Kalender Babel (
Kalender Babilonia) adalah
Kalender suryacandra (lunisolar) dengan tahun terdiri dari 12 bulan lunar, masing-masing berawal ketika bulan sabit baru pertama kali terlihat rendah di ufuk barat saat matahari terbenam, ditambah bulan kabisat dimasukkan sesuai kebutuhan dengan suatu keputusan.
Kalender ini didasarkan pada
Kalender Sumeria (Ketiga Dinasti Ur) pendahulunya yang diawetkan dalam
Kalender Umma dari Shulgi (~ Abad ke-21 SM).
Bulan
Tahun dimulai di musim semi, dan dibagi menjadi reš šatti "awal", mišil šatti "tengah", dan qīt šatti "akhir tahun". Kata "bulan" arḫu (bentuk konstruk: araḫ). Bahwa
Kalender berasal dari Babilonia, bukan dari zaman Asyur yang kemudian ditunjukkan oleh fakta bahwa dewa kepala Asyur ditempatkan pada bulan kabisat surplus. Selama abad ke-6 SM pembuangan orang-orang Ibrani di Babilonia, nama-nama bulan Babilonia diadopsi ke dalam
Kalender Ibrani.
Kalender Asiria yang digunakan di Irak dan Levant juga menggunakan banyak nama yang sama untuk bulan-bulan, seperti Iyyar, Tammuz, Ab, Elul, Tishri, dan Adar.
Sampai abad ke-5 SM,
Kalender ini sepenuhnya observasional, tapi sejak sekitar 499 SM bulan-bulan mulai diatur oleh siklus lunisolar 19 tahun-an yang sama dengan 235 bulan. Meskipun biasanya disebut sikus Metonik menurut Meton dari Athena (432 SM), Meton mungkin mengenal siklus ini dari
Babel. Setelah tidak lebih dari tiga pengecualian terisolasi, mulai tahun 380 SM bulan-bulan dalam
Kalender telah diatur oleh siklus tanpa terkecuali. Dalam siklus 19 tahun-an, bulan Adaru 2 adalah bulan kabisat, kecuali pada tahun ke-17 dalam siklus itu, di mana bulan Ulūlu 2 disisipkan. Selama periode ini, hari pertama dari setiap bulan (dimulai saat matahari terbenam) terus menjadi hari ketika bulan sabit baru pertama kali terlihat—
Kalender ini tidak pernah menggunakan jumlah hari tertentu dalam setiap bulan.
Hari
Menghitung dari bulan baru, orang
Babel merayakan setiap hari ketujuh sebagai "hari kudus" ("holy-day"), juga disebut "hari jahat" ("evil-day"; yang berarti "tidak cocok" untuk kegiatan-kegiatan yang dilarang). Pada hari-hari ini pejabat dilarang melakukan berbagai kegiatan dan orang laki-laki awam dilarang untuk "menyatakan keinginan", dan setidaknya hari ke-28 dikenal sebagai "hari istirahat". Pada masing-masing hari itu, diberikan persembahan kepada berbagai dewa dan dewi, tampaknya pada malam hari untuk menghindari larangan-larangan: Marduk dan Ishtar pada hari ke-7, Ninlil, dan Nergal pada hari ke-14, Sin dan Shamash pada hari ke-21, serta Enki dan Mah pada hari ke-28. Tablet-tablet dari abad keenam SM pemerintahan Koresh yang Agung dan Kambisus II menunjukkan tanggal-tanggal yang kadang-kadang berupa perkiraan. Penentuan kamariah 29 atau 30 hari-hari per bulan pada dasarnya meliputi tiga pekan (minggu yang terdiri dari tujuh hari), dan minggu terakhir dengan inklusif delapan atau sembilan hari, menggugurkan kesinambungan siklus tujuh harian.
Di antara teori-teori lain asal usul Sabat, Universal Jewish Encyclopedia karya Isaac Landman mengajukan suatu teori dari para Assyriologist seperti Friedrich Delitzsch bahwa Sabat awalnya muncul dari siklus lunar, yang berisi empat minggu yang berakhir pada hari Sabat, ditambah satu atau dua tambahan hari tak terhitung per bulannya. Kesulitan teori ini mencakup pendamaian perbedaan antara minggu tak terputus dengan minggu lunar, dan penjelasan tidak adanya teks-teks yang memuat penamaan minggu lunar sebagai Sabat dalam bahasa apapun.
Orang
Babel juga merayakan hari ke-19 sebagai "hari jahat khusus", "hari kemarahan", karena kira-kira adalah hari ke-49 suatu bulan (sebelumnya), menyelesaikan "minggu dari minggu-minggu". Pengorbanan disajikan kepada Ninurta dan hari itu didedikasikan untuk Gula, serta mungkin ada pengetatan larangan.
Selanjutnya, rekonstruksi suatu tablet yang rusak tampaknya menentukan Sapattum atau Sabattum yang jarang dibuktikan sebagai bulan purnama. Kata ini serumpun atau tergabung dengan kata Ibrani Shabbat, tapi sifatnya bulanan bukan mingguan; ini dianggap sebagai bentuk kata Sumeria sa-bat ("istirahat-tengah"), yang dibuktikan dalam bahasa Akkadia sebagai um nuh libbi ("hari istirahat pertengahan"). Menurut Marcello Craveri, hari Sabat "hampir pasti berasal dari kata Babilonia Shabattu, festival bulan purnama, tapi, semua jejak apapun dari asal tersebut telah hilang, orang Ibrani menyatakannya sebagai legenda Alkitab." Kesimpulan ini adalah suatu restorasi kontekstual catatan penciptaan Enûma Eliš yang ditemukan rusak, hanya terbaca: "[Sa]bat akan engkau temui, setiap pertengahan [bulan]."
Lihat pula
Kalender Asiria
Astrologi
Babel
Astronomi
Babel
Kalender Ibrani
Kalender Islam
MUL.APIN
Kalender Mesir,
Kalender Koptik, &
Kalender Etiopia
Kalender Zoroastrian &
Kalender Armenia
Referensi
= Kutipan
=
= Pustaka
=
Parker, Richard Anthony and Waldo H. Dubberstein. Babylonian Chronology 626 BC.–AD. 75. Providence, RI: Brown University Press, 1956.
W. Muss-Arnolt, The Names of the Assyro-Babylonian Months and Their Regents, Journal of Biblical Literature (1892).
Sacha Stern, "The Babylonian Calendar at Elephantine" in Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik 130 (2000) 159–171 (PDF document, 94KB)
Fales, Frederick Mario, “A List of Umma Month Names”, Revue d’assyriologie et d’archéologie orientale, 76 (1982), 70–71.
Gomi, Tohru, “On the Position of the Month iti-ezem-dAmar-dSin in the Neo-Sumerian Umma Calendar”, Zeitschrift für Assyriologie und Vorderasiatische Archäologie, 75 (1985), 4–6.
Pomponio, Francesco, “The Reichskalender of Ur III in the Umma Texts”, Zeitschrift für Assyriologie und Vorderasiastische Archäologie, 79 (1989), 10–13.
Verderame, Lorenzo, “Le calendrier et le compte du temps dans la pensée mythique suméro-akkadienne”, De Kêmi à Birit Nâri, Revue Internationale de l'Orient Ancien, 3 (2008), 121–134.
Steele, John M., ed., "Calendars and Years: Astronomy and Time in the Ancient Near East", Oxford: Oxbow, 2007.
Pranala luar
Kalender Babel Ritual
Tablet Mul.Apin
Struktur
Kalender Babilonia Link Baru.
Kalender Babel (dengan converter tanggal berdasarkan Parker & Dubberstein (1971))