga. Dalam playoff, Lin rata-rata 11,3 poin dari bangku cadangan saat Houston kalah dalam enam pertandingan terhadap Portland Trail Blazers. Ia menghasilkan 21 angka dalam kemenangan pada Game 5 yang menyebabkan musim Rockets berlanjut. Dalam masa offseason, Rockets berusaha mendapatkan bekas rekan main Lin di Knicks, Anthony, dalam free agency, dan menunjukkan gambar Anthony di luar arena dalam seragam Houston dengan nomor No. 7 yang biasa dikenakan Lin.= Los Angeles Lakers (2014–2015)
= Pada tanggal 13 Juli 2014, Lin ditransfer, bersama dengan pengambilan pemain ronde pertama dan kedua tahun 2015 ke Los Angeles Lakers ditukarkan dengan hak untuk Serhiy Lishchuk. Rockets melakukan hal ini untuk mengosongkan batasan dalam mengambil free agent Chris Bosh. Lakers berhutang pada Lin $15 juta untuk musim 2014–15, tahun terakhir kontraknya, tetapi hanya $8.3 juta dihitung terhadap batas gaji mereka. Perannya dengan Lakers tidak jelas dan tim itu hanya 21–61 dalam satu-satunya musim dengan tim ini.= Charlotte Hornets (2015–2016)
= Pada tanggal 9 Juli 2015, Lin menandatangani kontrak dua tahun, $4.3 juta, dengan Charlotte Hornets, yang menggunakan pengecualian dua tahunan mereka dalam urusan ini. Lin memulai debutnya dengan Hornets dalam pertandingan melawan Miami Heat pada tanggal 28 Oktober, memasukkan 17 angka dari bangku cadangan dalam kekalahan 104–94. Pada tanggal 17 Desember, ia menghasilkan rekor musim 35 angka dalam kemenangan 109–99 melalui perpanjangan waktu melawan Toronto Raptors. Pada tanggal 21 Maret 2016, ia memasukkan 15 dari 29 angka total pada kuarter keempat untuk membantu mengejar ketinggalan dari 30–7 pada kuarter kedua menjadai kemenangan dari belakang 91–88 melawan San Antonio, menghentikan enam kali kemenangan berurutan Spurs. Charlotte adalah tim pertama yang memasukkan tujuh atau lebih sedikit poin pada kuarter pembuka yang akhirnya menang dari belakang sejak tahun 2008. Ini juga merupakan kekalahan dari keunggulan awal terbesar yang dialami oleh Spurs dalam era Tim Duncan, yang dimulai pada tahun 1997. Lin memasukkan 11-dari-18 dari lapangan dan memasukkan semua empat upaya tiga angka, termasuk tiga upaya dalam kuarter keempat, dan menyediakan go-ahead jumper dengan sisa waktu 48 detik terakhir. Musim Lin satu-satunya dengan Hornets berakhir setelah Hornets dikalahkan oleh Heat dalam playoff ronde pertama. Setelah menolak $2.2 juta opsi pemain untuk musim 2016–17, Lin menjadi unrestricted free agent pada tanggal 1 Juli 2016.= Brooklyn Nets (2016–2018)
= Pada tanggal 7 Juli 2016, Lin menandatangani kontrak tiga tahun $36 juta dengan Brooklyn Nets. Pada tanggal 18 Oktober 2017, dalam pertandingan pembuka musim Nets melawan Indiana Pacers, Lin terluka lutut kanannya setelah ia jatuh keras dari suatu layup. Tendon patela pada lutut kanan pecah dan ia tidak main sampai akhir musim.= Atlanta Hawks (2018–2019)
= Pada tanggal 13 Juli 2018, Lin ditransfer ke Atlanta Hawks, bersama pilihan draft, ditukarkan dengan hak draft untuk Isaia Cordinier dan pilihan ronde kedua di masa depan. Pada tanggal 11 Februari 2019, Hawks melepaskan Lin setelah membereskan pertukaran pemain dengan Toronto Raptors.Statistik karier
= College
== NBA
= Musim biasa PlayoffsKompetisi Internasional
Lin pernah diundang oleh Chinese Taipei yaitu nama resmi yang dipakai oleh Republic of China (Taiwan) dalam pertandingan internasional untuk bermain bagi tim nasional dalam kompetisi FIBA. Pada tanggal 28 Juli 2010 ketika di Taipei untuk bermain dalam pertandingan persahabatan yang diselenggarakan Yao Ming, Lin berkata belum mengambil keputusan apakah bersedia main untuk Chinese Taipei. Di bulan Juni 2011, Chinese Taipei Basketball Association (CTBA) memasukkan nama Lin dalam susunan 24 pemain sementara untuk 2011 FIBA Asia Championship. Namun, pada bulan berikutnya, CTBA mengumumkan bahwa Lin tidak termasuk dalam susunan pemain karena cedera lutut. Media Taiwan melaporkan bahwa Lin menolak tawaran dari tim bola basket Republik Rakyat Tiongkok untuk bermain dalam turnamen yang sama; tetapi "Chinese Basketball Management Center" menyangkal pernah menghubungi Lin. Pada tanggal 4 Agustus 2011, Lin mengatakan akan mempertimbangkan main di luar negeri selama "2011 NBA lockout", tetapi akan menunggu sampai benar-benar pulih dari cedera sebelum mengambil keputusan. Pada bulan September 2011, Lin bermain dalam beberapa pertandingan untuk tim Dongguan Leopards yang termasuk ke dalam Chinese Basketball Association (CBA) pada kejuaraan ABA Club Championship di Guangzhou, China, di mana ia diberi penghargaan sebagai pemain terbaik (MVP) untuk turnamen tersebut. Sekitar waktu itu, presiden tim Shanghai Sharks dan bekas bintang NBA Yao Ming juga mencoba merekrut Lin untuk main dalam liga CBA di musim berikutnya, tetapi gagal; Lin explained karena Lin masih di bawah kontrak dengan Golden State Warriors, jadi tidak bermain di liga CBA yang hanya menerima pemain "free agent" dari NBA. Beberapa hari sebelum "lockout" berakhir pada tanggal 26 November, Lin dikabarkan hampir menandatangani kontrak dengan satu tim yang tidak disebut namanya di Italia.Masalah rasial
Sean Gregory dari majalah Time menulis alasan gagalnya Lin memperoleh beasiswa dari Liga Divisi I di Sekolah Tinggi/College: "[Lin] tampak kurus kecil, tetapi tidak diragukan bahwa sedikitnya diskriminasi rasial, sengaja atau tidak, berperan terhadap kegagalannya direkrut." Diepenbrock (pelatih Lin di Sekolah Menengah Atas) mengatakan, "Jika [Lin] seorang "African American" (berkulit hitam) atau "Caucasian" (berkulit putih), ia akan dihargai secara berbeda." Lin berkata: "Aku tidak berkata menjadi pemain dalam daftar 5-terbaik di negara bagian otomatis akan menghasilkan tawaran beasiswa, tetapi aku merasa ras mempengaruhi cara pelatih merekrutku. Aku pikir jika rasku lain, aku akan diperlakukan berbeda. Aku telah mendengar semuanya: 'Pulanglah ke Tiongkok. Orkestra di sisi lain dari kampus ini. Buka matamu lebih lebar,'" kata Lin. "Mereka meneriaki aku sebelum, selama dan setelah pertandingan. Aku menjadi target yang mudah karena aku orang Asia. Kadang itu membuatku tidak enak, tetapi itulah bagian dari pertandingan." Walters menambahkan, "Orang yang mengira perbedaan rasial tidak ada itu orang gila. Kalau [Lin] berkulit putih, ia dianggap penembak jitu atau pemarah. Jika ia orang Asia, ia pintar matematika. Kami tidak mau menerimanya." Diepenbrock mengatakan bahwa orang mengira, tanpa maksud buruk, karena Lin orang Asia, ia bukan pemain bola basket. Pertama kalinya Lin ikut pertandingan Pro-Am di Kezar Pavilion di San Francisco ada orang yang memberitahukannya: "Maaf, pak, tidak ada pertandingan bola voli malam ini. Ini pertandingan bola basket." Selama Lin di college, "Asian-American" berjumlah kurang dari 0,5% dari seluruh pemain bola basket laki-laki di Divisi 1. Lin sering mendengar ejekan rasial dalam pertandingan seperti "sup Wonton", "Sweet and sour pork", "Buka matamu lebih lebar!", selain "Pulanglah ke Tiongkok", "Orkestra ada di sisi lain dari kampus ini", atau ucapan sembarang yang dimiripkan dengan nada kata-kata bahasa Tionghoa. Lin berkata hal ini terjadi hampir di semua gedung olahraga Ivy League. Ia tidak bereaksi terhadap semua itu. "Aku mengantisipasinya, aku menjadi terbiasa, demikianlah halnya," kata Lin. Hinaan itu kebanyakan dari penggemar tim lawan dan tidak banyak dari para pemain. Lin menolak menyebut lain-lain bentuk penghinaan yang diterimanya, tetapi menurut Oliver McNally, rekan satu timnya di Harvard, ada pemain Ivy League yang menyebutnya dengan kata berawalan C yang seirama dengan "ink" (maksudnya, "chink", suatu istilah penghinaan untuk orang Tionghoa di Amerika) selama satu pertandingan. Pada bulan Januari 2010, Harvard bermain melawan Santa Clara University di Leavey Center, hanya 15 mil (24 km) dari rumah asalnya di Palo Alto, California. Gedung itu dipenuhi padat oleh penonton, termasuk para "Asian American" yang menantikannya main di kampung halamannya sendiri. Seorang rekan timnya berkata kepadanya, "Seperti di Hong Kong." Lin menganggap dirinya seorang pemain bola basket, lebih dari sekadar "Asian American". Ia mengerti bahwa tidak banyak orang Asia di NBA. "Mungkin aku dapat membantu mendobrak stereotype (pembedaan rasial)," katanya. "Aku merasa orang Asia secara umum tidak dihargai sepantasnya dalam olahraga, bola basket atau yang lainnya juga." "Asian American" yang bermain di NBA sebelum 2010–11 NBA season termasuk Wataru Misaka, Raymond Townsend, Corey Gaines, Rex Walters, dan Robert Swift. "[Lin] membawa harapan bagi satu benua. Aku hanya membawa harapan untuk kota Little Rock, Arkansas. Ia berprestasi lebih banyak dari yang pernah aku buat," kata Derek Fisher, yang memenangkan 5 gelar juara "NBA championships" dengan tim Lakers, setelah pertandingan pertamanya melawan Lin. Lin menjadi teladan bagi calon atlet Asia di Amerika yang jarang melihat "Asian-American" bermain di tim kesayangan mereka. "Aku tidak kelihatan seperti orang Jepang," kata Walters, merujuk kepada asal usul ibunya yang berasal dari Jepang. "Ketika mereka melihat [Lin], itulah Asian-American". Beberapa penggemar dan komentator mengejek kontraknya dengan Warriors hanya untuk publisitas tim itu. Larry Riley, general manager tim, menyangkal bahwa tindakan itu untuk menarik penggemar dari kalangan orang Asia yang jumlahnya besar di San Francisco Bay Area. Ia mengerti orang dapat menafsirkannya demikian. "Kami mengevaluasinya selama liga musim panas (summer league)," kata Riley. “Semuanya itu meyakinkan kami apa yang sudah kami percayai sebelumnya (tentang Lin)." Sementara tim merancang kampanye publisitas sekitar Lin, Riley berkata itu tidak akan dianjurkan kalau Lin bukan pemain bola basket (yang baik) terlebih dulu.Catatan
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi Profil di NBA Profil di NBA D-League Profile di ESPN.comjeremy lin
No More Posts Available.
No more pages to load.