Dalam biologi molekuler, molekul
Kaperon adalah protein yang membantu proses konformasi pelipatan maupun pelurusan protein berukuran besar atau makromolekul protein kompleks. Ada sejumlah kelas dari molekul
Kaperon, tetapi semuanya berfungsi untuk membantu protein besar dalam melakukan pelipatan dengan benar selama atau setelah sintesis dan setelah denaturasi parsial.
Kaperon juga terlibat dalam translokasi protein dalam proteolisis.
Molekul
Kaperon yang pertama kali ditemukan berupa
Kaperon perakit yang membantu proses perakitan nukleosom dari histon terlipat dan DNA. Salah satu fungsi utama dari molekuler
Kaperon adalah mencegah adanya agregasi protein salah lipat, sehingga banyak
Kaperon diklasifikasikan sebagai protein kejutan panas, karena tendensi agregasi protein akan naik ketika sel diberi tekanan berupa panas berlebih.
Sebagian besar molekul
Kaperon tidak membawa informasi sterik terkait pelipatan protein, tetapi membantu pelipatan protein dengan menempel dan menstabilkan perantara pelipatan hingga rantai polipeptida selesai ditranslasi. Cara kerja spesifik dari masing-masing
Kaperon berbeda tergantung protein target dan lokasinya. Banyak cara telah digunakan untuk mempelajari struktur, dinamika, dan cara kerja
Kaperon. Penghitungan biokimia secara masif telah memberikan data tentang efisiensi pelipatan dan pencegahan agregasi protein ketika
Kaperon hadir saat masa pelipatan protein. Belakangan ini, kemajuan di bidang analisis molekul tunggal berhasil memberikan pengetahuan baru tentang heterogenitas struktur dari
Kaperon, perantara pelipatan, dan afinitas
Kaperon untuk rantai protein terstruktur maupun tidak terstruktur.
Sejarah
Investigasi mengenai
Kaperon memiliki sejarah yang panjang. Istilah "molekul
Kaperon" pertama kali muncul dalam literatur pada tahun 1978 dan diciptakan oleh Ron Laskey untuk mendeskripsikan kemampuan protein inti bernama nukleoplasmin untuk mencegah agregasi protein histon terlipat dengan DNA selama proses perakitan nukleosom. Istilah tadi kemudian dielaborasikan lagi oleh R. John Ellis pada 1987 untuk mendeskripsikan protein yang memediasi proses perakitan pascatranslasi dari kompleks protein. Pada tahun 1988, peneliti menemukan bahwa protein yang serupa memediasi proses ini baik pada prokariota maupun eukariota. Detail mengenai proses ini baru diketahui pada 1989 ketika sebuah pelipatan protein yang membutuhkan ATP didemonstrasikan secara in vitro.
Dampak klinis
Ada banyak kelainan dikaitkan dengan mutasi pada gen pengode
Kaperon yang dapat memengaruhi otot, tulang, dan/atau sistem saraf pusat.
Referensi