Kiso (木曾code: ja is deprecated ) adalah
Kapal penjelajah ringan kelas-Kumayang terakhir, yang melayani Kekaisaran
Jepang selama Perang Dunia II. Namanya berasal dari Sungai
Kiso di tengah Honshū,
Jepang.
Konstruksi
Mulai ditugaskan pada 4 Mei 1921 di Nagasaki,
Kiso merupakan
Kapal kelima dan terakhir dari keluarga kelas Kuma sekaligus bisa dikatakan sebagai versi 'besar'-nya Tenryuu dengan kecepatan, daya jelajah, jangkauan meriam, dan persenjataan yang lebih hebat dan banyak dari Tenryuu.
Kiso sendiri paling unik di antara keempat saudarinya, karena ia satu-satunya yang memiliki hangar pesawat di depan anjungannya, sehingga membuat anjungannya lebih tinggi daripada para saudarinya. Selain itu, ia satu-satunya
Kapal kelas Kuma yang diberi penutup anti hujan di kedua cerobong asap depannya, sehingga semakin bertambahlah unik penampilannya di mata kawan maupun lawannya.
Masa dinas
Karier militernya pada masa pra-perang pasifik dimulai pada peristiwa Intervensi Siberia, dimana
Jepang harus melawan Bolshevik Red Army dan
Kiso bertugas untuk mengawal pendaratan tentara
Jepang di Rusia. Setelah peristiwa tersebut
Kiso ditempatkan di Port Arthur untuk berpatroli di Perairan China Timur. Sebulan sebelum penyerangan ke Pearl Harbor,
Kiso diberi kamuflase Artik dan mulai aktif di perairan utara dekat Kutub Utara. April 1942, perannya dibantu juga oleh saudarinya, Tama. Dan bersama-sama dengan Jintsū, ia turut serta dalam usaha pengejaran Doolittle Raid yang berakhir dengan sia-sia.
Selama Mei 1942 sampai dengan Maret 1943,
Kiso dan juga Tama terlibat dalam Operasi AL/MI dimana mereka berdua ditandemkan untuk menjalani Kampanye Kepulauan Aleut ke Pulau Kiska dan Pulau Adak. Sesaat sebelum masa tugasnya di laut utara selesai pada bulan Agustus 1943,
Kiso mendapatkan remodel terutama di Radar Tipe 21, lampu tembak, dan meriam pertahanan udaranya. Sampai akhir masa tugasnya di Laut Utara,
Kiso berhasil mengevakuasi 1189 tentara dari Kiska kembali ke
Jepang.
Setelahnya,
Kiso tidak banyak terlibat dalam perang skala besar ataupun yang penting, hanya beberapa konfrontasi kecil dan berkali-kali mendapatkan perawatan di pangkalan
Jepang. Pada saat awal persiapan Pertempuran Teluk Leyte pada 20 Oktober 1944,
Kiso yang masih berada di
Jepang membawa misi mengangkut pasokan amunisi dan logistik untuk Armada Kurita dan baru bisa berangkat pada saat Armada Kurita sedang bertempur di Pertempuran Samar. Pada saat
Kiso sudah bisa bergabung dengan sisa armada yang masih hidup, mereka memutuskan untuk pulang ke
Jepang.
Kiso, Jun'yō, Tone, dan Divisi Perusak 30 justru ditempatkan di Manila. Dan
Kiso juga menjadi
Kapal bendera untuk Armada Kelima, menggantikan Abukuma yang tenggelam di Pertempuran Selat Surigao.
Nasib
Pada 13 November 1944,
Kiso yang diperintahkan untuk segera lari ke Brunei pada malam harinya karena adanya ancaman
Kapal induk Amerika di Luzon, harus menghadapi lebih dari 350 pesawat pembom torpedo dan pesawat pembom tukik dari gabungan Hornet, Monterey, Cowpens, Essex, Ticonderoga, Langley, Enterprise dan San Jacinto hanya sendirian. Merasa bahwa
Kiso sudah tak dapat bertahan lagi, Kapten Imamura dan 103 kru yang masih hidup memutuskan untuk meninggalkan
Kapal ini.
Kiso dihapus dari daftar angkatan laut pada tanggal 20 Maret 1945. Baru pada 15 Desember 1955,
Kiso kembali ditemukan oleh sebuah perusahaan
Jepang dan diangkat kembali ke pantai Filipina untuk dibesituakan.
Referensi
= Bacaan lanjutan
=
Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-914-X.
Boyd, David (2002). The Japanese Submarine Force and World War II. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-015-0.
D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X.
Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1.
Gardner, Robert (1985). Conway's All the World's Fighting Ships, 1906–1921. Conway Marine Press. ISBN 0-85177-245-5.
Goodspeed, M Hill (2003). US Navy – A Complete History. iUniverse. ISBN 978-0883636183.
Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Annapolis, MD: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X.
Lacroix, Eric; Linton Wells (1997). Japanese Cruisers of the Pacific War. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-311-3.
Morrison, Samuel (2002). New Guinea and the Marianas: March 1944 - August 1944 (History of United States Naval Operations in World War II, Volume 8). University of Illinois. ISBN 0-252-07038-0.
Stille, Mark (2012). Imperial Japanese Navy Light Cruisers 1941-45. Osprey. ISBN 1-84908-562-5.
Whitley, M.J. (1995). Cruisers of World War Two: An International Encyclopedia. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-141-6.
Willmott, H P (2005). The Battle Of Leyte Gulf: The Last Fleet Action. Indiana University Press. ISBN 0-253-34528-6.
Cressman, Robert (2005). The Official Chronology of the U.S. Navy in World War II. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-149-1.
Pranala luar
Nishida, Hiroshi. "Material baca dari IJN". Imperial Japanese Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-05.