Kazimierz I dari Opole (bahasa polandia:
Kazimierz I opolski ; skt. 1178/79 – 13 Mei 1230), merupakan seorang adipati Silesia di
Opole dan Racibórz
dari tahun 1211 sampai kematiannya. Ia berasal
dari Wangsa Piast.
Kehidupan awal
Kazimierz adalah putra sulung dan satu-satunya Adipati Mieszko IV Plątonogi dan istrinya Ludmiła, yang diduga adalah putri Bohemia
dari wangsa Přemyslid. Pada tahun 1172/73 ayahandanya telah membagi tanah Silesia dengan kakandanya Bolesław
I dan keponakannya Adipati Jarosław
dari Opole, dan kemudian bertakhta sebagai Adipati Racibórz di Dataran tinggi Silesia.
Sedikit yang diketahui tentang tahun-tahun awal kehidupan
Kazimierz, kecuali kelahirannya sendiri, yang merupakan dalih untuk mendapatkan kesepakatan antara ayahandanya dan
Kazimierz II Sprawiedliwy, yang sejak tahun 1177 memerintah sebagai Adipati Tinggi Polandia telah menggulingkan kakanda Mieszko III Stary.
Kazimierz II bertujuan untuk mematahkan aliansi lama Mieszko
I dengan pamandanya Mieszko III Stary dan sebagai gantinya diberikan kepada adipati Racibórz distrik Provinsi Seniorate di Bytom, Oświęcim dan Pszczyna sebagai hadiah. Setelah kelahiran putra Mieszko dan ahli waris,
Kazimierz II merlaku sebagai ayah angkat putra yang juga bernama sama sepertinya.
Mieszko
I secara signifikan memperbesar wilayahnya, ketika setelah kematian kakandanya Bolesław
I pada tahun 1201 ia menaklukkan Kadipaten
Opole. Putra Bolesław dan ahli waris, Adipati Henryk Brodaty harus menyerahkan tanah
Opole kepada pamandanya dan juga menolak tuntutan warisan apapun terhadap kadipaten Dataran Tinggi Silesia. Setelah kematian pamandanya Miesko III Stary pada tahun 1202, Mieszko juga mengajukan tuntutan ke takhta Kraków, meski ia tidak berhasil sampai tahun 1210.
Bertakhta di Dataran Tinggi Silesia
Mieszko
I meninggal pada tahun 1211. Sementara Leszek Biały, putra
Kazimierz II, menjadi Adipati Tinggi Polandia,
Kazimierz I sepenuhnya siap untuk mengambil alih pemerintahan ayahandanya di Dataran Tinggi Silesia kadipaten-kadipaten
Opole dan Racibórz. Awalnya, ia bergabung dengan koalisi adipati kecil Leszek Biały, Konrad
I dari Masovia, dan Władysław Odonic, yang berjuang melawan politik adipati tinggi Polandia Władysław Laskonogi dan Adipati Henryk Brodaty. Hal ini diungkapkan terutama melalui kerja sama dengan hierarki gereja, terutama Uskup Wawrzyniec
dari Wrocław. Pada tahun 1215, di Kongres Wolbórz,
Kazimierz I memberikan hak istimewa dan imunitas kepada gereja tersebut, yang merupakan asal distrik semi-independen Ujazd, yang merupakan milik Keuskupan Wrocław .
Kerjasama besar
Kazimierz dengan gereja juga memberinya keamanan melawan ambisi tetangganya; namun, ini hanya berfungsi untuk melindungi Racibórz: tanah
Opole bertentangan dengan adipati Dataran Rendah Silesia Henryk Brodaty, dan wilayah Dataran Rendah Polandia Siewierz, Bytom dan Oświęcim diperdebatkan oleh Seniorate di Kraków. Selama pemerintahannya, Adipati
Kazimierz memindahkan kediamannya ke
Opole dan meniru model penguasa sepupunya Henryk Brodaty untuk mendorong pemukim Jerman (Ostsiedlung) di negerinya. Ia memulai proses lokasi perkotaan di bawah hukum kota Jerman di Leśnica (Leschnitz) pada tahun 1217 dan di tanah episkopal uskup-uskup Ujazd pada tahun 1222. Landasan kota lebih lanjut termasuk Biała (Zülz) dan Gościęcin (Kostenthal) pada tahun 1225, serta Olesno (Rosenberg) pada tahun 1226. Proses pemukiman berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi kadipaten
Kazimierz; Namun hal itu sama sekali tidak berkembang seperti di Dataran Rendah Silesia.
Dengan meningkatnya kekuasaan Adipati Henryk Brodaty selama tahun 1220-an, posisi geopolitik
Kazimierz I menjadi lebih rumit. Ia mengambil satu-satunya keputusan yang mungkin: kerja sama yang erat dengan sepupunya
dari Dataran Rendah Silesia. Isi perjanjian tersebut tidak diketahui, tapi yang pasti selama perjalanan Henryk Brodaty melawan Kraków yang tidak berhasil pada tahun 1225, pasukan
Opole-Racibórz bersamanya. Fakta ini membuktikan adanya emigran politik
dari Małopolska setelah tahun 1225 di
Opole-Racibórz (misalnya, wangsa Gryfici). Setelah tahun ini, bantuan para imigran, seperti Clement
dari Brzeźnicy (anggota wangsa Gryfici-yang mengambil sebagian biaya untuk membangun tembok kota
Opole-terbukti baik untuk
Kazimierz I. Aliansi dengan Henryk Brodaty juga memberikan manfaat teritorial Adipati
Opole-Racibórz: pada tahun 1227 sebagai akibat
dari kebingungan yang memerintah di Polandia setelah kematian Adipati Tinggi Leszek Biały,
Kazimierz I mencaplok benteng perbatasan Czeladz.
Kazimierz meninggal tiba-tiba pada tanggal 13 Mei 1230 (meskipun beberapa sejarahwan menempatkan kematiannya satu tahun sebelumnya) dan dimakamkan di biara Czarnowąsy (Czarnowanz), yang dengan murah hati dilindungi olehnya.
Pernikahan dan keturunan
Cukup luar biasa, adipati yang berusia lebih
dari tiga puluh tahun masih belum menikah. Tidak diketahui kapan tepatnya ia menikah, tapi setelah rekonstruksi tanggal kelahiran anak-anaknya, disimpulkan bahwa ini terjadi setelah kematian ayahandanya, antara tahun 1212-1220. Asal-usul yang tepat
dari istri
Kazimierz I Wiolą (meninggal pada tanggal 7 September 1251), tidak diketahui. Penulis sejarah Polandia abad ke-15 Jan Długosz menyatakan bahwa ia berasal
dari Bulgaria. Mereka memiliki empat orang anak:
Mieszko II Otyły (skt. 1220 – 22 Oktober 1246), menggantikan ayahandanya sebagai Adipati
Opole-Racibórz.
Władysław (1225 – 27 Agustus/13 September? 1282), Adipati
Opole-Racibórz
dari tahun 1246.
Więcesławę (skt. 1226/28? – 1 Juli seb. 1230?), biarawati di Czarnowąsy.
Eufrozyna (1228/30 – 4 september 1292), menikah pertama-tama tahun 1257 dengan Adipati
Kazimierz I dari Kuyavia dan kedua tahun 1275 dengan Adipati Mściwój II
dari Pommern (mereka bercerai seb. Agustus 1288).
Setelah
Kazimierz I meninggal, Henryk Brodaty mengambil alih pemerintahan kadipaten dan perwalian resmi putra-putranya yang masih bocah, sementara jandanya Wiolą mengambil alih pengawasan langsung mereka.
Referensi