Dalam fonetik,
Kebulatan vokal ialah bagaimana bibir membulat saat mengucapkan suatu
vokal. Ketika suatu
vokal bulat diucapkan, bibir akan membentuk bukaan yang bulat, dan
vokal takbulat diucapkan dengan bibir yang rileks atau tak membulat. Dalam banyak bahasa,
vokal depan cenderung tak bulat, dan
vokal belakang cenderung dibulatkan. Namun, dalam beberapa bahasa, misalnya bahasa Prancis, Jerman dan Islandia, membedakan
vokal depan yang bulat dan takbulat yang tingginya (tinggi lidah saat mengucapkan) sama, dan bahasa Vietnam membedakan
vokal belakang yang bulat dan takbulat yang tingginya juga sama. Ada juga beberapa bahasa yang inventaris vokalnya tak mempunyai pembedaan
Kebulatan, misalnya bahasa Alekano yang hanya mempunyai
vokal takbulat. Dalam tabel
vokal Alfabet Fonetik Internasional (AFI),
vokal yang bulat muncul sebelah kanan
vokal yang takbulat dan berpasangan dengannya. Diakritik U+0339 ◌̹ combining right half ring below (cincin setengah kanan gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang lebih dan diakritik U+031C ◌̜ combining left half ring below (cincin setengah kiri gabungan di bawah) dapat digunakan untuk pembulatan yang kurang. Sehingga,
vokal [o̜] mempunyai pembulatan yang kurang daripada
vokal [o], dan [o̹] mempunyai pembulatan yang lebih. Diakritik itu juga dapat digunakan pada
vokal yang takbulat, misalnya
vokal [ɛ̜] diucapkan dengan bibir yang lebih lebar daripada
vokal [ɛ], dan
vokal [ɯ̹] diucapkan dengan bibir yang kurang lebar daripada
vokal [ɯ].
Jenis pembulatan
Ada dua jenis pembulatan
vokal, yaitu penonjolan dan pengempaan. Pada pembulatan tertonjol, sudut atau sisi mulut ditarik agak keluar, sehingga membentuk bibir yang tampak bulat. Ia ialah jenis pembulatan yang umum terjadi pada
vokal belakang. Sedangkan dalam pembulatan terkempa, kedua bibir saling ditarik hingga mengempa, sehingga membentuk bibir yang tampak datar secara horizontal dan sedikit bulat.
Rujukan